Posted by Rifan Syambodo Categories: Label: ,
1. Umum

Perang Vietnam atau Perang Indochina Kedua adalah perang yang terjadi antara tahun 1957 sampai dengan 1975 di Vietnam. Perang ini merupakan bagian dari Perang Dingin. Dua aliansi yang berperang adalah Republik Vietnam (Vietnam Selatan) dan Republik Demokratik Vietnam (Vietnam Utara). Dalam perang tersebut Vietnam Selatan didukung oleh negara Amerika Serikat, Korea Selatan, Thailand, Australia, Selandia Baru dan Filipina, sedangkan Vietnam Utara yang merupakan negara komunis didukung oleh USSR / Uni Soviet dan China.

Di dalam artikel ini akan menganalisa sebagian dari rangkaian perang Vietnam pada studi kasus pembantaian terhadap ratusan penduduk sipil yang tidak bersenjata, yang dilakukan oleh pasukan Amerika di sebuah desa yaitu My Lai pada tanggal 16 Maret 1968. Sebagian besar penduduk sipil yang menjadi korban pembantaian adalah perempuan dan laki laki tua serta anak–anak. Pembantaian ini menjadi catatan sejarah kejahatan perang Amerika di Vietnam, sehingga mengakibatkan kecaman dunia Internasional, menurunkan kewibawaan Amerika dan menurunkan dukungan dari rakyat Amerika itu sendiri.

Instrumen yang digunakan dalam menganalisa studi kasus pembantaian oleh pasukan Amerika, yang dipimpin oleh Letnan William Calley sebagai komandan peleton 1C adalah Hukum Humaniter Internasional (juga disebut Hukum Perang atau Hukum Konflik Bersenjata) – Konvensi Jenewa 1949 dan Protokol Tambahan I 1977.

2. Latar Belakang.

Pada saat Perang Vietnam, Provinsi Quang Ngai tepatnya di desa Son My Vietnam Selatan dicurigai oleh pasukan Amerika sebagai tempat perlindungan kaum gerilyawan Angkatan Bersenjata Pembebasan Rakyat dari Front Nasional untuk Pembebasan Vietnam (FNPV), yang juga disebut "Viet Cong" atau "VC". Desa Son My oleh pasukan Amerika disebut Pinkville (karena pada peta berwarna merah jambu). Pada serangan tanggal 16 Maret 1968, selain membantai ratusan penduduik sipil, pasukan Amerika juga menghancurkan rumah–rumah yang ada di desa Song My, tepatnya di dusun My Lai. Pasukan Amerika menganggap penting bahwa para gerilyawan FNPV harus dimusnahkan. Oleh sebab itu, mereka tidak mengukur berapa banyak wilayah atau lokasi strategis yang direbut atau dikuasai sebagai suatu sasaran operasi, melainkan berdasarkan "jumlah mayat" penduduk yang dicurigai sebagai gerilyawan FNPV yang terbunuh.

Tujuan operasi pasukan AS menyerang My Lai adalah mencari dan menghancurkan musuh. Namun komandan kompi C yaitu Kapten Ermest Medina merasa tidak jelas tindakan apa yang diambil bila menemukan orang sipil di dusun My Lai. Ada seorang prajurit Kompi C menannyakan kepada komandannya yaitu Kapten Medina mengenai kemungkinan tindakan yang di ambil bila bertemu dengan orang sipil khususnya wanita dan anak-anak. Kapten Medina mengarahkan agar bertindak secara akal sehat, bila mereka bersenjata dan berusaha melawan, maka diperbolehkan menembaknya. Berdasarkan informasi intelijen bahwa dusun My Lai telah diduduki oleh FNPV dan seluruh penduduknya sudah mengungsi.

Pada pagi hari 16 Maret 1968, satu peleton pasukan Amerika yang dipimpin oleh Letnan Willian Calley memasuki dusun My Lai, mereka menemukan sekelompok penduduk yang terdiri dari para perempuan, anak-anak dan laki–laki tua yang sedang melaksanakan kegiatan rutin sehari-hari. Penduduk sipil tersebut kemudian ditembaki secara membabi buta, ada sebagian penduduk dimasukkan ke dalam suatu banker tempat persembunyian, kemudian bunker tersebut dimasukan granat, bahkan banyak para wanita yang diperkosa sebelum dibunuh. Selama serangan, tidak ada suara tembakan atau tidak ada perlawanan dari pihak penduduk sipil yang ada di dusun My Lai. Jumlah korban tewas dalam serangan di dusun My Lai mencapai 500 orang.

Prajurit Amerika mendapatkan doktrin dari atasannya agar dalam laporan hasil operasi tersebut untuk melebihkan perhitungan jumlah korban yang tewas dari pihak FNPV. Dalam perjuangannya, para gerilyawan dari FNPV membaur dengan penduduk sipil, sehingga pasukan Amerika kesulitan membedakan gerilyawan FNPV dan pendudk sipil tersebut. Pasukan Amerika merasa kesulitan menghadapi taktik dari gerilyawan FNPV. Hal lain yang melatar belakangi pembantaian di My Lai adalah ketidakmampuan pasukan Amerika untuk mengejar gerilyawan yang selalu lolos dari penyergapan dan timbulnya rasa takut akan penyergapan balik dari gerilyawan FNPV. Ada kemungkinan pasukan Amerika melampiaskan kemarahannya dengan cara melakukan pembantaian terhadap penduduk sipil yang tidak bersenjata di dusun My Lai.

Pada awalnya, peristiwa pembantaian ini ditutupi oleh Angkatan Darat AS dan dinyatakan sebagai kemenangan menghadapi gerilyawan gerilyawan FNPV. Satu tahun setelah pembantaian di My Lai, masalah ini mencuat di media massa, sehingga menimbulkan kemarahan masyarakat AS. Pada tanggal 29 Maret 1968, Ronald Ridenhour seseorang prajurit dari satuan lain mengetahui pembantaian di My Lai dan memberitahukan kepada Melvin Laird yang menjabat sebagai sekretaris Menteri Pertahanan AS. Para wartawan mengetahui apa yang terjadi, kemudian memberitakan peristiwa tersebut sebagai high lines news. Dengan gencarnya pemberitaan peristiwa pembantaian ini di media masa, menimbulkan protes dari masyarakat Amerika sendiri. Tindakan selanjutnya adalah pihak Angkatan Darat AS melaksanakan penyelidikan terhadap tindakan prajurit Amerika pada perang Vietnam tersebut. Presiden Richard Nixon pada waktu itu memerintahkan untuk mempercepat penarikan kembali pasukan AS dari Vietnam. Pihak Angkatan Darat AS memeriksa 12 personel yang terdiri dari perwira, tamtama dan bintara. Hasil dari penyelidikan dan penyidikan di mahkamah militer menyatakan bahwa Letnan William Calley bersalah dan dihukum seumur hidup. Penjatuhan hukuman ini menimbulkan protes dari para veteran perang dan menuntut untuk membebaskan Letnan Calley.

3. Kronologis

a. Sebelum Kejadian / Data Intelijen
  1. Januari 1968, pada Serangan Tet, serangan-serangan dilakukan di Quang Ngai oleh Batalyon ke-48 dari FNPV. Intelijen militer AS membentuk pandangan bahwa Batalyon ke-48, setelah mengundurkan diri, berlindung di desa Son My.
  2. Informasi intelijen menyatakan bahwa unit 48th Local Force NLF diperkirakan sekitar 200 gerilyawan telah tersebar di sekitar daerah operasi My Lai / Pink Ville.
  3. Banyak penduduk yang menjadi simpatisan Viet Cong sudah meninggalkan My Lai.
  4. Banyak perwira intel AD termasuk yang dari Brigade 11st dan Americal Division percaya bahwa musuh berada dekat My Lai.
  5. Daerah sasaran peleton Letda William Calley kemungkinan akan mendapatkan perlawanan dari Yon Veteran musuh, pada waktu memasuki daerah tersebut.
  6. Bila telah memasuki daerah sasaran, kemungkinan musuh sudah membaur dengan penduduk sipil.
  7. Bukit sebelah Utara dan Barat Laut May Lai-4 kemungkinan merupakan markas komando batalyon musuh.
b. Rencana Operasi.

Tidak ditemukan adanya dokumen tertulis tentang Rencana Operasi Muscatine yang dipimpin oleh Letkol Barker. Kalaupun ada, kemungkinan sudah dimusnahkan. Sedangkan Letkol Barker sudah meninggal dalam kecelakaan heli pada bulan Juni 1968
  1. Operasi dilaksanakan pada tanggal 16 Maret 1968 dan diberlakukan mulai jam 07.30.
  2. Tugas yang diberikan kepada masing–masing kompi adalah sebagai berikut: Kompi A memblokade sebelah utara sungai Diem Diem, sedangkan kompi B dan C bergerak ke Selatan untuk menyerang musuh yang diharapkan mergerak menuju mulut sungai Tra Khuc yang akan disergap oleh kompi A.
  3. Letkol Barker sangat menekankan bahwa VC akan bersembunyi di terowongan yang sangat panjang dan rumit yang terdapat di daerah tersebut dan menyerang dari belakang.
  4. Letkol Barker menugaskan peleton 1 A bergerak ke arah puncak bukit 85 (bukit elephant) dengan tujuan untuk melindungi kompi B dan C.
  5. Kompi C didaratkan dengan menggunakan Helly pada jam 07.30 dan mulai bergerak ke Timur menuju dusun keci My Lai. Perkampungan Son My merupakan target dan sasaran operasi.
c. Pelaksanaan Operasi, 16 Maret 1968.

1. Jam 05.30, Kompi C melaksanakan persiapan embarkasi dengan Helly.

2. Jam 07.30, sebelum helly mendarat, 4 meriam artileri howitser 105 mm mulai melakukan tembakan ke arah area landing zone di dekat My Lai. Pada awal serangan, kompi C Kapten Ernest Medina telah menembak seorang petani yang berada di sawah namun tidak bersenjata.

3. Jam 08.00, Kapten Medina melaporkan hasil serangan awal: 15 orang Viet Cong tewas. Pasukan kompi C menganggap bahwa penduduk di desa My Lai adalah sebagai kombatan Viet Cong yang menjadi sasaran yang sah.

Peleton Letnan Calley dibagi menjadi 3 kelompok dan bergerak dari arah Selatan My Lai 4. Letnan Calley berhasil menemukan beberapa penduduk yang dijadikan sebagai tawanan dan akan di interogasi. Di sisi lain, anak buah Letnan Calley berbeda pendapat dengannya yaitu langsung menembakinya setelah penduduk dikumpulkan. Bahkan prajurit peleton Letnan Calley menembaki apa saja yang bergerak termasuk hewan ternak.

4. Jam 08.30, Kolonel Henderson dan Letkol Barker inspeksi pelaksanaan operasi, kemudian Kapten Medina melaporkan jumlah korban yang tewas yaitu 84 orang.

5. Jam 09.00, seorang pilot helly yaitu Chief Warrant Officer Hugh Thompson terbang di atas My Lai. Thompson melihat banyak mayat dan beberapa penduduk yang menderita kesakitan akibat luka tembak di sekitar desa My Lai. Pilot tersebut berkali-kali melihat lelaki dan perempuan muda ditembak dari jarak dekat. Melihat perlakuan pasukan Amerika terhadap penduduk, kemudian Thompson sangat kecewa dan melaporkan kejadian ini ke markas brigade.

Letnan Calley mengumpulkan penduduk sipil berjumlah sekitar 80 orang yang terdiri dari laki–laki tua, wanita dan balita di sekitar saluran irigasi, di sebelah Timur My Lai. Kemudian Letnan Calley memerintahkan anak buahnya untuk menggiring penduduk tersebut untuk memasuki saluran irigasi. Setelah penduduk dimasukkan ke dalam saluran irigasi, kemudian Letnan Calley memerintahkan prajuritnya untuk menembakinya, namun ada beberapa prajurit menolak perintah tersebut. Salah satu anak buahnya yaitu Paul Meadlo mengikuti perintah Letnan Calley dan menembaki penduduk tersebut sekitar 25 orang. Calley sendiri turut serta dalam pembantaian ini. Bahkan ada seorang anak berumur 2 tahun yang selamat dan berhasil melarikan diri, namun ditangkap kembali oleh Letnan Calley, kemuidian anak kecil tersebut dilempar ke saluran irigasi dan ditembak mati oleh Letnan Calley.

Pliot Hugh Thompson, melihat mayat-mayat di saluran irigasi termasuk beberapa orang yang masih hidup. Dia mendaratkan helikopternya dan menginformasikan kepada Calley untuk menghentikan prajuritnya menembaki penduduk dengan cara tidak manusiawi. Pilot tersebut kemudian mengevakuasi penduduk sipil yang masih hidup. Thompson memerintahkan crew-nya untuk menghalau pasukan Amerika dengan cara menembaknya bila mereka masih menembaki penduduk sipil. Pilot tersebut berhasil mengevakuasi 9 orang termasuk 5 anak-anak dan dibawa ke rumah sakit AD terdekat. Kemudian, Thompson mendarat lagi dan menyelamatkan seorang bayi yang masih merangkul jenazah ibunya.

6. Jam 11.00, Letkol Barker mendapat informasi dari Puskodal bahwa beberapa pilot telah memberitahukan kepada komandan kompinya tentang pembantaian penduduk sipil yang tidak bersalah yang dilakukan oleh anak buahnya. Letkol Barker segera memberitahu XO yang sedang terbang di atas daerah pertempuran untuk menyelidiki peristiwa sebenarnya. Bila laporan kejadian itu benar, maka segera mengambil tindakan untuk mencegah terulangnya kejadian tersebut. Letkol Barker meminta kepastian dari kapten Medina tentang kejadian tersebut yang diinformasikan oleh para pilot. Kemudian Letkol Barker meminta jaminan kepada Kapten Medina kalau memang laporan dari pilot tersebut tidak pernah terjadi. Kapten Medina melaporkan kepada Letkol Barker bahwa tidak ada pembantaian terhadap pendudk sipil. Kemudian Letkol Barker memerintahkan kepada kompi C untuk menghentikan tembakan kepada penduduk sipil.

d. Sesudah Kejadian

Laporan yang dibuat oleh dua perwira Angkatan Darat Amerika yaitu Tom Glen dan Ron Ridenhour yang membuat surat kepada presiden Nixon tentang kejadian pembantaian di desa My Lai, menimbulkan pemberitaan di media masa yang ditanggapi negative oleh masyarakat Amerika Serikat, terutama protes dari para veteran perang Vietnam.

Pada tanggal 17 Maret 1970, mahkamah militer Amerika mengadili 14 perwiranya yang terkait pembantaian My Lai. Hasil penyidikan, Letnan William Calley dinyatakan bersalah telah melakukan pembunuhan terencana dengan memerintahkan penembakan terhadap masyarak sipil. Letnan William Calley semula dijatuhi hukuman penjara seumur hidup, namun dua hari kemudian, Presiden Richard Nixon memerintahkan untuk memebebaskan dari penjara. Keputusan akhir, Letnan William Calley menjalani tahanan rumah selama 3½ tahun di markasnya di Fort Benning, Georgia, kemudian diperintahkan bebas oleh seorang hakim federal.
Bersambung...

Oleh: Letkol Laut (P) Rudhi Aviantara, Komandan KRI Layang - 805, Anggota Dewan Penasehat Harian TANDEF

Sumber: http://www.tandef.net/
Share to Lintas BeritaShare to infoGueKaskus

5 Response to Analisis Perang Vietnam: Latar Belakang dan Kronologis (1)

Anonim
1 Februari 2014 pukul 20.23

Dasar tentara idiot beraninya cuma sama warga sipil..ketemu tentara vitkong paling terkencing-kencing ketakutan..pantas amerika kalah..memalukan

Anonim
1 Februari 2014 pukul 20.28

Dasar tentara idiot beraninya cuma sama warga sipil..ketemu tentara vietkong paling terkencing- kencing ketakutan..pantas saja amerika kalah..memalukan

Anonim
31 Agustus 2014 pukul 23.15

Hmm.

4 Februari 2015 pukul 21.58

Lebih baik berteman dengan rusia daripada amerika...........

7 Januari 2019 pukul 11.45

Luih apik netral

Posting Komentar

  • RSS
  • Facebook
  • Twitter
  • Promote Your Blog

Recent Posts

Recent Comments