Posted by Rifan Syambodo
Categories:
Label:
Fakta Perang
,
Perang di Afrika
,
Perang Saudara
Sumber: http://www.bbc.co.uk/
Bentrok antar pasukan terus berlanjut mendekati ibukota Abidjan. |
Sedikitnya 800 orang diyakini tewas di kota barat pantai Gading, Duekoue sepekan ini, kata Komite Internasional Palang Merah (ICRC). Mereka merupakan korban rusuh antar klompok massa, kata lembaga kemanusiaan itu. Ketua delegasi ICRC di Pantai gading menyatakan peristiwa ini sangat menggoncangkan karena skala dan tingkat kebrutalannya.
Sementara sampai akhir pekan pertama April, pertempuran masih berlanjut di ibukota Abidjan antara pasukan yang loyal pada presiden terpilih yang diakui masyarakat internasional, Alassane Ouattara, dengan pendukung presiden yang enggan mundur, Laurent Gbagbo.
'Sangat Ketakutan'
Menurut ICRC, utusan dan relawan dari Palang Merah Pantai Gading telah mengunjungi Duekoue pada hari Kamis dan Jumat untuk mengumpulkan bukti adanya pembunuhan, yang diduga terjadi Selasa sebelumnya.
Juru bicara ICRC, Dorothea Krimitsas, mengatakan pada kantor berita AFP bahwa kondisi sangat gawat. Para utusan, kata Krimitsas, "melihat sendiri jenazah dimana-mana". Mereka membawa 28 jenazah ke rumah jenazah setempat dan banyak lagi yang akan dibawa kesana beberapa hari ini, tambahnya.
Bentrokan antar milisi loyalis Gbagbo-Outtara makan korban ratusan warga sipil tewas |
"Semua bukti mengindikasikan telah terjadi kekerasan antar suku." Ketua delegasi ICRC, Dominique Liengme, menyatakan dalam sebuah pernyataan: "Insiden ini sangat menggoncangkan karena skala dan tingkat kebrutalannya."
Menurut lembaga yang berpusat di Jenewa itu puluhan ribu laki-laki, perempuan dan anak lari dari Duekoue sejak Senin. Kota ini terletak di persimpangan strategis antara Pantai Gading barat dan menjadi wilayah yang dikuasai pendukung pasukan yang setia pada Ouattara, sejak Selasa. Organisasi Migrasi Internasional (IOM) mengatakan warga Duekoue bergerak menuju kota Guiglo yang terdekat karena "sangat ketakutan".
Gbagbo Terpojok
Tentara nasional Pantai Gading hampir tidak memberi perlawanan sejak pendukung Ouattara melancarkan serangan untuk menurunkan paksa Gbagbo, Senin lalu, dan kini bergerak mendekati ibukota. Pendukung Outtara telah menguasai kota di utara ibukota, Yamoussoukro, serta pelabuhan kunci San Pedro.
Meski demikian mereka belum berhasil mengalahkan militer loyalis Gbagbo di kota utama, Abidjan. Pertempuran pecah dimana-mana diluar kompleks istana kepresidenan serta di kantor televisi nasional di distrik Cocody. Pertempuran juga dilaporkan meletus di daerah Plateau serta Agban. Warga Abidjan mengatakan mereka sangat ketakutan dan tidak berani keluar rumah.
Wartawan BBC John James di Bouake mengatakan Gbagbo bersembunyi di rumah mewah kepresidenan yang dijaga ketat bersama pada sekutu terdekatnya yang masih tersisa serta pasukan Pengawal Republik. "Laurent Gbagbo tidak akan kemana-mana. Dia adalah presiden terpilih Pantai Gading dan akan menjabat lima tahun lagi," kata juru bicara Gbagbo dari partai Fron Populer Pantai Gading (FPI).
Sebaliknya juru bicara Outtara, Patrick Achi, mengatakan tak ada lagi tawaran berunding untuk Gbagbo agar mundur dengan damai. "Dia harus diseret ke pengadilan kriminal internasional. Itu satu-satunya pilihannya," katanya. Menurut wartawan BBC sudah banyak pihak bertanya-tanya kapan Gbagbo akan benar-benar mundur setelah membawa negara yang mulanya merupakan perekonomian terbesar kedua di Afrika itu ke tubir kehancuran karena mempertahankan jabatan presiden.
Artikel Lainnya:
No Response to "800 Orang Tewas Dalam Pembunuhan di Pantai Gading"
Posting Komentar