Posted by Rifan Syambodo Categories: Label:
Pada suatu waktu, Raja Zhu Chuang karena menang perang, sangat gembira, oleh sebab itu dia mengundang seluruh menteri, panglima dan jenderal berpesta untuk merayakan kemenangan ini, suasana sangat ramai dan gembira, lalu dia memanggil selir Shi, selir kesayangannya yang cantik jelita untuk menuangkan anggur kepada para undangan.

Tiba-tiba angin berhembus dengan kencang menyebabkan semua lilin padam, suasana diruang pesta menjadi gelap gulita. Pada keadaan gelap ini, tiba-tiba ada seseorang yang menarik lengan baju selir Shi mencoba mencuri kesempatan menciumnya, sambil menghindar selir Shi mencopot topi orang yang ingin mencium, lalu selir Shi kembali ketempat raja Zhu dan melaporkan hal ini kepada raja Zhu, “Ada orang yang mencari kesempatan didalam keadaan gelap mencoba mencium saya, saya telah mencopot topinya, silahkan baginda cepat menyalahkan lilin, melihat siapa yang tidak memakai topi dan menghukum orang tersebut.”

Raja Zhu lalu berkata, “Hari ini saya mengundang para hadirin untuk merayakan kemenangan ini, mungkin ada yang minum anggur terlalu banyak sehingga mabuk dan membuat kesalahan, jangan disalahkan, lagi pula para jenderal dan panglima sudah berjasa kepada negara, bagaimana saya bisa menghina mereka?”

Setelah berkata demikian kepada selir Shi, raja Zhu dengan gembira berteriak, “Hadirin sekalian, hari ini saya sangat gembira bisa mengundang kalian meminum anggur, kalian harus minum dengan sepuasnya, silahkan hadirin sekalian melepaskan topi kalian dengan demikian kita bisa merayakannya dengan bebas dan gembira!”

Lalu para panglima dan jenderal semua mencopot topi mereka, kemudian raja menyuruh orang menyalakan lilin, suasa diruang pesta penuh dengan tawa gembira, setelah pesta selesai para hadirin pulang dengan gembira.

Tiga tahun kemudian, Negara Zhi menyerang Negara Zhu, raja Zhu sendiri yang memimpin pasukannya melawan pasukan Zhi.

Di dalam arena pertempuran, raja Zhu melihat diantara pasukan perangnya ada seorang panglimanya selalu tidak memperdulikan keadaan, menyerang di depan mengalahkan semua musuh-musuhnya, semangat perangnya ini mengundang jenderal dan semua prajurit yang lain menjadi bersemangat, berperang mati-matian, melawan musuh dengan gagah berani, semangat ini membuat musuh dengan cepat kalah dan peperangan dimenangkan oleh Negara Zhu.

Setelah perang selesai, raja Zhu memanggil panglima itu menghadapnya, dan bertanya kepadanya, “Saya melihat anda melawan musuh dengan gagah berani, tanpa memperdulikan bahaya yang bisa mengancam nyawamu, selama ini saya merasa tidak ada perlakuan istimewa yang saya lakukan yang bisa membuat anda berjuang habis-habisan tanpa memperdulikan nyawamu.”

Panglima ini berlutut dihadapan raja Zhu menundukkan kepalanya dan berkata,”Tiga tahun yang lalu, hamba dipesta kemenangan karena mabuk melakukan sebuah kesalahan besar, seharusnya dihukum mati, tetapi baginda tidak saja tidak menghukum saya malahan tidak membuat malu membuka kedok saya, hamba sangat terharu, terhadap budi baik baginda hamba akan ingat seumur hidup hamba, mulai saat itu hamba berjanji akan membalas semua budi baginda dengan nyawa hamba yang tidak berharga ini. Oleh sebab itu di peperangan kali ini adalah kesempatan hamba membalas budi baginda, oleh sebab itu tanpa memperdulikan bahaya yang bisa merenggut nyawa hamba, menyerang pihak musuh, hamba rela mati di arena peperangan demi membalas budi baginda. Baginda, saya adalah orang berdosa yang tiga tahun yang lalu, yang topi saya dicopot oleh selir Shi.”

Pengakuannya membuat raja Zhu dan para jenderal yang berada ditempat ini menjadi terharu, raja Zhu turun dari singgasananya membungkukkan badannya memapah berdiri panglima ini, panglima ini menangis dengan tersedu-sedu.

Jika kita bisa dengan tenang menyelesaikan suatu masalah, dapat memilah dari hal yang lebih penting dan besar, tidak karena masalah kecil didepan mata kita sehingga membuat kita terganggu dan pikiran kita menjadi tidak jernih, maka terkadang hal buruk bisa berubah menjadi hal yang baik. (Erabaru/hui)

Sumber: http://erabaru.net/
Share to Lintas BeritaShare to infoGueKaskus

No Response to "Raja Zhu yang Toleran"

Posting Komentar

  • RSS
  • Facebook
  • Twitter
  • Promote Your Blog

Recent Posts

Recent Comments