Previous Next
  • Perang Teluk

    Invasi Irak ke Kuwait disebabkan oleh kemerosotan ekonomi Irak setelah Perang Delapan Tahun dengan Iran dalam perang Iran-Irak. Irak sangat membutuhkan petro dolar sebagai pemasukan ekonominya sementara rendahnya harga petro dolar akibat kelebihan produksi minyak oleh Kuwait serta Uni Emirat Arab yang dianggap Saddam Hussein sebagai perang ekonomi serta perselisihan atas Ladang Minyak Rumeyla sekalipun pada pasca-perang melawan Iran, Kuwait membantu Irak dengan mengirimkan suplai minyak secara gratis. Selain itu, Irak mengangkat masalah perselisihan perbatasan akibat warisan Inggris dalam pembagian kekuasaan setelah jatuhnya pemerintahan Usmaniyah Turki. Akibat invasi ini, Arab Saudi meminta bantuan Amerika Serikat tanggal 7 Agustus 1990. Sebelumnya Dewan Keamanan PBB menjatuhkan embargo ekonomi pada 6 Agustus 1990...

  • 5 Negara yang Terpecah Akibat Perang Dunia II

    Negara yang terpecah adalah sebagai akibat Perang Dunia II yang lalu di mana suatu negara diduduki oleh negara-negara besar yang menang perang. Perang Dingin sebagai akibat pertentangan ideologi dan politik antara politik barat dan timur telah meyebabkan negara yang diduduki pecah menjadi dua yang mempunyai ideologi dan sistem pemerintahan yang saling berbeda dan yang menjurus pada sikap saling curiga-mencurigai dan bermusuhan. Setelah perang dunia kedua, terdapat empat negara yang terpecah-pecah, antara lain:

  • Serangan Sultan Agung 1628 - 1629

    Silsilah Keluarga Nama aslinya adalah Raden Mas Jatmika, atau terkenal pula dengan sebutan Raden Mas Rangsang. Dilahirkan tahun 1593, merupakan putra dari pasangan Prabu Hanyokrowati dan Ratu Mas Adi Dyah Banowati. Ayahnya adalah raja kedua Mataram, sedangkan ibunya adalah putri Pangeran Benawa raja Pajang. Versi lain mengatakan, Sultan Agung adalah putra Pangeran Purbaya (kakak Prabu Hanyokrowati). Konon waktu itu, Pangeran Purbaya menukar bayi yang dilahirkan istrinya dengan bayi yang dilahirkan Dyah Banowati. Versi ini adalah pendapat minoritas sebagian masyarakat Jawa yang kebenarannya perlu untuk dibuktikan. Sebagaimana umumnya raja-raja Mataram, Sultan Agung memiliki dua orang permaisuri. Yang menjadi Ratu Kulon adalah putri sultan Cirebon, melahirkan Raden Mas Syahwawrat. Yang menjadi Ratu Wetan adalah putri dari Batang keturunan Ki Juru Martani, melahirkan Raden Mas Sayidin (kelak menjadi Amangkurat I)...

  • Perang Dingin

    Perang Dingin adalah sebutan bagi sebuah periode di mana terjadi konflik, ketegangan, dan kompetisi antara Amerika Serikat (beserta sekutunya disebut Blok Barat) dan Uni Soviet (beserta sekutunya disebut Blok Timur) yang terjadi antara tahun 1947—1991. Persaingan keduanya terjadi di berbagai bidang: koalisi militer; ideologi, psikologi, dan tilik sandi; militer, industri, dan pengembangan teknologi; pertahanan; perlombaan nuklir dan persenjataan; dan banyak lagi. Ditakutkan bahwa perang ini akan berakhir dengan perang nuklir, yang akhirnya tidak terjadi. Istilah "Perang Dingin" sendiri diperkenalkan pada tahun 1947 oleh Bernard Baruch dan Walter Lippman dari Amerika Serikat untuk menggambarkan hubungan yang terjadi di antara kedua negara adikuasa tersebut...

  • Perang Kamboja-Vietnam

    Pada tahun-tahun terakhir menjelang kejatuhan saigon tahun 1975, negara-negara anggota ASEAN mencemaskan kemungkinan penarikan mundur pasukan Amerika Serikat dari Asia Tenggara. Ketegangan terus memuncak mengingat ASEAN adalah negara-negara Non-Komunis sedangkan negara-negara Indochina adalah negara komunis. Kemenangan Vietnam pada Perang Vietnam sudah tentu mengkhawatirkan ASEAN ditengah rencana Amerika Serikat untuk mengurangi kehadiran pasukannya yang selama ini secara tak langsung melindungi ASEAN dari invasi komunis ke kawasan tersebut...

Posted by Rifan Syambodo Categories: Label:

Fidel Castro mengupas sebuah teori yang telah sejak lama populer di kalangan kiri maupun kanan. Teori itu menyebut bahwa Bilderberg Group, sebuah organisasi bayangan, telah bertransformasi menjadi semacam pemerintahan global dan mengendalikan berbagai hal. Tidak hanya dalam bidang politik dan ekonomi internasional, bahkan budaya pun tak luput dari kendali organisasi tersebut.

Mantan presiden Kuba berusia 84 tahun itu pada hari Rabu (18/8) waktu setempat menulis sebuah artikel yang "memakan" tiga halaman dari surat kabar milik Partai Komunis Kuba, Granma yang halamannya hanya berjumlah delapan. Castro sebagian besar mengutip mentah-mentah dari sebuah buku terbitan tahun 2006 yang ditulis Daniel Estulin, penulis kelahiran Lithuania.

Dalam bukunya yang bertajuk "Rahasia Kelompok Bilderberg", Estulin menyatakan bahwa kelompok internasional tersebut mengendalikan sebagian besar dunia. Kelompok itu menggelar forum tahunan rahasia yang dihadiri para politikus, cendekia, dan pengusaha ternama sejak organisasi itu pertama kali didirikan pada 1954 di hotel Bilderberg, Belanda.

Castro tidak mengomentari kutipan tersebut dan hanya menyebut Estulin sebagai seseorang yang jujur dan berpengetahuan luas. Castro juga menyebut buku itu "cerita yang fantastis."

Seperti dikutip Castro, buku Estulin menyebut golongan jahat dan para pelobi Bilderberg memanipulasi publik "untuk menciptakan sebuah pemerintahan global yang tidak kenal batasan dan tidak bertanggung jawab pada siapa pun kecuali dirinya sendiri."

Situs internet Bilderberg menyebutkan bahwa para anggotanya "hampir tiga hari mengadakan diskusi secara informal dan rahasia mengenai topik-topik yang dikhawatirkan" setahun sekali. Tapi, kelompok tersebut mengklaim tidak melakukan hal lain.

Bilderberg mengatakan bahwa pertemuan-pertemuan tersebut ditujukan untuk mendorong masyarakat bekerja sama mengatasi permasalahan kebijakan besar.

Yang menarik perhatian para kritikus adalah anggota-anggotanya yang terkemuka. Banyak anggota keluarga Rockefeller, Henry Kissingerm berbagai pejabat senior AS dan Eropa serta pengusaha dan pimpinan media internasional turut bergabung.

Kutipan yang dipublikasikan Castro mengindikasikan bahwa akademi sosialis di Frankfurt School yang hanya diketahui beberapa orang, bekerja sama dengan para anggota keluarga Rockefeller pada 1950-an untuk memuluskan jalan bagi musik rock agar bisa mengendalikan massa dengan mengalihkan perhatian mereka dari hak-hak sipil dan ketidakadilan sosial.

"Orang yang ditugasi memastikan agar rakyat Amerika menyukai the Beatles adalah Walter Lippmann sendiri," demikian ditekankan dalam kutipan itu, merujuk pada seorang filosof politik dan mantan kolumnis surat kabar yang meninggal pada 1974.

"Di AS dan Eropa, banyak konser besar musik rock yang digelar di tempat terbuka dipergunakan untuk meredam rasa tidak suka dari masyarakat," demikian ditambahkan dalam kutipan itu.

Castro memang telah sejak lama mencurigai berbagai rencana di balik layar. Ia selalu mempertanyakan serangan 11 September yang diyakininya dirancang oleh pemerintah Amerika dengan tujuan meraup uang. Yang lebih baru, ia juga menyebut Washington mendalangi penenggelaman kapal Korea Selatan

bulan Maret lalu dan mengambinghitamkan Korea Utara.

Situs Estulin sendiri menyebutkan bahwa serangan 9/11 kemungkinan disebabkan oleh sejumlah bom nuklir kecil. Ia juga menyatakan bahwa CIA dan para pengedar obat terlarang yang mendalangi kecelakaan pesawat yang melintas di atas Lockerbie, Skotlandia, dan kemudian menyalahkan Libya.

Teori konspirasi Bilderberg memang amat populer di berbagai spektrum ideologi, bahkan jika mereka tidak setujua dengan yang ingin dilakukan kelompok itu. Golongan kiri menyebut kelompok itu mempromosikan dominasi kaum kapitalis, sementara sejumlah situs sayap kanan menyebut Bilderberg yang menempatkan Barack Obama untuk memimpin AS agar memuluskan sosialisme.

Sebagian besar tulisan Estulin didasarkan pada laporan Big Jim Tucker, seorang peneliti Bilderberg Group yang menulis di situs-situs sayap kanan.

"Itu cuma materi (cerita) Hollywood, 15 orang duduk dalam sebuah ruangan dan menentukan nasib umat manusia," kata Herbert London, presiden Hudson Institute, sebuah think tank yang bermarkas di New York.

Saat coba dihubungi para hari Rabu, American Friends of Bilderberg tidak mengangkat telepon. Situs internet kelompok tersebut juga tidak menyebutkan nomor kontak.

Sebagian besar tokoh yang jadi anggota Bilderberg adalah orang-orang Yahudi dan Zionis. Pertemuan tahunan digelar di berbagai lokasi di seluruh dunia dan tertutup bagi publik serta pers, meski ada sesi konferensi pers singkat yang biasanya digelar pada pengujung setiap pertemuan untuk menceritakan sebagian topik bahasan dalam istilah umum.

Area resor dan hotel yang menjadi tempat pertemuan mereka selalu disterilkan dari penduduk dan pengunjung, selain itu, wilayah pertemuan dijaga prajurit bersenjata, pengawal, Secret Service, dan polisi setempat. Semua ruang pertemuan dan konferensi dipindai terlebih dahulu agar memastikan tidak ada alat penyadap sebelum setiap pertemuan digelar.

Dalam berita yang dimuat situs Rusia, RT, yang sudah dihapus saat coba diakses oleh SuaraMedia, dipaparkan wawancara dengan Alex Jones, seorang penyiar radio dan pengamat politik. Ia menegaskan bahwa Bilderberg berkeinginan membentuk pemerintahan dunia yang tertinggi. Karena sebagian besar anggotanya Yahudi, maka bisa ditebak bahwa tujuannya adalah membentuk pemerintahan tunggal Yahudi dunia.

"Ada semakin banyak tokoh pemerintahan di berbagai negara Eropa dan Uni Eropa yang menyadari bahwa keputusan sesungguhnya yang mereka ambil dimunculkan pada pertemuan-pertemuan globalis seperti Bilderberg," kata Alex Jones.

Jones menambahkan bahwa Bilderberg Group diam-diam mengatur dan mendirikan Uni Eropa, dan para anggotanya berkeinginan menciptakan pemerintahan dunia.

Karena ada semakin banyak orang yang menyadari agenda ini, maka organisasi-organisasi macam Bilderberg khawatir bahwa hal itu akan mengancam rencana mereka.

"Struktur kekuatan Anglo-Amerika Belanda ini tersembunyi dan menggunakan energi AS dan Inggris untuk menciptakan pemerintahan dunia. Mereka khawatir karena rakyat Amerika dan lainnya sudah menyadari fakta bahwa ternyata mereka dipergunakan sebagai mesin penggerak kekaisaran rahasia ini," kata Jones.

Ia menyebut pertemuan-pertemuan yang digelar organisasi tersebut sebagai pertemuan "komisi mafia". Menurutnya, pertemuan kelompok tersebut digelar per tahun untuk menentukan agenda dunia pada tahun mendatang.

"Dua tahun lalu, saya pergi ke Virginia dan meliput mengenai Bilderberg Group. Dari data intelijen yang kami peroleh, diketahui bahwa terpilihnya Obama memang sudah diagendakan, demikian juga mundurnya Hillary dari kampanye kepresidenan. Hal itu dilakukan dua hari setelah kami mengumumkannya. Kami berhasil mengetahui bahwa Bilderberg Group merencanakan lonjakan harga minyak hingga $150 per barel. Saat itu orang-orang menertawakan kami, tapi terbukti bahwa hal itu memang terjadi," kata Jones.

Jones mengatakan bahwa Bilderberg Group adalah "bentuk tertinggi pemerintahan dunia". Ia menambahkan bahwa Bilderberg menyebarkan propaganda publiknya melalui Forum Ekonomi Dunia Davos dan juga berbagai ajang kemanusiaan lain. (dn/cb/rz/gf/pg)

Sumber: http://suaramedia.com
Posted by Rifan Syambodo Categories: Label:

Bagaimana nasib mantan Presiden AS George W Bush paska meninggalkan kursi kekuasaan?

Seperti diberitakan sebelumnya, Senator Patrick Leavy dari Partai Demokrat yang juga mengepalai Komite Yuridis di Senat AS menyerukan pembentukan "Komisi Kebenaran" untuk menyelidiki dugaan adanya penyalahgunaan wewenang yang dilakukan mantan presiden George W. Bush selama masa pemerintahannya.

Dan sejauh ini telah ditemukan beberapa bukti kuat yang menyatakan Bush telah melakukan kejahatan perang selama masa pemerintahannya.

Tuduhan Pertama: Bush Bantai Nelayan Jepang

Bush, ayah dari mantan presiden George W. Bush, dituduh terlibat dalam aksi terorisme, mafia, dan penjualan obat bius, baik selama menjabat sebagai sebagai pimpinan CIA (1976-1977) maupun ketika menjabat sebagai Wakil Presiden (1980-1988) hingga ketika menjadi Presiden (1989-1992). Selain terbukti terlibat dalam pembunuhan Presiden Kennedy, dia juga dituduh telah melanggar konvensi Jenewa ketika sedang bertugas sebagai pilot pesawat AS selama masa perang. dia dituduh menyerang nelayan yang sedang berada dalam sekoci penyelamat pada saat perang dunia II. Orang terakhir yang menyatakan tuduhan ini adalah mantan diktator Panama dan antek CIA, Jenderal Manuel Noriega, yang pada saat ini sedang menjalani hukuman 40 tahun penjara di Amerika Serikat. "Pembunuh berdarah dingin" adalah julukan yang dia berikan pada Bush ketika dia menceritakan kejadian pembantaian nelayan Jepang yang sedang terapung di sekoci penyelamat. Bush masih tetap menembak mereka semua meskipun mereka sudah mengangkat tangan dan menyerah, hal tersebut terjadi pada 1944. Menurut The Observer, Bush menolak tuduhan tersebut.

Dalam wawancaranya dengan The Observer, Noriega juga menyatakan bahwa Bush bertanggung jawab atas beberapa peledakan di Palestina ketika dia menjabat sebagai pimpinan CIA pada 1976. Peledakan tersebut menghancurkan mobil milik William Drummond, seorang penduduk AS terkemuka yang menghuni Zona Canal. Dia adalah seorang yang cukup tegas dalam menyuarakan kritik dari perundingan AS dan Panama, dan ledakan tersebut konon telah diatur oleh CIA sebagai upaya menekan penduduk AS untuk mengakhiri perlawanan terhadap perjanjian tersebut.

Noriega Berkata, "Kedutaan AS di Panama tidak mengetahui rencana tersebut dan merasa panik…jadi Bush harus menenangkan kedutaan tersebut – dia menciptakan masalah untuk memecahkan masalah lainnya"

Bush menyangkal klaim dari Noriega

Beberapa informasi didapatkan dari diskusi yang dilakukan terhadap William Blum dalam CIA : "Sejarah yang Terlupakan". Pada pertengahan tahun 70 an, CIA mendanai beberapa kelompok teroris kuba seperti Omega 7 dan Alpha 66, yang menggunakan AS sebagai surga keamanan untuk melancarkan serangan terhadap Kuba. Pada 1976, sebuah bom ditemukan di Akademi Musik New York tepat sebelum perayaan Revolusi Kuba dimulai dan peledakan terhadap Lincoln Center setelah tim balet Kuba baru saja mengakhiri pentas mereka.

Jepang menuduh Bush sebagai penjahat perang

Tuduhan ini dilancarkan pada awal 1997. Hal ini merupakan respon dari tindakan AS yang menjebloskan 16 warga jepang dalam penjara yang berada di AS dengan tuduhan kejahatan perang pada Perang Dunia II. Juru bicara kementerian Luar Negeri Jepang menyatakan bahwa 10 orang AS dapat dimasukkan penjara atas tuduhan kejahatan perang dan pelanggaran HAM, dengan urutan nama teratas adalah George W Bush atas pembantaian ribuan penduduk sipil, termasuk ribuan anak anak dalam serbuan ke Irak dan Panama.

Tuduhan Kedua: Gema Lockerbie – Peledakan Pesawat Penumpang Kuba

Tuduhan paling serius yang pernah ditujukan pada CIA adalah peristiwa peledakan pesawat penumpang kuba tepat setelahlepas landas dari Barbados pada 6 oktober 1976. Serangan tersebut, yang disebut-sebut didalangi oleh teroris pengasingan Kuba (CORU), menewaskan 73 orang, termasuk semua anggota Tim Olimpiade Anggar Kuba. Bush menjabat sebagai pimpinan CIA pada waktu itu.

The Guardian melaporkan bahwa eksistensi dari Operasi Trik Kotor merupakan sebuah rencana untuk menyalahkan Kuba atas semua kecelakaan dan kejadian yang terjadi selama John Glenn memprakarsai penerbangan orbit pada 20 februari 1962. hal ini dapat terjadi dengan cara memanufaktur potongan2 bukti yang ada yang dapat membuktikan campur tangan kuba. Bukti2 yang ada mencapai lebih dari 1500 halaman dokumen rahasia yang dirilis oleh Assassination Records Review Board (Dewan Peninjau Catatan Pembunuhan ), sebuah agensi yang memantau laporan-laporan yang terkait dengan pembunuhan Presiden Kennedy pada 1963.

Pada Maret 1962, memorandum tentara AS yang berjudul Possible Actions to Provoke (tindakan tindakan yang dapat dilakukan), mencoba memfitnah Kuba dengan menembak jatuh pesawat AS dan menyalahkannya pihak Kuba. Tindakan ini memberikan bukti2 yang meyakinkan bahwa pesawat tempur Kuba telah menembak jatuh pesawat sipil AS untuk kemudian dapat menyalahkan teroris Kuba.

Memo tersebut juga menawarkan pengembangan strategi kepada teroris Kuba dengan rencana menenggelamkan kapal Kuba dengan rute Florida. Rencana ini merupakan rencana AS sebagai metode untuk mengkudeta pemerintahan Fidel Castro yang populer pada masa itu dan menggantinya dengan mafia dan otokrat yang mendukung rezim Batista hingga revolusi di tahun 1959 meledak.

Tuduhan ketiga: Pembunuhan Orlando Letelier dan Ronni Moffitt

Mantan duta besar Salvador Allende untuk AS, Orlando Letelier dan asistennya, Ronni Moffitt dibunuh pada 21 september 1976, juga ketika Bush menjadi pimpinan CIA. Mereka dibunuh dengan peledak jarak jauh yang menghancurkan mobil Letelier ketika melewati Massachusetts Avenue. Allende President Marxist pertama yang dipilih secara demokrasi yang diusir paksa oleh operasi berdarah CIA yang berlatar belakang kudeta berakhir dengan pembunuhan atas dirinya. Serangan pada Letelier pada akhirnya dihubungkan dengan CORU.

Selama 4 bulan pembentukannya pada 1976, CORU mengklaim telah membunuh 76 orang di Utara dan Selatan Amerika. CORU juga disinyalir sebagai pendukung utama CIA. Anggota CORU juga mempunyai hubungan dekat dengan DINA, polisi rahasia Chili. Banyak anggota CORU juga bekerja dengan pergerakan kontra teroris CIA di nikaragua.

Di bawah kepemimpinan Bush, CIA mengeluarkan laporan palsu yang tidak hanya membersihkan kediktatoram militer Chili namun juga memberikan arah yang salah kepada penyelidikan FBI. Penafsiran gadungan oleh CIA tersebar melalui banyak media massa pada saat itu, termasuk Newsweek.

Dalam laporan sebanyak 21 halaman kepada kongres pada 18 september 2000, CIA secara resmi mengakui untuk pertama kalinya bahwa otak serangan teroris, ketua intelejen Chili Manuel Contreras, merupakan aset dari CIA. Laporan tersebut baru dikeluarkan hampir 24 tahun setelah pembunuhan Letelier dan Moffitt. Dalam laporannya yang baru, CIA juga mengakui bahwa mereka berkonsultasi dengan Contreas pada oktober 1976 mengenai pembunuhan tersebut.

Bush, yang ketika itu adalah kandidat Presiden dari Partai Republik, tidak pernah menjelaskan perannya dalam mengarang cerita palsu yang mengalihkan perhatian publik dari teroris yang sebenarnya. Bush juga tidak pernah menjelaskan apa yang dia ketahui tentang operasi intelejen Chili saat mendekati hari terbunuhnya Letelier dan Moffitt. Pada 1988 Parry mengatakan bahwa ketika Wakil Presiden Bush sedang mengutip pekerjaan CIA nya sebagai bagian penting dari pengalamannya ketika berada di pemerintahan, dia mengajukan pertanyaan mengenai apa tindakan yang Bush lakukan ketika peristiwa pembunuhan tersebut terjadi, kepala staff Bush, Craig Fuller, membalas dengan mengatakan, "Bush tidak akan berkomentar lebih jauh tentang permasalahan yang diajukan dalam surat tersebut."

Tuduhan Keempat : Terlibat Dalam Terorisme Italia

Pada Februari 2000, menurut The Guardian, Bush memberikan bukti dalam percobaan terorisme, di tengah-tengah klaim bahwa CIA mengetahui apa yang terjadi pada peledakan Italia 30 tahun yang lalu. 4 orang tersangka Neo-Fasisme dituduh memasang bom di Milan yang menewaskan 16 orang. Hal itu menjadi sebuah pemahaman umum bahwa peledakan tersebut dan serangan-serangan setelahnya, seperti pembantaian rel Bologna pada 1980, merupakan bagian dari strategi tekanan untuk mengacaukan stabilitas negara dan untuk mengurangi dukungan kepada Partai Komunis. Salah seorang tersangka dituduh, seperti ayahnya, sebagai informan CIA. Seorang hakim penyelidik, Guido Salvini menyatakan bahwa agen-agen AS bertanggungjawab atas munculnya strategi politik seperti itu, meskipun mereka tidak sepenuhnya turut campur secara langsung, namun melalui organisasi-organisasi yang jika dilacak tidak dapat merujuk ke arah mereka.

Nampaknya, permasalahan utama dalam sidang tersebut adalah bagaimana agen AS sangat mengetahui rencana pemboman tersebut namun tidak melakukan apa apa, bahkan lebih buruk menurut media massa, mendukungnya. Dengan demikian sidang memutuskan untuk memanggil pimpinan CIA pada 1960 hingga sekarang, termasuk Bush, untuk bersaksi. Berdasarkan buku Puppet Masters : The Political Use of Terrorism in Italy oleh Phillip Willan (Constable, London, 1993), Bush mempunyai hubungan dengan Lucio Gelli, ketua P2 pondok kebatinan yang kurang begitu populer. Gelli berkata dalam sebuah wawancara bahwa dia hanya pernah menemui Bush pada 1981, tidak ketika Bush menjabat sebagai pimpinan CIA pada 1976, yang kemudian diklaim bahwa dia menghabiskan seminggu penuh dengan George Bush pada saat inagurasinya sebagai wakil presiden tahun 1981. Willan berpikir, "Apa yang mungkin dilakukan dua orang yang baru saja bertemu selama seminggu penuh?"

Dua tahun setelah Bush meninggalkan CIA, Perdana Menteri Italia, Aldo Moro, dibunuh pada Mei 1978, seakan akan oleh Brigade Merah, dan pada September 1978, Paus meninggal dalam keadaan perselisihan. Puppet Masters menggambarkan bagaimana tahap pertama dari terorisme yang terjadi di Italia hingga 1974 sebagai terorisme sayap kanan dan peledakan tanpa pandang bulu terhadap rakyat sipil.

Willan menyatakan bahwa strategi tersebut merupakan hasil dari persetujuan rahasia NATO dalam menghukum tingkat tertinggi dari persekutuan Atlantik – suatu hal yang sangat lekat dengan keterlibatan CIA. Hal itulah kenapa Bush dipanggil untuk memberikan pernyataan dan bukti di Italia.

Satu hal yang dikhawatirkan oleh keluarga Bush adalah pembebasan Jenderal Noriega dari penjaranya di AS. Jika hal ini terjadi, dia dapat menceritakan semua borok CIA dalam hubungannya dengan industri kokain di Amerika Latin dalam hal mempersenjatai dan mendanai kontra teroris di Nikaragua selama 1980. juga terdapat kemungkinan bahwa, pada akhirnya, CIA dan mantan Presiden Bush akan dimintai pertanggungjawabannya atas pembunuhan Letelier di Washington dan atas dukungan mereka terhadap kudeta di Chili yang memberikan tampuk kekuasaan pada Jenderal Pinochet.

Dengan seluruh daftar kekejaman pemerintahan Bush diatas, maka terpilihnya Bush sebagai Presiden AS juga meninggalkan misteri yang cukup besar bagi dunia.

Bahkan beberapa saat sebelum jabatannya selaku Presiden AS berakhir, Bush membongkar rahasia-rahasia AS.

Dia tetap memertahankan kebijakannya di Timur Tengah, namun dia mengatakan penerusnya, Barack Obama, akan mendapat "warisan" masalah berat yang sedang dihadapi Amerika. (ftp/sm) 

Sumber: http://suaramedia.com
Posted by Rifan Syambodo Categories: Label: ,

Paus Pius XII, paus kontroversial dalam era Perang Dunia II mungkin saja telah menyelamatnya ribuan orang Yahudi dengan diam-diam mengamankan visa mereka sehingga mereka bisa lolos dari Nazi Jerman, kata seorang sejarawan.

Paus Pius XII, yang dijuluki "Pausnya Hitler" oleh Yahudi karena diam saja pada saat terjadi Holocaust. Banyak yang mengatur eksodus sekitar 200.000 Yahudi dari Jerman hanya tiga minggu setelah "Kristallnacht," ketika – menurut Yahudi – "ribuan" orang Yahudi dikirimkan ke kamp konsentrasi.

Klaim tersebut dikeluarkan oleh Dr. Michael Hesemann, seorang sejarawan Jerman yang melakukan penelitian di Vatikan untuk Pave the Way Foundation, sebuah kelompok antar-agama yang berbasis di AS.

Ia mengatakan bahwa Kardinal Eugenio Pacelli – yang nantinya dikenal sebagai Pius XII – menulis surat kepada para uskup agung Katolik di seluruh dunia dan mendesak mereka mengajukan visa untuk pada "Katolik non-Arya" dan Yahudi yang memeluk Kristen yang ingin meninggalkan Jerman.

Elliott Hershberg, ketua Pave the Way Foundation, mengatakan: "Semua bukti yang kami temukan sejauh ini mengindikasikan bahwa persepsi negatif yang diarahkan kepada Paus Pius XII tidaklah benar."

Pius XII dikritik karena dianggap tidak secara eksplisit mengecam Holocaust, rezim Nazi, atau mengucilkan Hitler.

Dr. Hesemann mengatakan bukti tambahan itu mengindikasikan bahwa visa tersebut akan diberikan kepada Yahudi pada umumnya yang putus asa menghindari kejaran Nazi.

"Fakta bahwa surat ini membicarakan mengenai Yahudi yang telah berpindah keyakinan dan Katolik non-Arya tampaknya memang hanya selubung belaka," kata Dr. Hesemann.

"Pacelli harus memastikan bahwa mereka tidak menyalahgunakannya untuk propaganda, sehingga mereka bisa mengklaim bahwa gereja adalah sekutu Yahudi."

Imbauan dari Kardinal Pacelli tertanggal 30 November 1938, 20 hari setelah "Kristallnacht".

Kardinal Pacelli bisa mengajukan visa tersebut karena adanya konkordat yang ia tandatangani pada 1933 dengan Nazi yang secara spesifik berisi perlindungan terhadap Yahudi yang berpindah keyakinan menjadi Kristen.

Pada bulan Desember, Paus Benediktus XVI menempatkan Pius satu langkah lebih dekat dengan gelar santo saat ia menyebut Pius orang yang patut dimuliakan, yang berarti gereja yakin Pius menjalani kehidupan heroik yang penuh kebenaran. Diperlukan dua keajaiban untuk melakukan kanonisasi dan menahbiskan Pius sebagai santo, dan Vatikan tengah menyelidiki salah satu yang tidak dapat dipahami.

Sejumlah kelompok Yahudi ingin agar proses tersebut dibekukan hingga Vatikan siap membongkar arsip rahasianya pada 2014 mendatang.

Sir Martin Gilbert, seorang sejarawan Inggris dan seorang pakar Holocaust terkemuka dunia mengatakan bahwa Paus Pius XII seharusnya dianggap sebagai "orang kafir non-Yahudi yang berbudi" oleh Yad Vashem, otoritas Israel untuk mengenang Holocaust.

Matteo Luigi Napolitano, profesor ilmu politik di Universitas Urbino Italia, mengatakan kepada situs Katolik, Zenit, bahwa salah satu surat tertanggal 9 Januari 1939 tersebut bahkan lebih eksplisit.

Surat tersebut juga dikirimkan ke lebih dari 60 prelatur dan instruksinya, yang dituliskan dalam bahasa Latin berbunyi: "Jangan pernah meragukan niatan Tahta Suci dan pemikiran-pemikiran Eugenio Pacelli," kata sang cendekiawan.

Surat tersebut, katanya, berisi: "Jangan hanya terlibat dalam penyelamatan orang Yahudi saja, tapi juga sinagog, pusat-pusat budaya, dan segala hal yang ada hubungannya dengan keyakinan mereka: gulungan Taurat, perpustakaan, pusat budaya dan lain-lain."

Menurut yayasan itu, penjelasan ini amat penting, karena banyak sejarawan yang hanya mengakui upaya Paus Pius XII menyelamatkan Yahudi yang berpindah keyakinan, namun bukti yang ada agaknya menunjukkan hal yang tidak seperti itu.

Yayasan itu menambahkan, "Karena ada banyak pengkritik paus ini yang belum menerima ancaman Nazi yang terbukti terhadap negara Vatikan dan juga nyawa Paus Pius XII secara langsung, mereka agaknya tidak paham bahwa berbohong itu ada perlunya untuk mengirimkan pesan dan memberikan petunjuk verbal."

"Istilah Katolik non-Arya, non-Arya, dan Yahudi Katolik semuanya bermakna Yahudi. Jika dokumen-dokumen yang ada terbongkar, kebohongan ini akan memantik kewaspadaan karena konkordat yang ditandatangani pada 1933 secara spesifik memaparkan mengenai perlindungan terhadap Yahudi yang memeluk Kristen," tambah yayasan tersebut.

Ronald Rychlak, penulis buku "Hitler, Perang, dan Paus" mengakui bahwa penemuan yayasan tersebut "adalah pembenaran lain tentang kebaikan Paus Pius XII dan Gereja Katolik." (dn/id/zt)

Sumber: http://suaramedia.com
Posted by Rifan Syambodo Categories: Label: ,

Data intelijen AS dari dalam Ekuador dipergunakan untuk merencanakan dan mengeksekusi sebuah pengeboman tahun 2008 oleh pasukan Kolombia yang menewaskan seorang kepala gerilyawan Pasukan Bersenjata Revolusioner Kolombia (FARC) di dalam wilayah Ekuador.

Laporan setebal 130 halaman yang disiapkan oleh pemerintah Ekuador tersebut menyebutkan bahwa pasukan AS yang kala itu berbasis di kota Manta di kawasan Pasifik telah membantu pasukan Kolombia untuk menarget Raul Reyes, komandan nomor dua FARC.

Pengeboman pada bulan Maret tahun 2008 tersebut dilancarkan di wilayah perbatasan Ekuador yang bernama Angostura. Hal itu memicu krisis diplomatik di kawasan tersebut. Ekuador dan Kolombia baru saja merajut kembali hubungan diplomatik yang diputuskan oleh Ekuador setelah penyerbuan tersebut.

Kala itu, Washington memiliki pangkalan militer di Manta, sebelah utara Ekuador, dalam sebuah kesepakatan yang memungkinkan AS untk melakukan misi anti obat-obatan terlarang di kawasan tersebut.

Sejak saat itu, Ekuador menghentikan kerjasama Manta dengan AS. Washington kemudian mengalihkan perjanjian dengan Kolombia pada bulan Oktober lalu, memungkinkan pasukan AS untuk melancarkan operasi pemberantasan obat-obatan terlarang dari tujuh pangkalan militer yang tersebar di wilayah Kolombia.

"Data intelijen strategis tersebut diproses di pangkalan militer di Manta adalah hal yang fundamental dalam melacak Raul Reyes sebagai target utama," demikian kata laporan tersebut. "Kesepakatan Manta, yang awalnya ditujukan untuk mengendalikan peredaran obat-obatan terlarang, telah disalahgunakan oleh AS.

Sejumlah pemerintahan kiri Amerika Latin mengungkapkan keberatan terhadap pakta baru AS-Kolombia. Pemimpin Venezuela, Hugo Chavez, mengatakan bahwa penempatan militer AS di pangkalan Kolombia merupakan langkah awal invasi AS terhadap negaranya.

"Kami mengecam keras pakta peperangan antara pemerintahan Uribe dan Obama," kata Chavez dalam komentarnya yang ditayangkan oleh televisi pemerintah. "Kesepakatan tersebut dalam kesepakatan perang, sebuah pakta setan, dan mereka juga membohongi rakyat."

Untuk kedua kalinya dalam satu minggu, Chavez menyerukan kepada militer negaranya dan juga kelompok milisi Venezuela untuk bersiap siaga menghadapi perang untuk melindungi kedaulatan Venezuela terhadap ancaman yang diberikan oleh pasukan AS melalui tanah Kolombia.

"Saya tidak menyerukan sebuah peperangan. Pihak yang telebih dahulu memprovokasi untuk melakukan perang adalah militer kekaisaran AS. Sudah menjadi tugas saya untuk menyerukan kepada segenap rakyat Venezuela untuk bersiap berjuang dan mempertahankan tanah tumpah darahnya," kata Chavez seperti dikutip oleh Dpa.

Kolombia dan AS menandatangani pakta tersebut pada penghujung bulan Oktober. Kesepakatan tersebut memungkinkan AS untuk menempatkan personel militer dengan jumlah maksimum 800 orang, ditambah dengan 600 orang kontraktor di Kolombia. Sebelum kesepakatan tersebut diraih, sudah ada sekitar 71 hingga 210 orang personel militer AS di Kolombia.

Chavez menyatakan bahwa AS akan mempergunakan teknologi yang dipasang di pangkalan-pangkalan tersebut untuk menyerang target-target strategis di Venezuela.

Washington dan Bogota menampik tudingan tersebut, keduanya mengatakan bahwa kesepakatan tersebut hanya ditujukan untuk memerangi perdagangan kokain dan juga kelompok-kelompok kriminal di Kolombia. FARC, yang dicap sebagai organisasi teroris oleh Washington, memperoleh danna operasional dari perdagangan narkoba dan pemerasan.

"Sudah terbukti bahwa kesepakatan Manta dipergunakan untuk tujuan-tujuan berbeda," bunyi laporan tersebut. "Hal-hal yang dicakup adalah obat-obatan terlarang, migrasi dan penyediaan dukungan informasi dan logistik untuk strategi-strategi militer, dalam hal ini ditujukan terhadap pergerakan beresenjata ilegal di Kolombia."

Kolombia, sekutu utama Washington di kawasan Amerika Latin, telah sejak lama menuding negara-negara tetangganya, Venezuela dan Ekuador, tidak melakukan cukup upaya untuk membantunya dalam memerangi FARC. Pada hari Rabu, Kolombia melancarkan protes karena para pemberontak dipuji-puji dalam sebuah forum di Caracas.

Dalam konferensi yang dihadiri kelompok-kelompok kiri tersebut, sebuah pesan video dari komandan FARC, Alfonso Cano. Masih belum jelas apakah para pejabat pemerintahan Chavez menghadiri atau mendukung ajang tersebut. (dn/pc/bc)

Sumber: http://suaramedia.com
Posted by Rifan Syambodo Categories: Label: ,

Seorang hakim federal telah menolak serangkaian argumen yang diajukan oleh tim pengacara kontraktor militer swasta Blackwater yang berusaha membatalkan lima kasus kejahatan perang yang dibawa oleh sejumlah korban Irak melawan perusahaan itu dan pemiliknya, Erik Prince.

Di saat yang sama, hakim memutuskan bahwa pengacara orang-orang Irak itu perlu mengubah dan mengajukan kembali kasusnya untuk memberikan detail yang lebih spesifik mengenai kejahatan itu sebelum sebuah keputusan tentang apakah tuntutan hukum itu akan dilanjutkan dapat dibuat.

Susan Burke, ketua tim pengacara untuk korban dari Irak, mengatakan bahwa ia sangat senang dengan keputusan itu. Sementara juru bicara Blackwater, Stacy DeLuke, mengatakan, "Kami yakin pengacara mereka tidak akan mampu memenuhi standar tinggi yang sesuai dengan opini hakim."

Jeremy Scahill, jurnalis investigative top dan penulis buku: "Blackwater: Bangkitnya Militer Bayaran Terkuat di Dunia", mengatakan bahwa laporan mengenai keputusan itu telah disalahartikan oleh media.

"Apa yang kalian lihat dalam dokumen adalah bahwa itu adalah argumen hukum yang dipikirkan dengan baik oleh Hakim Ellis, di mana ia mengatakan pada Blackwater, Argumen kalian bahwa kalian tidak dapat dituntut sebagai sebuah perusahaan swasta di bawah Statuta Alien Tort adalah salah. Argumenmu bahwa individu atau perusahaan swasta tidak dapat melakukan kejahatan perang adalah salah," jelas Scahill.

"Ini adalah kasus yang berisiko sangat tinggi. Blackwater berjuang keras untuk menyingkirkan kasus itu. Mereka telah membuat argumen bahwa mereka, sebagai sebuah perusahaan, tidak dapat dituntut, bahwa itu akan melanggar hak presiden AS untuk membuat keputusan perang, dan jika Blackwater dieksekusi, maka itu akan membahayakn hak-hak presiden," ujar Scahill.

"Mereka memang mengatakan bahwa sebagai sebuah perusahaan mereka tidak dapat dituntut untuk kejahatan perang karena kejahatan perang hanya dapat dilakukan oleh aktor negara atau bangsa. Dan apa yang kita lihat di sini adalah Hakim Ellis yang konservatif ini mengatakan pada Blackwater, Tidak, itu semua tidak valid," tambahnya.

Bagaimanapun, Hakim Ellis menyulitkan tim pengacara untuk mengembangkan kasusnya ke tahap persidangan selanjutnya.

"Apa yang dikatakan hakim pada Susan Burke dan Pusat Hak-hak Konstitusional, serta pengacara kelompok Irak, "Kalian perlu mengajukan kembali kasus ini dengan lebih banyak bukti, lalu kami akan mengambil alih dari sana."

"Ini sebenarnya merupakan kekalahan yang cukup signifikan bagi Blackwater dan kemenangan bagi tidak hanya bgi orang Irak dalam hal ini, tapi juga bagi tim pengacara dari Pusat Hak-hak Konstitusional yang telah selama puluhan tahun berusaha menerapkan hukum AS terhadap kejahatan yang dilakukan di luar negeri."

Juri federal Carolina Utara mulai menyelidiki kasus kontroversial perusahaan keamanan swasta Blackwater pada bulan November tahun 2008. Perusahaan itu dicurigai telah secara ilegal mengirimkan senjata serbu dan alat peredam bunyi tembakan ke Irak, tersembunyi di dalam kantong-kantong besar makanan anjing.

Di bawah peraturan Departemen Luar Negeri, Blackwater dilarang menggunakan senjata serbu dan peredam bunyi di Irak karena termasuk senjata yang bersifat ofensif dan tidak sesuai dengan peran Blackwater sebagai sebuah perusahaan keamanan swasta yang melindungi misi diplomatik AS.

"Satu-satunya alasan kau memerlukan alat peredam bunyi tembakan adalah jika kau ingin membunuh seseorang," ujar mantan agen intelijen CIA John Kiriakou, konsultan ABC News.

Enam karyawan Blackwater berada dalam penyelidikan oleh juri federal lainnya di Washington DC, terkait dengan penembakan mati 17 warga sipil Baghdad pada bulan September 2007. (rin/me/abc)

Sumber: http://suaramedia.com
Posted by Rifan Syambodo Categories: Label:

Cabang kelompok militan di Yaman mengirim pesan kepada pasukan di seluruh wilayah untuk mempersiapkan diri untuk perang "oleh Yahudi terhadap Iran" yang akan menyebar ke seluruh dunia, menurut sebuah pesan audio terbaru.

Al Qaeda memperingatkan pendukung dan simpatisan untuk mempersiapkan perang baru di Timur Tengah, yang dikatakan menjadi Israel terhadap Iran. Cabang al Qaeda di Yaman, al Qaeda di Semenanjung Arab (AQAP), mengeluarkan pesan audio bulan ini dengan ceramah oleh Saeed al Shehri al di mana ia memberitahu para anggotanya di Timur Tengah bahwa "Apa yang diperkirakan akan terjadi adalah perang yang dimulai oleh orang-orang Yahudi terhadap Iran."

"Israel akan melakukan serangan udara terhadap instalasi nuklir Iran sebagai permulaan," Shehri mengatakan rezim Iran akan mencoba mengambil keuntungan dari serangan Israel terhadap fasilitas-fasilitas nuklirnya itu untuk merebut kota suci Mekkah dan Madinah dengan menyalahkan Arab Saudi karena membantu serangan Israel. Pada gilirannya, Israel akan merebut wilayah di Levant untuk mendirikan "negara Israel yang lebih besar" Penduduk Arab Sunni di Timur Tengah akan tejebak antara "orang-orang Yahudi di Timur Tengah dan Iran di Semenanjung."

Iran akan menyerang instalasi Amerika di Teluk, mendorong proxy di Irak dan Afghanistan untuk menyerang Amerika, dan terlibat dalam kampanye teror global.

Shehri ditahan di Guantanamo selama enam tahun setelah ditangkap di Pakistan pada bulan Desember 2001 sebelum dikirim pulang ke kampung Arab Saudi dan kemudian pindah ke Yaman untuk membantu mendirikan AQAP. Dia telah menjadi ahli strategi kreatif untuk AQAP.

Dalam pesan ini, Shehri mengatakan pada para pasukan bahwa iklim perang ini akan memberikan banyak kesempatan bagi al Qaeda dan bahwa mereka harus mulai merencanakan sekarang bagaimana untuk memanfaatkan konflik. Setiap simpatisan yang memiliki akses ke para pemimpin Arab seperti ke para pangeran House of Saud, misalnya, harus mencari kesempatan untuk membunuh satu dari mereka sebagai semacam tindakan yang mengingatkan pembunuhan "tiran Anwar Sadat" pada tahun 1981. Setiap pilot di angkatan udara atau angkatan udara Saudi Arab yang diam-diam mendukung mereka harus terbang ke dalam ruang udara Israel dan mencoba untuk meledakkan sasaran dengan menghancurkan ke dalamnya.

Al-Qaeda telah secara konsisten mengatakan peperangan antara Israel dan Iran hanya dapat berdampak baik untuk perlawanan global dengan menumpahkan darah dua musuh mereka dan memaksa Amerika untuk berdampinan dengan Israel. Tapi peringatan ini adalah yang paling jelas sejauh ini dan dilengkapi dengan petunjuk yang paling eksplisit tentang cara memanfaatkan konflik baru.

Shehri memberitahu pendukungnya bahwa AQAP siap untuk perang berikutnya. Dia mengatakan "Dewan Syura Mujahidin di Semenanjung Arab" telah mengadakan pertemuan untuk mempersiapkan kekacauan yang akan datang dan siap untuk bertindak. AQAP telah menunjukkan pada tahun lalu bahwa mereka dapat mencapai luar Yaman untuk melaksanakan rencananya ketika mereka mengirimkan pelaku yang mencoba meledakkan Northwest Flight 253 pada Natal tahun lalu. Mereka telah aktif di musim panas ini dalam menyerang petugas intelijen pemerintah Yaman dan menerbitkan Inspire, jurnal al Qaeda pertama dalam bahasa Inggris di Internet. Jenderal James Mattis, komandan Komando Sentral baru, mengatakan kepada Senat minggu ini bahwa Al Qaeda memberikan tekanan yang signifikan terhadap pemerintah Yaman, yang sendiri telah dihadapkan dengan masalah internal lainnya dan bahwa ada "tanda-tanda penurunan kapasitas dari Presiden Yaman Ali Abdallah Saleh untuk mengendalikan situasi. "

Jadi kenapa al Qaeda mau perang lagi? Karena mereka menghitung serangan Israel terhadap Iran akan mendorong Iran untuk menyerang balik terhadap tidak hanya Israel tetapi juga Amerika Serikat. Iran akan menyerang instalasi Amerika di Teluk, mendorong proxy-nya yang berada di Irak dan Afghanistan untuk menyerang Amerika, dan terlibat dalam kampanye teror global.

Di Libanon, Hizbullah dituding juga akan mulai perang lagi, hujan rudal di atas kota-kota Israel utara dan kota-kota dan serangan udara Israel di Beirut dan bahkan mungkin sampai ke Syiria. Iran bahkan mungkin mencoba untuk menutup Selat Hormuz dan mengganggu pasar energi global. Semua kekacauan dan kekerasan ini akan membuat Amerika semakin tidak populer di dunia Islam. (iw/db)

Sumber: http://suaramedia.com
Posted by Rifan Syambodo Categories: Label: ,

Di tengah-tengah laporan tentang penyebaran pasukan barat di sekitar Libya, menteri luar negeri Arab menolak pada Senin (6/6) adanya intervensi militer asing untuk mengakhiri krisis politik di negara kaya minyak tersebut.

Arab mengkonfirmasi "keinginan mereka untuk tidak adanya intervensi asing" di Libya, Menteri Luar Negeri Irak Hoshiyar Zebari mengatakan dalam pembukaan pidato untuk sebuah pertemuan kementerian Arab di Kairo, kantor berita Reuters memberitakan.

Pertemuan tersebut dihadiri oleh para menteri luar negeri dan perwakilan dari 22 negara anggota Liga Arab, berfokus pada kerusuhan di Libya di mana pertempuran di antara para pendukung setia dan para penentang Moammar Gaddafi telah diberitakan membunuh sekitar 2.000 orang.

Kerusuhan tersebut telah memicu Washington untuk mengirim kapal perang masuk ke Mediterania sekitar Libya.

Perdana Menteri Inggris, David Cameron juga telah mengajukan sebuah zona bebas terbang di atas negara Arab tersebut, sebuah proposal yang memenuhi oposisi dari kekuatan kunci barat.

Sebuah kerangka resolusi ditarik oleh para perwakilan Liga Arab menyebutkan bahwa penolakan Arab tentang "adanya interevensi militer asing di Libya" dan menekankan "persatuan dan integritas tanah Libya."

Zebari meminta kepemimpinan Libya untuk mengambil keputusan berani menghentikan kekerasan dan menghormati "hak-hak sah" rakyat.

"Kami berharap bahwa rakyat Libya dapat mengatasi keadaan sulit ini, dan bahwa para pemimpin Libya mengambil sikap berani untuk menghentikan pertumpahan darah dan menghormati keinginan dan hak-hak sah rakyatnya untuk hidup di sebuah negara bebas dan demokratis," ia mengatakan.

Menteri Luar Negeri Oman, salah satu dari negara di mana para pemrotes meledak baru-baru ini, mengatakan pada pertemuan Rabu tersebut adalah pertama kalinya dari sebuah kebangkitan Arab baru."

Berbicara tentang Libya, Youssef bin Alawi bin Abdullah mengatakan bahwa "tidak ada seorangpun yang seharusnya mengganggu dalam urusannya".

Pimpinan Liga Arab, Amr Moussa mengatakan bahwa situasi di Libya "menyedihkan".

Namun, ia tidak menyebutkan adanya prospek intervensi asing dalam pidato pembukaannya pada pertemuan tersebut.

"Tidak benar bahwa kami menerimanya atau kita hidup dengannya," kata Moussa, merujuk pada kerusuhan di negara Arab dan Afrika Utara.

"Kenyataannya adalah rakyat Libya sangat menderita dan menghadapi kekerasan dan berusaha untuk membunuh keinginannya untuk kebebasan," ia mengatakan.

Posisi Arab datang di tengah-tengah kekuatan Barat atas sebuah kemungkinan intervensi militer di Libya.

"Kami percaya bahwa ini masih belum waktunya untuk membuat keputusan apapun atas hal tersebut," Tommy Vietor, seorang juru bicara keamanan nasional AS, mengatakan kepada kantor berita Reuters.

Ia berkomentar tentang sebuah kemungkinan oleh Perdana Menteri Inggris David Cameron untuk sebuah zona bebas terbang di atas negara Arab.

"Pendapat militer saya adalah zona bebas terbang tersebut akan menantang," Jenderal James Mattis, komando Komando Pusat AS, mengatakan.

"Anda akan telah menyingkirkan kemampuan pertahanan udara dengan tujuan untuk memberlakukan sebuah zona bebas terbang, jadi tidak ada ilusi di sini. Akan menjadi sebuah operasi militer – tidak akan hanya mengatakan kepada orang-orang untuk tidak menerbangkan pesawat."

Menteri Pertahanan AS, Robert Gates juga nampaknya enggan untuk menerima proposal tersebut.

"Saya akan mencatatkan bahwa resolusi Dewan Keamanan PBB tidak memberikan kewenangan apapun untuk penggunaan pasukan bersenjata.

"Tidak ada kebulatan suara di dalam NATO untuk penggunaan pasukan bersenjata.

"Dan semacam pilihan yang telah dibicarakan di dalam pers dan tempat lain juga memiliki konsekuensi mereka sendiri dan kedua – dan ketiga – efek perintah, sehingga mereka harus dipertimbangkan dengan sangat hati-hati."

Rusia dan Perancis juga menentang pilihan tersebut.

Sergey Lavrov, menteri luar negeri Rusia, mengatakan bahwa zona bebas terbang "tak berguna" dan bahwa kekuatan dunia harus fokus pada penggunaan sepenuhnya sanksi PBB.

Laurent Wauquiez, menteri Perancis untuk urusan Eropa, menggemakan sebuah posisi yang sama.

"Bagaimana akan berhasil? Tidakkah akan berbalik menyerang kita, dengan orang-orang mengatakan: 'barat sedang mengambil alih karena Libya punya minyak?'"

Cina juga bergabung dalam kekuatan dunia menentang pembentukan sebuah zona bebas terbang di atas negara Arab.

"Kami memberikan sebuah perhatian yang besar pada apa yang terjadi di Libya. Kami berharap bahwa Libaya bisa kembali stabil sesegera mungkin dan masalahnya bisa terselesaikan dengan damai melalui dialog," juru bicara menteri luar negeri Cina Jiang Yui mengatakan.

"Kami berharap bahwa komunitas internasional bisa membuat upaya membangun untuk memastikan bahwa Libya kembali stabil sesegera mungkin." (ppt/oi)

Sumber: http://suaramedia.com
Posted by Rifan Syambodo Categories: Label: ,

Presiden Palestina Mahmoud Abbas sangat curiga terhadap Perdana Menteri Benjamin Netanyahu dan kehilangan kepercayaan dalam niatnya untuk mencapai kesepakatan damai, para pejabat Israel mengatakan kepada Haaretz.

"Saya tahu Netanyahu adalah pragmatis dan semua orang mengatakan pada saya bahwa dia telah berubah," Abbas dilaporkan mengatakan kepada pejabat baru-baru ini. "Tapi saya tidak melihatnya. Saya takut itu Netanyahu yang sama pada tahun 1996. Berapa lama lagi saya dapat mengandalkannya?"

Abbas dilaporkan mengatakan bahwa ia merindukan mantan perdana menteri Ehud Olmert, dengan siapa dia telah "hampir menutup kesepakatan."

Perdana menteri Netanyahu dijadwalkan akan bertemu dengan utusan khusus AS, George Mitchell, pada hari Jumat, menjelang kedatangan Menteri Luar Negeri Hillary Clinton Sabtu malam.

Netanyahu diharapkan untuk memberitahu Mitchell bahwa jika negosiasi dengan Palestina tidak diteruskan, dia akan bersedia untuk mempertimbangkan pembicaraan mengenai perjanjian interim dengan Otoritas Palestina.

Abbas mengatakan bahwa tersisa sangat sedikit waktu untuk mengembalikan proses perdamaian ke jalurnya, menurut para pejabat Israel.

Mereka mengatakan Abbas memberitahu mereka bahwa ia berharap kunjungan Clinton ke wilayah tersebut dan pembicaraannya di Israel akan mencapai terobosan.

"Saya bersedia memberikan Netanyahu satu kesempatan lagi. Tapi kita tidak memiliki lebih dari dua atau tiga minggu. Dan dalam jangka waktu itu, sesuatu harus terjadi," kata seorang pejabat Israel mengutip pernyataan Abbas.

Seorang sumber Israel mengatakan Abbas sangat frustrasi oleh Netanyahu dan perubahan-perubahan kebijakan di Israel, dan terutama oleh "retorika ekstrim" mereka.

Berbeda dengan pernyataan publiknya sebelumnya mengenai kesenjangan yang besar antara posisi dan Olmert, Abbas sekarang mengakui bahwa ia hampir memiliki kesepakatan dengan perdana menteri sebelumnya.

"Olmert dan saya hampir menutup (kesepakatan) atas segala sesuatu. Kami hampir mencapai kesepakatan lisan pada semua masalah," kata seorang pejabat Israel mengutip perkataannya.

Bertanya mengapa ia tidak menerima usulan Olmert, Abbas mengatakan bahwa "ada masalah", mengisyaratkan pada penyelidikan korupsi yang memaksa Olmert untuk mengundurkan diri, kata sumber.

Abbas dan rekan-rekannya Saeb Erekat dan Yasser Abed Rabbo percaya bahwa segala kekerasan yang terjadi di Yerusalem berlangsung dengan persetujuan dan di bawah petunjuk Netanyahu. Mereka mengatakan kepada para pejabat Israel mereka yakin bahwa Netanyahu telah mengirim aktivis kanan jauh ke Bukit Bait dan sedang berusaha untuk mengubah status quo kota.

Abbas mengatakan kepada Israel bahwa ia sangat prihatin bahwa hari Jumat yang tenang dan stabil itu kemudian memburuk menjadi kekerasan. Erekat, kepala tim negosiasi Palestina, berbicara tentang bahaya intifadhah ketiga.

Ajudan Mitchell mencoba mengecilkan ekspektasi apapun tentang kunjungan Clinton. "Tidak ada terobosan dan perbedaan antara para pihak tetap ada," kata pejabat Amerika tersebut.

Dia menambahkan bahwa latar belakang politik, termasuk kemungkinan pemilu PA dalam beberapa bulan berikutnya, membuat kemajuan dengan Palestina semakin sulit.

Netanyahu diperkirakan akan meminta Mitchell dan Clinton untuk menekan Abbas untuk setuju untuk melanjutkan perundingan damai.

Sementara seperti yang diketahui bahwa Netanyahu seringkali merusak perjanjian perdamaian dengan terus mendorong pembangunan ilegal di Palestina serta menghalalkan serangan bertubi-tubi di situs suci Masjid Al-Aqsa. (iw/hz)

Sumber: http://suaramedia.com
Posted by Rifan Syambodo Categories: Label: ,

Pemimpin Agung Iran Ayatollah Ali Khamenei, pada hari Selasa lalu, menuduh Amerika Serikat melakukan tindakan terorisme di wilayah perbatasan dan menggunakan senjata serta uang melawan negara Islam.

Serangan lisan Khamenei tersebut tampaknya akan mengecewakan pemerintahan Presiden AS Barack Obama yang mencari pendekatan ulang dengan Iran setelah tiga dekade yang berdasarkan ketidakpercayaan. Pihak Pentagon mengatakan komentar Khamenei tersebut "sangat ironis" karena Teheran telah melemahkan stabilitas negara tetangga mereka seperti Irak dan Afghanistan.

Khamenei berbicara di satu wilayah barat dekat ke Irak di mana pasukan keamanan sering bentrok dengan pemberontak separatis Kurdi, yang merupakan pemeluk Syiah. Iran juga pernah menuduh musuh Barat mereka berusaha merusuhi dengan mendukung para pemberontak di perbatasan.

"Saya katakan dengan tegas dan sangat disayangkan bahwa di perbatasan kami, perbatasan barat kami, Amerika yang sedang sibuk melakukan konspirasi, mereka sibuk mendorong terorisme" Tutur Khamnei, merujuk ke keberadaan AS di Irak, tetangga bagian Barat Iran.

Menurut Khamenei saat berkunjung ke provinsi Kurdistan, uang, tentara dan organisasi adalah alat-alat yang digunakan oleh Amerika tepat di perbatasan barat Iran dengan maksud untuk melawan sistem Republik Islam. Menurutnya, Iran harus waspada terhadap hal tersebut.

Seperti Turki dan Irak, Iran memiliki minoritas Kurdi yang besar, terutama yang tinggal di bagian barat dan barat daya Iran. Gerilyawan Kurdi yang bermarkas di wilayah pegunungan di Irak yang terpencil, dekat dengan Turki dan Iran, telah lama menjadi sumber ketidakstabilan negara Iran.

Khamenei berbicara sehari setelah Obama mengatakan ia ingin melihat kemajuan serius pada inisiatif diplomatik terhadap Iran pada akhir tahun. Obama juga menunjukan kemungkinan sanksi yang lebih ketat terhadap Teheran untuk memastikan bahwa Iran memahami Amerika Serikat tidak main-main.

Sementara itu, Pihak Pentagon mengatakan pernyataan Khamenei "sangat ironis" mengingat fakta bahwa Iran terus memberikan pembiayaan dan persenjataan untuk merusak usaha Amerika menstabilkan pemerintah di Irak dan Afghanistan.

Menjawab pertanyaan apakah ia secara khusus Iran menyangkal tuduhan bahwa militer AS telah melakukan pembiayaan dalam upaya menggagalkan usaha Iran, juru bicara Pentagon Geoff Morrell menjawab: "saya tidak tahu bahwa kami melakukan hal-hal semacam itu."

Morrell merespon tuntutan pemimpin tertinggi Iran tersebut mengenai pendanaan Amerika Serikat bagi perlengkapan kelompok yang mencoba untuk mengrongrongkan pemerintah Iran. Pasukan Iran berbentrokan dengan separatis Kurdi di perbatasan Irak-Iran .

Dia juga mengatakan pasukan AS "terus mencari, khususnya di Irak,tempat penyimpanan rahasia senjata Iran."

Menurutnya seminggu lalu peledak bertenaga besar produksi Iran sekaligus pemicunya ditemukan di Irak dan tampaknya senjata tersebut ibawa ke Irak baru-baru ini. Pemerintah AS telah lam menuduh Iran menyuplai senjata masuk ke Iraq. Namun, ia juga menyatakan bahwa pasokan senjata tersebut berhenti beberapa bulan terakhir. Meskipun demikian, ia percaya bahwa Iran masih terus mendukung pemberontak Iran, pernyataan ini disangkal pihak Iran.

Morrell merasa bahwa ironis sekali jika Iran menuduh AS ikut campur, ketika sebenarnya selama enam atau tujuh tahun di Irak mereka telah secara konsisten telah mencoba merusak perdamaian dan stabilitas yang telah diusahakan oleh Amerika di Irak.

Washington dan sekutu Barat mereka mencurigai program nuklir Iran ditujukan untuk membuat bom, sebuah tuduhan yang disangkal Teheran. Namun dengan tidak digunakannya pendekataan seperti pendahulunya, George W. Bush Obama telah menawarkan pembicaraan langsung dengan Teheran untuk menyelesaikan sengketa.

Iran mengatakan Washington harus menunjukkan sebuah kebijakan nyata yang menuju ke arah itu. Negara yang bermayoritas Muslim Shia tersebut melihat pengaruh regional AS yang semakin bertumbuh sejak pengusiran dari orang terkuat Sunni, Saddam Hussein di Irak pada tahun 2003, yang memercikan ketidaknyamanan diantara kekuasaan Sunni Arab.

Dalam komentar lainnya yang menekankan kecurigaan yang dalam terhadap Amerika Serikat, Khamenei menyalahkan pasukan AS dalam peristiwa dua pemboman yang membunuh puluhan peziarah Iran di Irak.

Khamenei mendesak rakyat Iran pada hari Senin untuk mendukung kandidat anti-Barat, tanpa terbuka mendukung Ahmadinejad yang merupakan lawan kuat dari kebijakan Barat.

Dalam pidato di Selasa dari Kurdistan, Khamenei mengatakan bahwa Amerika Serikat mempunyai "rencana berbahaya" bagi penduduk-daerah Kurdi. "Dimanapun mereka (Orang Amerika), mereka meletakan cakar mereka yang kotor ke dalam tubuh dari orang-orang Kurdi," ujar Khamenei. (iw/ala/voa)

Sumber: http://suaramedia.com
Posted by Rifan Syambodo Categories: Label: ,

Tak lama lagi, kendaraan akan diijinkan melewati pos pemeriksaan militer Israel paling utara yang memisahkan wilayah Jenin dari komunitas Palestina di Nazareth dan zona agrikultur di utara.

Perubahan dalam status pos pemeriksaan militer itu disebabkan oleh adanya peningkatan fasilitas militer yang dibiayai oleh USAID.

Israel menghabiskan sekitar tiga miliar shekel tiap tahun untuk memperbarui dan memelihara infrastruktur militernya di Tepi Barat, termasuk sebuah renovasi mahal terhadap pos pemeriksaan Huwara di dalam wilayah Tepi Barat, yang dibongkar hanya beberapa bulan setelah dibangun. Infrastruktur permanen lain juga dipasang di pos pemeriksaan kontainer yang terletak di antara Bethlehem dan Ramallah, sementara renovasi dan penyesuaian dilakukan di blokade-blokade jalan Israel di seluruh Tepi Barat.

Pembukaan perbatasan yang telah diperbarui itu dihadiri oleh Wakil Perdana Menteri Israel dan Menteri Pembangunan Regional Silvan Shalom, Menteri Urusan Minoritas Avishay Braverman, utusan khusus Kuartet Timur Tengah Tony Blair dan beberapa pejabat Israel serta perwakilan USAID. Setidaknya dua petinggi Palestina, ketua dewan desa Gilboa dan gubernur Jenin juga hadir dalam pembukaan itu.

Israel sebenarnya tidak berada dalam daftar pemberian bantuan USAID. Namun, menurut situs USAID, "Dengan proyek peningkatan perbatasannya, AS membantu mempermudah pergerakan rakyat dan masuknya barang-barang Palestina, sembari meningkatkan keamanan Israel."

Gubernur Jenin, Musa Kadura, mengatakan akses terhadap kendaraan akan membantu perekonomian lokal, namun ia juga mengekspresikan harapannya bahwa perbatasan itu akan segera dibuka untuk dapat dilewati dengan bebas oleh kedua pihak. Hingga saat ini, warga Palestina yang tinggal di Jenin tidak boleh mengakses perbatasan itu atau memasuki Israel untuk mengunjungi komunitas Palestina di wilayah utara Tepi Barat tanpa ijin dari pemerintah Israel.

Pos pemeriksaan Pasukan Pertahanan Israel (IDF), atau yang sering disebut pos pemeriksaan Israel, adalah sebuah penghalang yang dibangun oleh IDF dengan tujuan untuk meningkatkan keamanan Israel dan pemukimannya, serta mencegah mereka yang ingin menyeberang. Sebagian besar pos pemeriksaan di Tepi Barat tidak berlokasi di perbatasan antara Israel dan wilayah pendudukan Palestina, tapi di seluruh Tepi Barat.

Pos pemeriksaan IDF dikelola oleh polisi militer Israel yang melakukan pemeriksaan keamanan secara rutin terhadap warga Palestina, polisi perbatasan Israel, dan tentara lain.

Banyak warga Palestina, terutama penduduk Tepi Barat, yang mengklaim bahwa terlepas dari tujuan awal penggunaan pos pemeriksaan itu, dalam praktiknya mereka telah melanggar hak rakyat Palestina untuk bergerak dan hak-hak asasi lainnya. Rakyat Palestina juga mengeluhkan penganiayaan dan penghinaan yang sering terjadi di pos-pos pemeriksaan itu.

Dalam laporan Monitor Kemanusiaannya di bulan Februari 2009, PBB telah menyatakan bahwa pos pemeriksaan, yang oleh Israel dibenarkan sejak awal Intifada kedua bulan September 2000 sebagai respon militer sementara atas konfrontasi kekerasan dan serangan terhadap warga sipil Israel, tersebut mulai tampak jelas berubah menjadi sebuah sistem kontrol yang lebih permanen yang secara bertahap mengurangi ruang pertumbuhan dan pergerakan warga Palestina demi keuntungan peningkatan populasi pemukim Israel. (rin/mn/wp)

Sumber: http://suaramedia.com
Posted by Rifan Syambodo Categories: Label:

Tokoh reformis Mohammad Khatami mengatakan bahwa kekuatan lobi Yahudi di AS merupakan rintangan nyata bagi janji perubahan Presiden Barack Obama di Washington.

Dalam wawancara pada hari minggu dengan Newsweek, mantan presiden Iran tersebut mengatakan bahwa dirinya percaya bahwa Obama memiliki niat yang tulus untuk benar-benar mengubah jalan dan tindakan AS, namun dia tidak kuasa untuk melakukan itu karena adanya tekanan kuat dari kelompok pro-Israel.

"Saya rasa Obama benar-benar menginginkan adanya perubahan di dalam negeri AS dan juga hubungan AS dengan seluruh dunia. Pertanyaannya adalah, apakah segala perubahan yang dijanjikan Obama hanya ada di permukaan ataukah perubahan nyata. AS memiliki sisitem permerintahan yang kuat dengan kebijakan dan tradisinya sendiri, kami tidak bisa menghadapkan seseorang untuk mengubah proses pembuatan keputusan."

Menanggapi pernyataan mengenai penghalang utama yang merintangi Obama, Khatami menjawab, "Salah satu rintangan terbesar pastinya adalah Israel dan lobi Zionisnya. Lobi tersebut sangat kuat secara finansial dan juga memiliki pengaruh kuat di media. Mereka dapat dengan mudah menciptakan publikasi negatif dan peperangan psikologis jika sampai mereka melihat kepentingan Israel dalam bahaya," katanya.

Khatami mengatakan bahwa lobi Israel dalam kebijakan AS amat sangat kuat dan telah begitu mengakar. Saking kuatnya, banyak orang yang sampai percaya bahwa ibukota AS yang sebenarnya bukan di Washington, tapi telah dipindahkan ke Tel Aviv.

Akan tetapi, tokoh reformis tersebut mengatakan bahwa Obama harus diberikan waktu untuk menyesuaikan diri, agar tindakannya sam besarnya dengan kiata-katanya. "Saya harap dia memiliki keberanian untuk bertindak berdasarkan gagasannya untuk dapat memberikan perubahan yang sesungguhnya," tambahnya.

Ketika ditanya mengenai pembicaraan AS dengan Iran, Khatami mengatakan bahwa meski luka lama selama berpuluh tahun kejahatan AS masih tetap membekas dalam ingatan Iran, negara tersebut akan bisa memaafkannya jika Washington mau mengambil langkah-langkah praktis untuk menutupi kesalahannya.

"Pandangan negatif mengenai AS di Iran bukan hanya ada di pemerintahan Iran, namun juga bangsa Iran secara umum. Mereka semua mengingat kejadian-kejadian seperti kudeta tahun 1953, juga segala sanksi dan embargo setelah revolusi," katanya.

Dia juga mendesak kubu Washington untuk mengubah pola pikir AS dan menghormati negara-negara lain di dunia.

"AS menganggap diri mereka sebagai saudara tua dari negara-negara Eropa dan dunia industri. AS juga merasa bahwa mereka adalah tuan dari negara-negara Islam dan negara-negara dunia ketiga. Jika sikap ini bisa dirubah, maka kami akan bersedia untuk duduk satu meja dan membahas persamaan tujuan antara Iran dan AS.

Tudingan cengkeraman lobi Yahudi tentunya dibantah oleh pihak Israel. Pada tanggal 4 September 2007, Direktur liga anti penodaan (ADL) Abe Foxman, meluncurkan buku berjudul "Kebohongan" paling mematikan: Lobi Israel dan "mitos" kontrol Yahudi. Dalam bukunya, Foxman memperingatkan kemungkinan "dugaan teori" mengenai pengaruh Yahudi. Dia menggambarkan hal tersebut sebagai pengulangan "desas-desus anti Semit kuno" yang diselubungi oleh penyamaran modern. Foxman bahkan berhasil membuat mantan meenteri luar negeri AS untuk menulis kata sambutan dalam buku tersebut.

Penerbitan buku tersebut juga dilakukan sebagai langkah antisipasi akan beredarnya buku berjudul Lobi Israel dan Kebijakan Asing AS, garapan dua profesor sains politik, Stephen M. Walt dan John J. Mearsheimer yang menyingkapkan tabir lobi Yahudi di AS.

"AS mendukung Israel, bukan karena berdasarkan tekanan politis atau pengaruh Yahudi, namun karena baik partai politik dan seluruh pemimpin nasional kami setuju bahwa rakyat AS memandang dukungan terhadap Israel menguntungkan secara politik dan "benar" secara moral. Para sarjana di universitas-universitas terpandang harusnya malu karena telah menyebarluaskannya."

Argumen dasar Walt dan Mearsheimer sederhana saja: Lobi AS yang mendukung Israel – sebuah lobi Yahudi – sangatlah kuat dan menyetir kebijakan luar negeri AS yang pro-Israel, tapi tidak sesuai dengan kepentingan AS. (dn/ptv/htz)

Sumber: http://suaramedia.com
Posted by Rifan Syambodo Categories: Label: ,

China sekarang mampu menghalangi militer asing dari membantu Taiwan jika kedua belah pihak harus berperang, Departemen Pertahanan Nasional Taiwan mengatakan dalam sebuah laporan yang menyoroti penumpukan militer Beijing yang dengan cepat terus menerus terhadap pulau tersebut meskipun hubungan komersial dan politik juga meningkat.

Dalam edisi terbaru dari tinjauan militer dua tahunan, yang dikeluarkan hari Selasa lalu, kementerian Taiwan berkata China sedang meningkatkan jumlah rudal yang ditujukan pada Taiwan, yang mengatakan sekarang ada total sekitar 1.500. Dikatakan bahwa sikap militer Beijing terhadap Taiwan telah menghambat upaya-upaya untuk membangun rasa saling percaya atau kerja sama antara kedua belah pihak.

Pejabat Taiwan mengatakan dari 1.000 sampai 1.500 rudal jangka pendek dan jarak menengah dikerahkan untuk memukul pulau yang hanya berjarak 160 km (100 mil) tersebut.

"Kami belum mampu membuat kemajuan dalam langkah pembangunan kepercayaan karena China belum melepaskan ide-ide untuk menggunakan kekerasan terhadap Taiwan," kata kementerian.

Dalam wawancara dengan Reuters pada hari Senin, Presiden Taiwan Ma Ying-jeou juga mendesak China untuk melakukan potongan peningkatan jumlah rudal yang ditujukan kepada Taiwan, sebuah isu yang dapat mengancam hubungan perdagangan senilai $ 130 miliar.

Taiwan dan China berkuasa secara terpisah sejak mereka memecah di tengah perang sipil 60 tahun yang lalu, namun Beijing mengklaim pulau yang dipimpin secara demokratis itu sebagai bagian dari wilayahnya dan menegaskan Taiwan akhirnya harus menyatukan dengan daratan China.

Dalam beberapa tahun terakhir, pemerintah China telah menahan ancaman untuk menggunakan kekerasan terhadap Taiwan untuk mencegah kemerdekaan permanen, tetapi belum menolak penggunaan kekerasan dan terus melakukan penumpukan militer yang sebagian ditujukan pada mempersiapkan diri untuk setiap kemungkinan konflik atas Taiwan.

Sementara itu, hubungan kedua negara secara keseluruhan telah meningkat secara signifikan selama 17 bulan ini, sejak Ma Ying-jeou menjabat berjanji untuk mengakhiri permusuhan yang telah lama dengan China. Kedua belah pihak sejak itu meluncurkan penerbangan langsung komersial reguler pertama mereka, dan menegosiasikan kemungkinan perjanjian perdagangan bebas.

Juru bicara untuk China di Kantor Urusan Taiwan dan Departemen Pertahanan Nasional tidak dapat dihubungi untuk berkomentar. Para pejabat China sebelumnya mengatakan bahwa langkah-langkah pembangunan kepercayaan hanya mungkin jika Taiwan mnyetujui bahwa negara itu adalah bagian dari "satu China."

AS, meskipun tidak mempertahankan hubungan diplomatik dengan Taiwan, adalah rekan internasional yang paling penting negara kepulauan itu. AS pada tahun 1979 diwajibkan oleh Undang-Undang Hubungan Taiwan untuk membantu menyediakan senjata pertahanan ke Taiwan, dan AS bisa menjadi penengah jika China menyerang pulau itu.

Taiwan juga berusaha untuk membeli lebih banyak senjata dari AS.

Sementara kemampuan militer China telah berkembang dengan konstan, laporan Selasa adalah yang pertama oleh Kementerian Taiwan yang secara terang-terangan menyatakan bahwa Beijing sekarang memiliki kemampuan untuk menangkis intervensi asing.

Alexander Huang, seorang profesor studi strategis di Universitas Tamkang di Taipei, mengatakan bagian dari strategi Beijing adalah untuk membuat para pemimpin Taiwan lebih liat dengan meyakinkan mereka "bahwa militer asing akan begitu takut membantu Taiwan".

China telah mengklaim kedaulatan atas Taiwan sejak 1949, ketika pasukan Mao Zedong memenangkan perang sipil China dan partai Nasionalis Chiang Kai-shek (KMT) melarikan diri ke pulau itu.

Beijing telah bersumpah untuk membawa Taiwan di bawah kekuasaannya, dengan kekerasan jika perlu, mendorong pasukan Taiwan siaga selama 60 tahun. (iw/wsj/rt)

Sumber: http://suaramedia.com
  • RSS
  • Facebook
  • Twitter
  • Promote Your Blog

Recent Posts

Recent Comments