Posted by Rifan Syambodo Categories: Label: ,
Perang Medan Area yang terjadi di Kota Medan 15 Februari 1947, dinilai lebih menggambarkan sikap kepahlawanan dari beberapa perang lainnya melawan kolonialisme Belanda.

Sekretaris Pusat Sudi Sejarah dan Ilmu-Ilmu Sosial (Pussis) Universitas Negeri Medan, Erond Damanik, mengatakan berdasarkan pengkajian yang dilakukan, maka perang Medan Area tidak kalah penting jika dibanding dengan perang lainnya di Surabaya, 10 November 1945 yang akhirnya memunculkan sebutan "Arek-Arek Suroboyo".


Menurut dia, dari segi lamanya perang dan jumlah korban materil serta nyawa, ternyata Perang Medan Area lebih menggambarkan sikap kepahlawan. Hal ini dapat dilihat dari sejumlah tokoh yang memainkan peran penting dalam perang tersebut.

Tokoh-tokoh yang terlibat sudah lintas batas etnis dan agama, yang ternyata dapat bersatu di kota Medan dalam mengusir kolonialisme. Dengan arti kata, Arek-arek Suroboyo, Bandung Lautan Api, Serangan Umum di Yogyakarta dan Medan Area adalah setara.

"Tetapi perang Medan Area lebih khas, karena semua etnis dapat bersatu di kawasan itu untuk menentang kolonialisme. Dengan begitu, jargon kesatuan kiranya lebih pas untuk menggambarkan keadaan tersebut," kata Erond, malam ini.

Peristiwa Medan Area bermula dari kedatangan tentara Inggris (Sekutu) yang membonceng NICA dengan tujuan meninjau tawanan perang Jepang, namun kemudian beralih untuk membebaskan tawanan.

Selanjutnya tentara sekutu juga membangun kekuatan untuk mengembalikan kekuasaannya yang pernah dirampas oleh Jepang. Pihak Inggris yang seharusnya menjadi penertib malah lebih berpihak kepada Belanda.

Menghadapi situasi semacam itu, rakyat Medan malakukan taktik perimbangan, yang akhirnya terjadilah perlawanan Laskar Rakyat dan Tri melawan sekutu.

Pada tanggal 15 Februari 1947, keluarlah perintah dari markas pertempuran Komando Medan Area (KMA) untuk mengadakan penyerangan serentak terhadap pertahanan musuh di dalam kota.

Diseluruh Medan Area dan seluruh laskar telah siap sedia menjalankan perintah itu dan penyerangan umum adalah merupakan jawaban tegas terhadap pelanggaran-pelanggaran yang terus menerus dilakukan oleh pihak Belanda.

Untuk masing-masing sektor telah ditentukan Komandannya yakni pertempuran di fron Medan Barat dipimpin oleh Mayor Hasan Achmad dari Resimen Istimewa Medan Area atau RIMA.

Pertempuran di front Medan Area Selatan dipimpin oleh Mayor Martinus Lubis dan pertempuran di front Koridor Medan Belawan berasal dari pasukan Yahya Hasan dan Letnan Muda Amir Yahya dari Kompi II Batalyion III RIMA.

Sumber: http://www.waspada.co.id
Share to Lintas BeritaShare to infoGueKaskus

No Response to "Pertempuran Medan Area Gambarkan Kepahlawanan"

Posting Komentar

  • RSS
  • Facebook
  • Twitter
  • Promote Your Blog

Recent Posts

Recent Comments