Posted by Rifan Syambodo Categories: Label:
Poster menggambarkan Pengawal
Merah memukul orang-orang,
menghancurkan barang-barang
dan rumah.
Orang Tiongkok sangat menaruh perhatian pada "Dao" (Tao). Pada zaman dahulu seorang raja lalim dijuluki sebagai "Raja Dungu tanpa Dao". Jika mengerjakan sesuatu pekerjaan tidak sesuai dengan standar moral yang telah diakui umum sebagai "tanpa prinsip". Sampai-sampai petani yang memberontak pun mengeluarkan semacam spanduk besar yang bertuliskan "Mewakili langit melaksanakan Dao". Lao Tze mengatakan hanya berdasarkan "Dao"-lah tercipta langit dan bumi.

Akan tetapi hampir seratus tahun ini, roh komunis menyerbu dengan dentuman yang keras, terbentuklah sebersit tenaga yang bertentangan dengan alam dan kemanusiaan, hingga terjadilah berbagai kesengsaraan dan tragedi, juga mendorong peradaban manusia ke jurang kehancuran. Roh komunis ini mengkhianati "Dao" dengan melakukan berbagai macam tindakan yang biadab, melawan langit dan bumi, hingga menjadi semacam kekuatan sangat jahat yang menentang alam semesta.

"Manusia mengikuti bumi, bumi mengikuti langit, langit mengikuti hukum Dao, Dao mengikuti hukum alam". Sejak dahulu orang Tiongkok percaya dan mematuhi bahwa langit dan manusia menyatu, manusia menyatu dengan langit dan bumi, hidup saling bergantung. Aturan langit tidak berubah, mempunyai aturan peredaran, bumi mengikuti ketepatan waktu maka ada empat musim. Manusia menghormati langit dan bumi, berterima kasih dan menyayangi keberuntungan yaitu yang disebut sebagai "peluang, letak geografis yang menguntungkan, dukungan rakyat". Dalam konsep pikiran masyarakat Tionghoa, astronomi, geografi, penanggalan, kedokteran, kesusastraan, sampai kepada struktur masyarakat, semuanya sejalan dengan pengertian ini.

Akan tetapi, komunis mempropagandakan bahwa "Manusia pasti akan menang melawan langit". "Filsafat konflik" komunis meremehkan alam semesta. Mao Zedong berkata, "Berperang dengan langit asyiknya tak terhingga, berperang dengan bumi asyiknya tak terhingga, berperang dengan manusia asyiknya tak terhingga". Mungkin komunis mendapatkan keasyikan yang sesungguhnya, akan tetapi rakyat telah membayar dengan pengorbanan pahit atas kegembiraan ini.

I. Bertempur Melawan Masyarakat, Menghancurkan Kemanusiaan

Kebaikan dan kejahatan diputarbalikkan tanpa perikemanusiaan
Manusia, pertama-tama hidup menurut alamnya, kemudian baru menyesuaikan dengan kondisi sosial masyarakat. "Pada awalnya, watak hakiki manusia adalah baik; semua orang mempunyai rasa belas kasih". Penilaian orang terhadap benar atau salah, baik dan jahat, kebanyakan adalah bawaan lahiriah. Akan tetapi bagi Partai Komunis China (PKC), manusia itu seperti binatang atau bahkan seperti mesin. Apakah itu seorang kapitalis ataupun proletar, dari kacamata mereka semuanya adalah hanya materi.

Tujuan komunis ialah mengendalikan manusia, berangsur-angsur merubah manusia menjadi pemberontak yang revolusioner. Marx berkata, "Kekuatan materi harus dihancurkan dengan kekuatan materi." Marx percaya bahwa sebuah teori, jika sudah menguasai massa, bisa dirubah menjadi kekuatan materi. Menurutnya, seluruh sejarah manusia tak lain adalah perubahan yang terus menerus dari sifat kemanusiaan, dan sifat kemanusiaan itu nyatanya adalah watak kelas. Marx beranggapan bahwa segala sesuatunya tidak ada yang disebut pembawaan sejak lahir. Semuanya dihasilkan dari lingkungan. Dia berpendapat bahwa umat manusia, secara keseluruhannya adalah "individu masyarakat", dia tidak setuju dengan konsep "manusia alam".

Lenin percaya bahwa teori dari Marx tidak mungkin bisa diterapkan secara wajar dalam kelas buruh, harus di indoktrinasi dari luar. Walaupun Lenin telah mencurahkan segala pikirannya, tetap tidak bisa membimbing para buruh merubah konfliknya yaitu dari konflik ekonomi menjadi konflik politik untuk merebut kekuasaan. Maka dari itu dia menaruh harapan pada "Teori refleks bersyarat"-nya Ivan Petrovich Pavlov yang meraih hadiah Nobel. Lenin percaya bahwa teori tersebut mempunyai arti yang sangat penting bagi kelas buruh di seluruh dunia. Lebih-lebih Trotsky berkhayal bahwa "Refleks Bersyarat" tidak hanya bisa merubah seseorang secara batiniah, tetapi juga secara fisik. Sama seperti anjing yang mengeluarkan air liurnya setelah mendengarkan bel makan siang berdering. Membuat tentara maju terus pantang mundur setelah mendengarkan suara pistol, rela mengorbankan jiwa untuk Partai Komunis.

Sejak dulu, orang yakin bahwa dengan giat bekerja bisa mendapatkan imbalan, melalui rajin bekerja membuat hidup serba berkecukupan yang didambakan oleh setiap insan. Sedangkan gemar makan malas bekerja, tidak bekerja tapi mendapatkan, dipandang sebagai tidak bermoral. Komunis sama seperti wabah menyebar ke seluruh negeri. Setelah masuk ke dalam masyarakat, PKC mendorong para preman dan pemalas untuk merampas tanah, dan membaginya. Tindakan semacam ini semuanya dilegalkan secara terang-terangan.

Semua orang mengerti orang yang lebih tua senang jika yang muda itu baik, sedangkan tidak menghormati orang yang lebih tua adalah kelakuan tidak baik. Di jaman dulu pendidikan kaum penganut Konfusius dibagi menjadi pendidikan tingkat atas dan tingkat dasar. Sebelum umur 15 tahun diberikan pendidikan dasar, isi pelajarannya adalah mengenai kesehatan, tingkah laku dan tutur kata. Setelah itu pendidikan tingkat atas dititikberatkan pada moral dan filsafat Konfusius. Akan tetapi komunis dalam gerakan kampanyenya mengritik Lin Biao dan Konfusius serta terhadap martabat guru, telah membuat standar moral tersebut terhapus seluruhnya dari benak generasi muda.

Orang zaman dahulu berkata: "Sekali menjadi guru saya, maka selama hidup saya akan menghormatinya sebagai ayah saya." Apa yang kita saksikan di masa Tiongkok dikuasai oleh Partai Komunis?

Pada 5 Agustus 1966, di salah satu SMA wanita yang merupakan bagian dari Universitas Pendidikan Guru di Beijing, ada seorang guru bernama Bian Zhongyun. Oleh murid-murid wanitanya, dia dipaksa memakai topi tinggi, sekujur badannya disiram tinta, di arak keliling jalanan, dadanya digantungi kartu hitam, dipaksa berlutut, dipukul pakai kayu yang berpaku, disiram dengan air panas serta cara penganiayaan lainnya hingga menemui ajal.

Di salah satu SMA yang merupakan bagian Universitas Beijing, kepala sekolah wanitanya dipaksa oleh murid-murid menabuh ember rusak sambil berteriak "Saya adalah setan dan siluman". Rambutnya digunting habis dengan seenaknya, kepalanya dipukul hingga berdarah, didorong jatuh dan merangkak di tanah.

Semua orang menyetujui bahwa bersih itu baik, sedangkan kotor itu tidak baik. Akan tetapi komunis mempropagandakan bahwa: Orang baik adalah orang yang "sekujur tubuh berlumpur, tangan menjadi kapalan", atau "tangan berwarna hitam, di kaki ada tahi sapinya". Cara berpikir orang semacam inilah yang disebut sebagai berpikiran merah, baru diperbolehkan sekolah di perguruan tinggi, jadi anggota partai, naik pangkat, menjadi penerus komunis yang merah.

Kemajuan umat manusia adalah kemajuan ilmu pengetahuan, akan tetapi di bawah kekuasaan komunis, ilmu pengetahuan menjadi sesuatu yang tidak baik. Para ilmuwan dijuluki sebagai "kaum intelektual busuk", orang yang berkebudayaan harus belajar dari orang yang tak berbudaya, harus menerima didikan lagi dari petani miskin baru bisa memulai kehidupan baru. Demi terlaksananya pendidikan ulang bagi kaum intelektual, para guru dari Universitas Qinghua dikirim ke pulau Liyu di Nanchang, Propinsi Jiangxi. Daerah ini terkenal dengan cacing pengisap darahnya, bahkan kamp rehabilitasi yang semula berada di sana pun terpaksa pindah tempat. Begitu para guru dan dosen serta para intelektual menyentuh air sungai, segera terjangkit penjakit. Semuanya terjangkit cirrhosis hati, busung perut, banyak orang kehilangan kemampuan untuk bekerja.

Khmer Merah di Kamboja yang dihasut oleh Zhou Enlai, meningkatkan penindasan terhadap para ilmuwannya hingga mencapai puncak kesempurnaan. Perlu dilakukan pembentukan kembali bagi siapa pun yang mempunyai pemikiran mandiri, dengan cara pembasmian jiwa sampai pelenyapan jasmani. Dari tahun 1975 hingga 1978, seperempat dari jumlah penduduk Kamboja telah dibunuh. Ada orang yang tidak bisa terhindar dari pembunuhan ini hanya karena di pipinya terdapat bekas kaca mata.

Setelah kemenangan Khmer Merah pada 1975, Pol Pot mulai membangun impian sosialisme, yaitu "surga masyarakat sosialis" yang tidak mengenal adanya perbedaan kelas, tidak ada perbedaan antara kota dan desa, tidak ada mata uang, tidak ada transaksi perdagangan. Pada akhirnya keluarga juga bubar, dibentuk barisan pekerja laki-laki, barisan pekerja wanita. Semua dipaksa bekerja, makan bersama di kuali nasi besar, sama-sama memakai seragam revolusi berwarna hitam atau seragam militer. Suami istri hanya bisa berkumpul satu kali seminggu setelah mengantongi ijin.

Komunis mengatakan dirinya tidak takut dengan langit, tidak takut dengan bumi, berkhayal merubah jagat raya, padahal adalah mengingkari kekuatan dan unsur lurus alam semesta ini. Mao Zedong berkata: "Di setiap abad, berbagai bangsa melakukan bermacam-macam revolusi besar. Membersihkan yang lama, mengganti dengan yang baru, semua itu adalah perubahan besar bagai proses hidup dan mati, berhasil atau musnah. Pemusnahan alam pasti tidak berakhir pada pemusnahan saja, tidak diragukan bahwa disini musnah disana pasti jadi. Saya mengharapkan kemusnahan, sebab musnahnya alam semesta lama dapat diganti dengan alam semesta baru, yang mestinya adalah lebih baik dari alam semesta yang lama!"

Prinsip yang tepat dan layak adalah mengasihi antar sesama, suami istri, anak, ayah ibu, teman, sehingga antar sesama manusia terjalin hubungan yang normal dan terbentuklah masyarakat. Melalui bermacam-macam gerakan politik yang tak pernah berhenti, Partai Komunis China telah merubah manusia menjadi serigala. Bahkan buas dan kejamnya melebihi macan dan serigala. Sebuas-buasnya macan tidak akan memakan anaknya, tetapi di bawah kekuasaan PKC, ayah ibu, anak, suami istri saling membongkar, kasus memutuskan hubungan keluarga terjadi di mana-mana.

Pada tahun 1960-an pada sebuah sekolah dasar di Beijing, seorang guru wanita sewaktu mendiktekan kata-kata baru pada murid-muridnya secara tidak hati-hati meletakkan kata-kata "sosialisme" dan "runtuh" menjadi satu. Kejadian itu dibongkar oleh murid-muridnya. Setelah itu setiap hari dia dikritik dan diganyang, ditempeleng oleh yang laki-laki. Anak perempuannya memutus hubungan dengan ibunya, bagaikan rumput yang mengikuti arah angin politik, dia langsung membongkar ibunya di depan kelas tentang "arah perkembangan baru pertempuran dalam kelas" si ibu. Setelah itu selama bertahun-tahun pekerjaan si ibu guru tersebut adalah membersihkan toilet sekolah.

Mereka yang telah melewati masa Revolusi Kebudayaan tidak akan melupakan kisah Zhang Zhixin saat dipenjarakan. Polisi penjara tanpa perikemanusiaan telah berkali-kali menelanjanginya, tangan diborgol di belakang, dimasukkan ke ruang tahanan pria, dibiarkan diperkosa secara bergilir, yang akhirnya jiwanya terganggu. Meskipun demikian, sewaktu akan dieksekusi, kuatir dia meneriakkan slogan, algojo penjara langsung menekan kepalanya di atas batu bata, tanpa dibius tenggorokannya langsung digorok....

Meskipun penindasan terhadap Falun Gong terjadi baru beberapa tahun belakangan ini, PKC masih tetap menggunakan cara-cara lama yaitu membuat permusuhan dan menghasut terjadinya tindakan kekerasan.

Partai Komunis mengekang sifat hakiki manusia yang baik dan jujur, sebaliknya menghasut, membiarkan dan memanfaatkan sifat jahat manusia untuk memperkuat kekuasaannya. Gerakan yang bersifat jahat berkali-kali dilakukan, sehingga orang yang berhati nurani pun merasa ngeri akan kekerasan itu dan terbenam dalam kebungkaman. Komunis secara sistematik telah merusak hampir semua pengertian umum tentang moral yang ada di alam semesta ini. Konsep "tahu malu akan perbuatan jahat" yang telah dipertahankan manusia selama ribuan tahun telah sirna. Sebaliknya orang menjadi tidak tahu malu berbuat jahat.
Bersambung...

Sumber: http://erabaru.net/
Share to Lintas BeritaShare to infoGueKaskus

No Response to "Komunis Merupakan Kekuatan yang Menentang Alam (1)"

Posting Komentar

  • RSS
  • Facebook
  • Twitter
  • Promote Your Blog

Recent Posts

Recent Comments