Posted by Rifan Syambodo Categories: Label:
Kejahatan yang melampaui unsur saling mendorong dan mengatasi.

Lao Tze berkata bahwa di dunia ini terdapat unsur saling menghidupi dan saling membatasi. Manusia tidak hanya terbatas menjadi baik dan buruk, didalam diri manusia sendiri secara bersamaan juga terdapat unsur baik dan jahat.

Dao zhi, ikon yang dianggap mewakili perampok, tapi dia berkata pada bawahannya bahwa "perampok juga mempunyai Dao". Katanya lebih lanjut, "Menjadi penyamun harus bijaksana, gagah berani, adil, arif dan berperikemanusiaan." Dengan kata lain, meskipun jadi penyamun tidak boleh bertindak sewenang-wenang, masih harus mematuhi aturan yang ada.

Menengok kembali sejarah PKC, boleh dikatakan penuh dengan penipuan dan pengkhianatan, tidak ada aturan apapun yang mengekang. Misalkan perampok pun mengutamakan "keadilan', bahkan tempat membagi hasil rampokan pun disebut sebagai "ruang berkumpul keadilan untuk membagi pendapatan." Akan tetapi dalam tubuh PKC antara sesama teman jika menemui bahaya, segera saling membongkar, memukul orang yang sudah jatuh, bahkan memfitnah dan mengada-ada.

Contohnya Peng Dehuai. Mao Zedong yang terlahir dari petani, sudah pasti tahu bahwa sepetak tanah tidak mungkin menghasilkan 130.000 kati beras, dan secara pasti tahu bahwa ucapan Peng Dehuai itu jujur. Mao tentunya juga tahu bahwa Peng Dehuai tidak berniat merebut kekuasaannya, bahkan telah menyelamatkan hidupnya. Ketika perang PKC melawan Kuomintang, Peng dengan 20.000 pasukannya mati-matian melawan pasukan Hu Zongnan yang berjumlah 200.000, beberapa kali menolong nyawa Mao Zedong. Namun ketika Peng Dehuai hanya mengritik Mao dengan dua patah kata, Mao segera membuang puisi yang pernah dia buat untuk Peng ke dalam tong sampah. Mao kemudian menvonis mati Peng, dengan demikian dapat dikatakan tak mengenal balas budi bahkan meniadakan rasa keadilan.

PKC memerintah bukannya dengan kebajikan dan kebaikan melainkan membunuh dengan bengis dan kejam, tidak berperikemanusiaan. Sesama anggota saling berperang, bermusuhan, tidak setia. Boleh dikata, komunis telah mengabaikan batas terendah dari "Perampok juga ada Dao-nya', kejahatannya sudah melampaui prinsip saling mendorong dan mengatasi di antara kelima unsur yang berada di alam semesta ini. PKC telah merusak watak manusia wajar secara total. Tujuannya mengacaukan kriteria antara baik dan jahat, mengacaukan aturan alam, sangat pongah dan tak tahu diri. Arogansi ini dengan sendirinya tidak akan terhindar dari akhir kemusnahan.

II. Bertempur dengan Bumi, Melanggar alam, Petaka Tiada Batas

Pertempuran kelas yang berkepanjangan sampai ke alam
Jin Xunhua, seorang siswa lulus SMU pada 1968 di Wu Song, Shanghai menjadi pengurus tetap dari kelompok Hongdahui. Maret 1969, naik gunung turun ke desa di Heilongjiang. Pada 15 Agustus 1969 terjadi air bah, dua tepi sungai mengalami genangan air yang sangat luas, untuk menyelamatkan dua buah tiang listrik hasil kerja timnya, Jin Xunhua melompat ke dalam arus deras hingga kehilangan nyawanya.

Berikut catatan harian Jin Xunhua semasa hidupnya :

Tanggal 4 Juli

Saya sekarang mulai merasakan pertarungan kelas yang sengit dan meruncing di pedesaan. Sebagai seorang prajurit Garda Merah Mao, saya mempersiapkan diri sepenuhnya, menggunakan pemikiran Mao yang tak pernah kalah memberikan pukulan keras yang langsung kepada kekuatan reaksioner, walau harus berkorban juga harus dengan penuh kerelaan. Demi mengukuhkan kediktatoran proletar, lalu giat bertempur! bertempur! bertempur!

Tanggal 19 Juli

Keganasan dan kecongkakan barisan xx, musuh kelas, masih menjadi-jadi. Pemuda terpelajar datang ke pedesaan, untuk ikut serta dalam tiga gerakan dalam revolusi besar yang ada di pedesaan. Pertama dan yang paling sengit adalah, pertarungan kelas. Kita memang seharusnya bergantung pada petani miskin dan petani sedang lapisan bawah, menggerakkan massa, agar kegarangan musuh dapat ditekan. Kita pemuda terpelajar harus senantiasa menjunjung tinggi bendera merah agung ideologi Mao, selalu tidak melupakan pertarungan kelas, selalu tidak lupa pada kediktatoran proletar.

Jin Xunhua bercita-cita memerangi langit bertempur dengan bumi, dan mengubah manusia datang ke pedesaan. Dari catatan hariannya dapat dilihat bahwa alam pikirannya penuh dengan pikiran "bertempur". Dia melaksanakan pemikiran "bertempur dengan manusia" terhadap alam ini, pada akhirnya kehilangan nyawa. Jin Xunhua adalah salah satu contoh dari filsafat bertempur; bersamaan itu tanpa keraguan dia adalah korbannya.

Frederick Engels mengatakan bahwa kebebasan adalah refleksi dari ketidakpastian. Mao Zedong menambahkan: "dan reformasi dunia". Penambahan ini bagai menambahkan biji mata pada lukisan naga. Sesungguhnya hal ini sudah cukup menunjukkan sikap PKC terhadap alam, yaitu mereformasi alam. "Kepastian" yang dikenal komunis adalah materi buta, tidak dapat menjelaskan sumber "hukum/aturan". Mereka beranggapan bahwa dengan mengembangkan pengenalan inisiatif subjektif manusia akan mengerti hukum objektif, sudah dapat menaklukkan alam dan manusia. Komunis telah memporakporandakan Rusia dan Tiongkok, dua bidang "sawah percobaannya".

Lagu rakyat Dayuejin, selama Lompatan Jauh ke Depan, menggambarkan kedunguan dan kebodohan PKC: "Biarkan gunung menundukkan kepala, biarlah sungai menyingkir". Di langit tidak ada raja giok, di bumi tidak ada raja naga. Akulah raja giok, akulah raja naga. Kuperintahkan tiga pegunungan dan lima bukit untuk menyingkir dan membuka jalan, Aku telah datang!"

Partai Komunis datang! Dia telah merusak dunia yang seharusnya harmonis, dia telah merusak keseimbangan alam.
Merusak Alam, Menanggung Sendiri Akibat Buruknya
Partai Komunis China melaksanakan kebijakan pertaniannya dengan bahan pangan sebagai kunci semua programnya. Secara besar-besaran mereklamasi tanah yang tidak sesuai untuk pertanian yaitu tanah pegunungan dan padang rumput; menguruk/menimbun sungai, danau dan laut yang berada di Tiongkok. Apa akibatnya? PKC menyatakan hasil pangan tahun 1952 sudah melebihi hasil pada masa Pemerintahan Nasional, tetapi yang tidak dibocorkan oleh PKC adalah: sampai 1972, total hasil pangan Cina baru melewati total hasil pada dinasti Qing saat pemerintahan Qianlong. Sampai saat ini rata-rata hasil pangan per kapita, masih jauh tertinggal dari masa Dinasti Qing; hanya 1/3 dari masa kejayaan pertanian pada dinasti Song.

Penebangan hutan yang kacau balau dan serampangan, pembendungan sungai, pengurukan laut mengakibatkan lingkungan ekologi di Tiongkok mengalami kerusakan besar. Kini ekosistem di Tiongkok sudah diambang kehancuran. Pemutusan aliran Sungai Hai, Sungai Huang, Sungai Huai dan pencemaran Sungai Yangtze, nadi yang menjadi sandaran hidup bangsa Tionghoa diputus sepenuhnya. Dengan hilangnya padang rumput di Gansu, Qinghai, Mongolia dalam dan Xinjiang ini, menyebabkan gulungan pasir kuning menerjang ke dataran tengah.

Pada tahun1950-an, PKC di bawah pengawasan para profesional Rusia, telah membangun PLTA "Sanmenxia" di Sungai Huang. Aliran listrik yang dihasilkan sampai kini hanya setara dengan yang dihasilkan oleh sebuah sungai berukuran sedang (Sungai Huang adalah sungai terbesar ke-2 di Tiongkok), bahkan menyebabkan timbunan pasir di hulu, dasar sungai menjadi tinggi. Jika terjadi air bah yang agak besar, penduduk di sekitarnya mengalami kerugian besar atas harta dan nyawanya. Tahun 2003, banjir Sungai Wei dengan puncak tertinggi debit airnya 3700 m3 per detik, hanya merupakan banjir biasa yang dialami setiap tiga sampai lima tahun sekali; tetapi bencana yang diakibatkan merupakan bencana yang tak pernah ditemui dalam kurun waktu 50 tahun sebelumnya.

Di Zhumadian, Provinsi Henan telah dibangun beberapa waduk besar. Tahun 1975, penopang tangggulnya beruntun runtuh, dalam waktu singkat selama dua jam, menelan korban 60.000 orang, jumlah total yang meninggal mencapai 20.000 jiwa.

Yang perlu dijelaskan di sini adalah bahwa tindakan sesuka hati PKC terhadap tanah Tiongkok masih berlanjut. Dam besar di Sungai Yangtze, air selatan dipindahkan ke utara. Semua ini menelan biaya yang sangat besar dan bermaksud merubah ekosistem alam. "Melawan bumi" yang berskala menengah kecil macamnya beraneka ragam. Lebih dari itu, ada orang yang mengusulkan jalan tembus di dataran tinggi Qinghai-Tibet dengan menggunakan bom atom, agar lingkungan alam Tiongkok Barat bisa berubah, sifat pongah dan meremehkan bumi ini membuat orang sedunia terbelalak, tetapi tidak jauh dari dugaan orang.

Leluhur kita mengatakan bahwa manusia harus bersikap menerima langit mematuhi bumi, hormat pada alam.

Komunis dengan sikap bertempur dengan langit melawan bumi, bertindak secara serampangan terhadap bumi. Tindakan sewenang-wenang ini bertentangan dengan langit dan bumi; pada akhirnya pasti mendapatkan ganjaran dari langit dan bumi serta hukuman dari alam.

Sumber: http://erabaru.net/
Share to Lintas BeritaShare to infoGueKaskus

No Response to "Komunis Merupakan Kekuatan yang Menentang Alam (2)"

Posting Komentar

  • RSS
  • Facebook
  • Twitter
  • Promote Your Blog

Recent Posts

Recent Comments