Posted by Rifan Syambodo Categories: Label:
Pada 14 Januari 1943, Tokyo Express mengantarkan satu batalion yang dimaksudkan sebagai garda belakang operasi evakuasi yang diberi nama Operasi Ke. Seorang perwira staf dari Rabaul menyertai pasukan untuk memberitahu keputusan Hyakutake untuk mundur. Pada saat yang sama, kapal-kapal perang dan pesawat Jepang dipindahkan ke posisi sekitar kawasan Rabaul dan Bougainville sebagai persiapan untuk melaksanakan operasi penarikan. Intelijen Sekutu mendeteksi gerak-gerik Jepang, namun disalahartikan sebagai persiapan usaha berikutnya Jepang untuk merebut kembali Lanud Henderson dan Guadalkanal.

USS Chicago tenggelam pada 30 Januari dalam Pertempuran Pulau Rennell.
Mayor Jenderal Patch cemas dengan serangan Jepang yang dikiranya akan tiba, dan hanya mengerahkan pasukannya dalam jumlah relatif kecil untuk melanjutkan ofensif terhadap pasukan Hyakutake. Pada 29 Januari 1943, Halsey yang bertindak berdasar info intelijen yang sama, mengirimkan sebuah konvoi logistik ke Guadalkanal dengan dilindungi oleh satu gugus tugas kapal penjelajah. Pesawat pengebom Angkatan Laut Jepang yang melihat gugus tugas kapal penjelajah Halsey langsung menyerangnya pada petang hari itu juga, dan menyebabkan kerusakan berat pada kapal penjelajah USS Chicago. Keesokan harinya, pesawat-pesawat torpedo Jepang kembali menyerang dan menjadikan USS Chicago sebagai sasaran hingga tenggelam. Halsey memerintahkan kapal-kapal yang selamat untuk kembali ke pangkalan. Kapal-kapal lainnya ditempatkan di Laut Koral selatan Guadalkanal, dan diperintahkan untuk bersiap menangkal serangan Jepang berikutnya.

Sementara itu, Angkatan Darat 17 Jepang mundur ke pantai barat Guadalkanal dan hanya meninggalkan unit-unit garda belakang untuk menahan serangan Amerika. Pada malam 1 Februari 1943, 20 kapal perusak dari Armada 8 Mikawa di bawah komando Shintarō Hashimoto berhasil mengevakuasi 4.935 prajurit, terutama dari Divisi 38. Dalam misi evakuasi tersebut, pihak Jepang dan Amerika sama-sama kehilangan 1 kapal perusak yang tenggelam akibat serangan laut dan udara.

Pada malam 4 Februari dan 7 Februari 1943, Hashimoto dan kapal-kapal perusaknya berhasil menyelesaikan misi evakuasi dari Guadalkanal. Selain mengirimkan beberapa serangan udara, tentara Sekutu yang masih mengantisipasi datangnya ofensif skala besar dari Jepang, tidak berusaha menghalangi misi evakuasi Hashimoto. Total tentara Jepang yang berhasil dievakuasi dari Guadalkanal berjumlah 10.652 orang. Pada 9 Februari 1943, Patch baru sadar tentara Jepang sudah tidak ada lagi di Guadalkanal. Guadalkanal dinyatakan dalam dalam keadaan aman, dan peperangan di Guadalkanal berakhir.

Share to Lintas BeritaShare to infoGueKaskus

No Response to "Operasi "Ke""

Posting Komentar

  • RSS
  • Facebook
  • Twitter
  • Promote Your Blog

Recent Posts

Recent Comments