Posted by Rifan Syambodo
Categories:
Label:
Fakta Perang
,
Perang di Asia
Pemimpin gerakan Fatah, Mahmoud Abbas baru-baru ini dalam statemennya menentang intifadha Palestina melawan rezim Zionis Israel. Bahkan, Abbas tetap menolak dilanjutkannya intifadha anti-Zionis, meski upaya Otorita Ramallah untuk berdamai dengan rezim Zionis menuai kegagalan.
Ironisnya, pernyataan pemimpin otorita Ramallah ini mengemuka di saat berlanjutnya perundingan damai dengan Israel tidak membuahkan hasil apapun, kecuali mempertebal arogansi rezim Zionis dalam melanjutkan aksi brutal terhadap bangsa Palestina.
Sejatinya, rezim Zionis tidak menghendaki terwujudnya perdamaian di Timur Tengah. Israel hanya memperalat perundingan damai untuk mewujudkan ambisinya menjarah Palestina.
Israel dengan berbagai cara berupaya meningkatkan ekspansi di wilayah Palestina. Untuk itu, Tel Aviv berupaya memanfaatkan perundingan damai guna memaksa warga Palestina menerima eksistensi ilegal Israel. Hal ini menunjukkan bahwa proses perundingan damai hanya dijadiakan alat oleh Tel Aviv untuk menutupi realitas kejahatan rezim Zionis.
Eskalasi serangan rezim Zionis ke wilayah Palestina dan penangkapan besar-besaran pejuang Palestina yang dibarengi pembantaian serta pengusiran mereka dari tanah airnya sendiri menunjukkan brutalitas Israel.
Meski mengetahui dampak buruk perundingan damai dengan Israel bagi Palestina, Otorita Ramallah yang berada dalam tekanan Washington tetap menegaskan berlanjutnya perundingan damai dengan rezim Zionis. Padahal strategi muqawama melawan rezim Zionis yang juga merupakan tuntutan mayoritas bangsa Palestina telah mempersembahkan berbagai keberhasilan besar bagi bangsa Palestina. Mundurnya rezim Zionis dari wilayah Gaza pada tahun 2005 lalu, dan kekalahan Israel dalam serangan 22 hari di tahun 2009 merupakan buah hasil perjuangan muqawama Palestina.
Resistensi bangsa Palestina menghadapi rezim Zionis bukan hanya berhasil menghalangi ekspansi rezim Zionis di kawasan, terutama di wilayah Palestina. Lebih dari itu, sebagai sarana untuk memaksa rezim Zionis mundur dari wilayah Palestina.
Di saat muqawama rakyat Palestina berhasil mencapai berbagai keberhasilan signifikan, proses perundingan damai dengan rezim Zionis tidak membuahkan hasil apapun bagi bangsa Palestina, selain meningkatkan brutalitas rezim Zionis. Dalam kondisi demikian, rakyat Palestina sudah tidak bisa lagi berharap kepada Otorita Ramallah yang tidak mau menghentikan perundingan dengan rezim Zionis.
Sejatinya, mayoritas bangsa Palestina menghendaki Otorita Ramallah meninjau kembali kebijakan melanjutkan perundingan perdamaian dengan rezim Zionis, dan mereka menyerukan bergabungnya Otorita Ramallah di barisan muqawama rakyat melawan rezim Zionis. (irib)
Artikel Lainnya:
No Response to "Nasib Perundingan Damai Palestina-Israel"
Posting Komentar