Posted by Rifan Syambodo Categories: Label:
Kisah The Rape of Nanking ini dimulai 13 desember 1937 silam dimana bala tentara jepang mulai menduduki Kota Nanking setelah menang melawan Tentara Nasionalis Cina, Tentara Jepang sebenarnya telah memulai men-invasi Cina sejak 1931 hingga 1945, dan mulai masuk ke Nanking pada tanggal 13 Desember 1937 setelah Sebelumnya tentara Jepang juga menguasai Shanghai pada Oktober 1937.

Setelah berhasil menduduki kota Nanking, bala tentara Jepang banyak melakukan tindakan-tindakan yang melanggar hukum kemanusiaan, pemerkosaan, pencurian dan penjarahan hak milik masyarakat Cina adalah tindakan yang terjadi yang dilakukan oleh para tentara Jepang di kota Nanking, serta pembunuhan terhadap para tahanan perang dan warga sipil. sebenarnya tujuan utama tentara Jepang pada saat itu adalah menangkap atau membunuh tentara nasionalis Cina yang menyamar sebagai warga sipil, tentara Jepang banyak salah mengidentifikasikan hal tersebut, sehingga banyak laki-laki warga sipil cina banyak yang dibunuh karena dianggap sebagai enemy combatants’ atau sengaja dibunuh pada saat pembantaian itu berlangsung. Sedangkan banyak dari sebagian besar wanita dan anak-anak juga dibunuh dalam tragedi tersebut, disertai pemerkosaan yang semakin meluas, bahkan banyak kaum wanita dipaksa untuk menjadi jugun ianfu atau semacam pelacur untuk memuaskan hasrat para tentara-tentara Jepang yang memang agak terkenal dalam urusan tersebut, di Indonesia pun ada juga wanita yang dijadikan jugun ianfu oleh tentara jepang.

Situs memorial Pembantaian Nanking
Sebelum waktu itu sebenarnya kota Nanking dijadikan zona aman peperangan, karena banyak dihuni oleh orang-orang ekspatriat yang datang ke Cina untuk melakukan hubungan perdagangan maupun menyebarkan ajaran agama. Nanking Safety Zone dibentuk oleh John Rabe seorang ekspatriat dari Jerman yang tinggal di Cina ketika agresi Jepang dimulai. Karena hubungan Jepang-Jerman pada masa Perang Dunia II merupakan aliansi militer dalam menghadapi Sekutu, akhirnya Pemerintah Jepang setuju untuk tidak menyerang bagian dari kota yang bukan merupakan basis-basis militer strategis.

Namun pada kenyataannya tentara Jepang tidak mematuhi aturan yang telah disepakati oleh Nanking Safety Zone Committee. Menurut perjanjian tersebut tidak ada satu peluru pun yang boleh memasuki kota Nanking tapi tentara Jepang malah memicu kekacauan dengan mengeluarkan tembakan secara membabi buta. Hal tersebut dilakukan oleh tentara Jepang karena mereka memiliki keyakinan bahwa mereka harus menguasai seluruh wilayah Cina, tidak boleh ada yang tersisa. Dalam kekacauan di kota tersebut, beberapa orang terbunuh di dalam safety zone dan pada kenyataannya kejadian itu adalah permulaan dari sebuah tragedi besar dalam sejarah.

Tindakan tentara Jepang tersebut hingga detik ini masih menjadi sebuah perdebatan panjang karena perpedaan penentuan jumlah korban antara Pemerintah Jepang pada insiden The Rape of Nanking dan pendapat dari negara lain di luar Jepang dan China yang mengatakan bahwa korban pada saat pembantaian itu terjadi diperkirakan antara 150.000-300.000 orang. Laporan ini pertama kali dikeluarkan pada bulan Januari 1938, atas dasar adanya keterangan dari saksi mata yang berbeda-beda sedangkan beberapa sumber lain seperti buku Iris Chang's yang berjudul The Rape of Nanking yang sempat menjadi New York Times Bestseller mengatakan korban yang jatuh sebanyak 300.000 orang.

Pembantaian Nanking ini dikenal sebagai The Rape of Nanking di mana ratusan ribu warga sipil dibunuh dan diperkosa secara brutal di kota Nanking yang pernah menjadi ibukota Republik Cina itu, Tragedi dianggap sebagai pembantaian terburuk dalam sejarah manusia karena lebih dari 300.000 orang dan perempuan dibunuh, disiksa dan diperkosa oleh tentara jepang dalam periode ini.
Share to Lintas BeritaShare to infoGueKaskus

No Response to "Kisah The Rape of Nanking"

Posting Komentar

  • RSS
  • Facebook
  • Twitter
  • Promote Your Blog

Recent Posts

Recent Comments