Posted by Rifan Syambodo Categories: Label:
VII. Masa Reformasi Ekonomi - Kekerasan Tidak Pernah Berubah

Revolusi Kebudayaan merupakan masa yang penuh dengan pertumpahan darah, pembunuhan, kesedihan, tidak jelas mana yang benar dan mana yang salah, hitam dan putih bertukar posisi. Setelah revolusi kebudayaan, kedudukan para pejabat atas bagaikan sebuah pintu putaran, di mana PKC dan pemerintahannya telah mengganti enam pemimpin dalam waktu 20 tahun. Hak kepemilikan swasta kembali lagi ke Tiongkok, perbedaan standar kehidupan di desa dan kota makin jauh, padang-padang pasir semakin banyak, banyak sungai lenyap, obat-obat terlarang dan prostitusi meningkat. Segala "kejahatan" yang tadinya dilarang PKC , kini diperbolehkan kembali.

Kekejaman PKC , sifat-sifat dasar yang licik, aksi-aksi kejahatan, dan kemampuan meruntuhkan negara semakin meningkat. Ketika terjadi pembunuhan massal di Tiananmen pada tahun 1989, komunis menggerakkan tentara-tentara dan mobil-mobil tank untuk membunuh para mahasiswa yang berdemo di Lapangan Tiananmen. Penganiayaan yang keji terhadap para praktisi Falun Gong bahkan lebih buruk. Bulan Oktober tahun 2000, untuk mengambil alih tanah rakyat, pemerintah kota Yulin, propinsi Shaanxi mengerahkan pasukan anti huru hara untuk menembak dan menangkap lebih dari 50 petani. Kekuatan politik pemerintah Tiongkok masih didasarkan pada filsafat komunis tentang perjuangan dan meningkatkan kekerasan. Satu hal yang berbeda adalah menjadi semakin memperdaya rakyat.

Hukum: PKC tidak pernah berhenti menciptakan konflik di antara masyarakat. Mereka telah menjatuhi hukuman kepada sejumlah besar warga negara karena tuduhan sebagai kaum pembangkang, anti-sosialis, anggota unsur-unsur jahat, dan anggota aliran sesat. Sifat dasar totaliter dari PKC terus berlanjut dengan menentang semua kelompok-kelompok masyarakat dan organisasi-organisasi lainnya. Dengan alasan untuk menjaga "stabilitas sosial", komunis secara terus menerus mengganti konstitusi, hukum dan peraturan, dan menganiaya siapa saja yang tidak setuju dengan pemerintah.

Pada bulan Juli 1999, Jiang Zemin telah membuat keputusan sendiri yang bertentangan dengan keinginan dari partai biro yang lain, untuk memusnahkan Falun Gong dalam waktu tiga bulan. Fitnah dan kebohongan kembali menyelimuti negara itu. Setelah wawancara Jiang Zemin dengan sebuah media Perancis "Le Monde" yang mengumumkan Falun Gong sebagai aliran sesat, alat-alat propaganda Tiongkok mengikuti dengan secara cepat menerbitkan artikel yang menekan setiap warga untuk berbalik melawan Falun Gong. Akhirnya, Kongres Rakyat Nasional dipaksa untuk menyetujui suatu "keputusan" yang tanpa suatu kejelasan untuk menangani "aliran sesat"; segera setelah itu Pengadilan Tertinggi Masyarakat dan Pengawas Tertinggi Masyarakat bersama-sama mengeluarkan suatu penjelasan tentang "keputusan" itu.

Pada 22 Juli 1999, Agen Surat kabar Xinhua mengumumkan pidato oleh pimpinan Departemen Organisasi dan departemen Propaganda PKC yang secara umum mendukung penindasan Jiang terhadap Falun Gong. Menyebabkan khalayak ramai ikut terseret ke dalam penganiayaan yang membangkitkan amarah dewa dan manusia biasa, karena putusan sudah ditetapkan oleh pimpinan pusat partai, mereka hanya bisa mendukung dan melaksanakan, tanpa berani mengutarakan perbedaan pendapat.

Dalam lima tahun terakhir, pemerintah telah memakai seperempat dari sumber keuangan nasional untuk menindas Falun Gong. Setiap orang di negara itu harus melewati ujian: siapa saja yang mengaku berlatih Falun Gong dan menolak untuk melepaskannya akan dipecat dan dihukum untuk ikut kerja paksa. Para praktisi Falun Gong sama sekali tidak melanggar hukum, juga tidak mengkhianati negara menentang pemerintah; hanya karena mereka percaya pada "Sejati, Baik, Sabar", akhirnya puluhan ribu orang dipenjara. Meskipun berita itu ditutup rapat, tetapi melalui konfirmasi dari sanak keluarga dapat diketahui bahwa yang dianiaya sampai meninggal lebih dari 1.100 orang, yang belum diketahui jumlahnya lebih banyak.

Informasi : Pada tanggal 15 Oktober 2004, surat kabar Wenwei di Hongkong memberitakan bahwa satelit Tiongkok ke-20 telah jatuh ke bumi, telah menghancurkan rumah dari Huo Jiyu di desa Penglai, provinsi Sichuan, kabupaten Dayin. Berita ini mengutip pembicaraan Ai Yuqing, direktur kantor pemerintahan kabupaten Dayin yang berkata bahwa "bongkahan hitam" dikonfirmasikan sebagai satelit yang jatuh. Ai sendiri juga adalah wakil direktur dari pusat pengendali satelit yang kembali. Namun, internet Xinhua hanya melaporkan waktu kembalinya satelit ini, dan menekankan bahwa ini merupakan proses kembalinya satelit percobaan ke-20 dari lembaga ilmu pengetahuan dan teknik Tiongkok. Kenyataan bahwa satelit telah menghancurkan rumah warga sama sekali tidak disinggung. Melaporkan berita baik, dan tidak melaporkan berita buruk adalah cara yang dipakai media massa Tiongkok untuk menulis berita berdasarkan instruksi dari partai.

Kebohongan dan fitnahan yang dipublikasikan oleh surat-surat kabar, dan ditayangkan di televisi telah banyak membantu siasat PKC dalam pergerakan-pergerakan politik masa lalu. Di bawah perintah partai, semua media massa dalam negeri harus melaporkan apa pun yang partai minta untuk dilaporkan. Bila partai ingin memulai suatu gerakan anti sayap kanan, maka seluruh media dalam negeri akan melaporkan kejahatan-kejahatan sayap kanan. Ketika partai ingin membentuk suatu komunitas masyarakat, seluruh negara akan memuji kebaikan dari komunitas tersebut. Selama satu bulan pertama penganiayaan terhadap Falun Gong, seluruh media dikerahkan untuk menghujat Falun Gong secara berulang-ulang selama jam-jam utama dengan tujuan mencuci otak masyarakat. Sejak saat itu, Jiang menggunakan seluruh media massa untuk membuat dan menyebarkan secara berulang kebohongan dan hujatan terhadap Falun Gong. Suatu upaya untuk membangkitkan kebencian nasional terhadap Falun Gong dengan menyiarkan berita-berita palsu tentang peristiwa pembunuhan dan bunuh diri oleh praktisi Falun Gong. Penyiaran insiden "bakar diri di Lapangan Tiananmen", mendapat kritikan dari komisi Pembangunan Pendidikan Internasional PBB di Jenewa sebagai sandiwara yang disutradarai pemerintah untuk menipu masyarakat. Dalam kurun waktu lima tahun terakhir ini, tidak ada surat kabar atau stasiun TV di Tiongkok yang menyiarkan suatu berita yang benar terhadap Falun Gong.

Masyarakat Tiongkok terbiasa oleh laporan berita-berita palsu. Seorang reporter dari surat kabar Xinhua pernah berkata, "Bagaimana Anda bisa mempercayai laporan dari Xinhua?" Masyarakat bahkan beranggapan bahwa Xinhua adalah anjing milik komunis. Ada sebuah lagu rakyat: "Itu adalah anjing yang dipelihara oleh partai, menjaga pintu partai. Ia akan menggigit setiap orang yang ingin digigit oleh partai, dan menggigit seberapa banyak sesuai yang dikehendaki oleh partai."

Pendidikan : Di Tiongkok, pendidikan menjadi sarana lain yang dimanfaatkan untuk menguasai masyarakat. Tujuan sebenarnya dari pendidikan adalah untuk membina para cendekiawan yang memiliki pengetahuan dan pendapat yang benar. Pengetahuan mengacu pada pemahaman informasi, materi dan kejadian-kejadian sejarah; pendapat adalah menunjuk pada proses penelitian dan kemampuan untuk menganalisis dan menyusun kembali pengetahuan ini, dalam proses perkembangan spiritual. Mereka yang memiliki pengetahuan tanpa didukung pendapat adalah kutu buku. Dalam sejarah Tiongkok, para cendekiawan dengan pendapat yang benar selalu dipandang sebagai suara hati masyarakat. Tetapi di bawah pengawasan komunis, banyak sekali ditemukan cendekiawan Tiongkok yang berpengetahuan tapi tanpa memiliki pendapat atau berpengetahuan namun tidak berani mengemukakan pendapat mereka sendiri.

Pendidikan di sekolah difokuskan pada pengajaran kepada siswa untuk tidak melakukan hal-hal yang tidak diperbolehkan oleh partai. Dalam tahun-tahun terakhir ini, sekolah-sekolah mulai mengajarkan tentang politik dan sejarah komunis Tiongkok dengan penyeragaman buku pelajaran. Para pengajar tidak mempercayai isi materi, namun demikian mereka harus mengajarkannya di luar kehendak mereka sendiri. Para murid tidak mempercayai buku maupun guru mereka, namun mereka harus menghafalnya untuk dapat lulus ujian. Akhir-akhir ini, pertanyaan-pertanyaan tentang Falun Gong juga muncul dalam soal-soal untuk ujian masuk ke SMU dan perguruan tinggi. Siswa yang tidak mengetahui dengan tepat jawabannya tidak akan mendapat nilai tinggi untuk dapat masuk ke perguruan tinggi atau SMU yang baik. Bila si anak mengatakan jawaban yang sesuai kenyataan, maka ia akan langsung dikeluarkan dari sekolah, dan kehilangan haknya untuk memperoleh pendidikan.

Dalam lingkup pendidikan negeri, oleh karena pengaruh surat kabar dan dokumen, banyak sekali pepatah-pepatah ternama misalnya "Kita memeluk apa yang ditolak oleh musuh, dan menolak apa yang dipeluk musuh", dimana hal ini dianggap sebagai kebenaran. Pengaruh jeleknya telah menyebar: Hal ini telah meracuni hati manusia, kebajikan tersisihkan, dan menghancurkan kehidupan dalam keharmonisan dan kedamaian.

Pada tahun 2004, Pusat Informasi Tiongkok menganalisis hasil sebuah survei yang dilakukan oleh China Sina Net dengan statistik yang menunjukkan bahwa 82,6% remaja Tiongkok setuju bahwa seseorang boleh-boleh saja berlaku kasar terhadap kaum wanita, anak-anak dan para tawanan semasa perang. Hasil ini sungguh mengejutkan. Tetapi hal ini merefleksikan pikiran masyarakat Tiongkok yang sudah terbentuk, khususnya pada kaum muda, yang telah kehilangan pengertian dasar tentang tuntunan kebajikan dan kemanusiaan.

Pada tanggal 11 Septemberr 2004, seorang pria di kota Suzhou secara membabi buta telah menyerang 28 anak-anak dengan pisau, seorang pria di provinsi Shandong telah melukai 25 murid-murid sekolah dasar dengan pisau. Beberapa guru sekolah dasar telah memaksa murid-muridnya untuk membuat petasan dengan tangan untuk mencari dana bagi sekolah, yang berakibat suatu ledakan sehingga menimbulkan korban.

Politik : Pimpinan PKC telah sering menggunakan ancaman dan paksaan untuk memastikan pelaksanaan dari kebijakan mereka. Salah satu alat yang mereka pakai adalah slogan politik. Selama ini, banyaknya jumlah slogan yang ditempel dipakai oleh PKC sebagai penilaian terhadap seseorang atas kontribusi politik mereka. Selama Revolusi Kebudayaan, Beijing menjadi "laut merah" yang penuh dengan spanduk-spanduk sepanjang malam. Spanduk bertuliskan "Pemimpin partai yang mengambil jalan kapitalisme akan dirobohkan" ada di mana-mana. Anehnya sampai di pedesaan, sudah disingkat menjadi "Runtuhkan penguasa"

Akhir-akhir ini, untuk mempromosikan Hukum Perlindungan Hutan, Biro Kehutanan dan pangkalan-pangkalannya serta kantor-kantor pengawas kehutanan secara ketat menginstruksikan agar sejumlah slogan dipasang. Bila jumlah yang sudah ditentukan tidak tercapai, maka akan dianggap tidak memenuhi tugas. Akibatnya, banyak kantor-kantor pemerintahan tingkat bawah banyak yang memasang slogan-slogan seperti "Siapa pun yang membakar gunung akan dipenjarakan." Pada proyek pengaturan jumlah kelahiran yang paling baru, bahkan ada slogan yang lebih mengerikan, seperti, "Bila satu orang melanggar hukum, seluruh warga desa akan disterilkan." "Lebih baik menambah satu kubur daripada menambah seorang bayi", atau "Bila seorang pria tidak divasektomi seperti yang seharusnya dilakukan, maka kita akan merobohkan rumahnya", "Bila seorang wanita tidak melaksanakan aborsi seperti yang seharusnya dilakukannya, maka kami akan menyita ternak dan sawahnya." Bahkan ada slogan yang berlawanan dengan undang-undang dan hak asasi manusia seperti, "Bila Anda tidak membayar pajak hari ini, besok Anda akan masuk ke penjara"

Pada dasarnya slogan adalah suatu cara penyebaran, mempunyai efek lebih langsung dan berulang. Oleh karena itu, hal ini sering dipakai oleh pemerintah Tiongkok untuk menyatakan arah politik, tekad dan himbauan. Slogan politik juga bisa dipandang sebagai perkataan pemerintah yang ditujukan kepada rakyatnya. Dan, dari slogan-slogan politik yang mengumumkan peraturan-peraturan pemerintah, tidaklah sulit untuk melihat adanya kekerasan dan kekejaman mereka (komunis).

VIII. Mencuci Otak Seluruh Bangsa dan Menggantinya dengan Sebuah "Penjara Pikiran"

Senjata paling ampuh yang digunakan PKC untuk mempertahankan peraturan tiraninya adalah jaringan yang mengontrol dirinya sendiri. Dengan cara yang rapi dan terorganisasi, PKC memaksakan sebuah mental kepatuhan terhadap seluruh rakyatnya. Tidak masalah jika peraturan itu bersifat kontradiktif atau tak henti-henti mengubah kebijakan selama peraturan tersebut secara sistematis mengatur sebuah cara untuk mencabut hak asasi rakyatnya. Kaki tangan pemerintah ada di mana-mana. Apakah itu di pedesaan atau daerah perkotaan, rakyat diperintah oleh suatu komite kota atau daerah. Menikah atau bercerai, dan memiliki anak semuanya butuh persetujuan dari komite-komite ini. Ideologi Partai, cara berpikir, organisasi, infrastruktur sosial, mekanisme propaganda dan sistem administrasi hanya melayani maksud kediktatorannya. Partai, melalui sistem pemerintahan, berjuang untuk mengontrol setiap pemikiran dan kelakuan individu.

Manifestasi mengenai betapa brutalnya PKC mengontrol masyarakat tidak hanya terbatas pada penyiksaan fisik saja. Namun juga membuat masyarakat kehilangan kemampuan berpikir secara bebas dan membuat masyarakat takut menyatakan pendapat. Tujuan peraturan PKC adalah untuk mencuci otak warganya dan membentuk karakter dan cara berpikir mereka seperti PKC serta melakukan apa yang disuruh. Ada sebuah pernyataan yang mengatakan bahwa, "Peraturan partai bagaikan bulan, berubah setiap 15 hari."

Tidak perduli betapa sering Partai mengubah peraturannya, seluruh masyarakat harus mengikuti apa yang mereka kehendaki. Jika anda merasa menyakiti orang lain, harus berterima kasih kepada Partai karena menghargai perbuatan anda; ketika anda disakiti, anda harus berterima kasih kepada PKC karena "mengajarkan anda sebuah pelajaran"; ketika anda merasa didiskriminasi dan PKC membantu anda, anda harus berterima kasih kepada PKC atas kebaikan, keterbukaannya dan kesempatan memperbaiki kesalahannya. PKC menjalankan tirani melalui siklus kontrol bantuan yang berkelanjutan.

Setelah tirani tersebut berjalan selama 55 tahun, PKC benar-benar telah memenjarakan dan menutup pikiran masyarakat dan mengatur jalan pikiran mereka sampai batas yang diijinkan oleh PKC. Seseorang yang berpikir di luar jalan pikiran PKC dianggap sebagai penjahat. Setelah berbagai kritikan dan interogasi, maka kebodohan akan dipuji sebagai pengertian; menjadi seorang pengecut adalah jalan untuk bertahan hidup. Pada kehidupan modern dengan internet sebagai jalan utama pertukaran informasi, PKC bahkan menuntut masyarakat untuk menerapkan disiplin diri dengan tidak membaca berita-berita dari luar atau masuk ke berbagai website yang berlabel seperti "hak asasi" dan "demokrasi."

Pergerakan PKC untuk mencuci otak masyarakatnya adalah bodoh, brutal, dan memalukan. PKC telah memperburuk nilai moral dan prinsip-prinsip kehidupan masyarakat Tiongkok dan benar-benar telah merombak total sikap dan gaya hidup masyarakatnya. Untuk memperkuat kediktatoran selalu menggunakan metode penyiksaan fisik dan mental dan hal ini berlaku di semua "agama PKC."

Kesimpulan

Mengapa PKC terus mempertahankan kekuasaannya? Mengapa PKC percaya bahwa selama ada kehidupan, masalah tidak pernah berakhir? Untuk mencapai tujuannya, PKC tidak ragu-ragu untuk melakukan pembunuhan atau menghancurkan ekosistem, bahkan PKC juga tidak perduli bahwa mayoritas petani dan banyak penduduk desanya hidup dalam kemiskinan.

Apakah demi ideologi komunisnya PKC melewati masalah yang terus-menerus timbul? Jawabannya, "Tidak." Salah satu prinsip dari Partai Komunis adalah menyingkirkan kepemilikan pribadi, di mana hal itu dilakukan ketika kekuasaan berbicara. PKC percaya bahwa kepemilikan pribadi merupakan sumber penyebab kejahatan. Bagaimanapun, setelah reformasi ekonomi pada tahun 1980-an, kepemilikan pribadi diijinkan kembali di Tiongkok dan dilindungi oleh konstitusi. Dengan melewati kepalsuan-kepalsuan PKC, masyarakat akan secara jelas melihat bahwa selama 55 tahun berkuasa, PKC hanya melakukan sebuah drama yang mengendalikan distribusi daerah tinggal masyarakat. Setelah melalui beberapa siklus distribusi, PKC dengan mudah mengambil daerah-daerah tersebut dan mengklaimnya sebagai bagian mereka.

PKC bahkan memandang dirinya sebagai "tumpuan dari kelas pekerja." Tugasnya adalah melenyapkan kelas kapitalis. Bagaimanapun, peraturan PKC sekarang jelas-jelas mengijinkan kapitalis untuk bergabung dengan Partai mereka. Anggota PKC tidak percaya lagi pada Partai dan Komunisme. Apa yang ditinggalkan Partai Komunis hanyalah kulit luar dari isi peraturan yang dinyatakannya.

Apakah usaha yang dilakukan untuk mempertahankan sistem PKC selama ini bersih dari korupsi? Tidak. Setelah 55 tahun PKC berkuasa, korupsi, penggelapan, perbuatan yang melanggar hukum, dan perbuatan lainnya yang merusak bangsa dan masyarakat tersebar di seluruh daerah bagian yang dikuasai PKC. Pada tahun-tahun belakangan ini, di antara sekitar 20 juta anggota partai yang ada di Tiongkok, 8 juta diantaranya telah dinyatakan tersangkut kasus korupsi. Tiap tahun, sebanyak 1 juta orang berunjuk rasa memprotes pejabat-pejabat partai yang belum diselidiki. Sejak Januari sampai September 2004, Biro Valuta Asing Tiongkok telah menginvestigasi kasus-kasus penggelapan valas yang tidak mendapat ijin di 35 bank dan 41 perusahaan, dan menemukan US$120 juta transaksi ilegal. Berdasarkan data statistik pada tahun belakangan ini, banyak pejabat pemerintah yang telah menggelapkan dan mencuri dana dengan total kerugian mencapai ratusan juta US dolar.

Apakah usaha yang dilakukan ini bertujuan untuk memperbaiki pendidikan masyarakat dan kesadaran untuk membuat masyarakat tetap mengikuti peristiwa yang terjadi di negaranya? Jawabannya tidak. Keadaan di Tiongkok sekarang, pengejaran atas harta benda semakin merajalela dan masyarakat telah jauh dari budaya lamanya yaitu nilai kebaikan, kejujuran. Telah merupakan hal yang biasa bagi masyarakat untuk menipu rekannya bahkan teman dekat sekali pun. Banyak pernyataan-pernyataan penting mengenai hak asasi manusia atau penganiayaan terhadap Falun Gong, masyarakat Tiongkok sepertinya sudah tidak perduli lagi atau menolak untuk bersuara terhadap hal-hal ini. Menyimpan pemikiran sendiri dan memilih untuk tidak menyuarakan kebenaran telah menjadi dasar pemikiran agar dapat tetap hidup di Tiongkok. Sementara itu, PKC telah berulang-ulang menghidupkan sentimen nasionalisme publik dengan mengambil kesempatan yang menguntungkan ini. Sebagai contoh, PKC dapat mengorganisir sekelompok orang untuk melemparkan batu di kedutaan Amerika dan membakar bendera Amerika. Masyarakat Tiongkok telah diperlakukan layaknya massa yang patuh atau gerombolan keras, namun tidak menjanjikan adanya hak asasi bagi penduduknya. Menurut Kang Youwei (1858-1927), seorang pengamat reformasi pada periode Late Qing, prinsip moral yang dianut Konfusius dan Mencius, selama ribuan tahun, menetapkan landasan bagi peraturan sosial dan menetapkan kekuasaan. "Jika semua prinsip ini diabaikan, maka masyarakat tidak akan memiliki hukum yang mengatur dan tidak dapat membedakan mana yang baik dan jahat. Mereka akan kehilangan tujuan mereka...Tao akan dihancurkan."

Filosofi kontradiksi yang dianut oleh PKC ini adalah untuk menciptakan kekacauan besar yang berkelanjutan, yang mana ini akan membuat PKC semakin kuat dan menjadi satu-satunya partai yang berkuasa di Tiongkok, menggunakan ideologi partai untuk mengontrol masyarakat Tiongkok. Institusi pemerintahan, golongan militer, dan media berita semuanya merupakan alat yang digunakan PKC untuk mempertahankan kediktatorannya. PKC telah membawa penyakit yang tidak dapat disembuhkan di Tiongkok, dirinya sendiri sudah tidak dapat diselamatkan, dan keruntuhannya sudah tak terelakkan lagi.

Sejumlah orang khawatir bahwa negara akan kacau apabila PKC runtuh. Siapa yang akan menggantikan peran PKC untuk memerintah Tiongkok? Di dalam 5000 tahun sejarah Tiongkok, kekuasaan PKC yang hanya 55 tahun saja bagaikan awan yang berlalu dengan cepat. Sayangnya, bagaimanapun, selama waktu yang singkat itu, PKC telah menghancurkan kepercayaan budaya lama Tiongkok dan nilai-nilainya; menghancurkan prinsip moral terdahulu dan struktur sosial; mengubah keperdulian dan cinta di antara manusia menjadi kritik dan kebencian; menggantikan penghormatan pada surga dan bumi menjadi kesombongan dengan prinsip "manusia menaklukkan alam." Perusakan ini telah menghancurkan sistem tatanan sosial, moral dan ekologi, membuat Tiongkok dalam krisis yang parah.

Dalam sejarah di Tiongkok, setiap pemimpin yang baik menunjukkan keperdulian, memelihara dan mendidik masyarakatnya yang juga merupakan tugas pemerintah. Manusia menginginkan kebaikan, dan peran pemerintah adalah menghasilkan manusia yang baik ini. Mencius berkata, "Ini adalah jalan bagi orang-orang; seseorang dengan pikiran yang lurus akan memiliki hati yang tulus, sebaliknya tanpa pikiran lurus tidak akan memiliki hati yang tulus." Pendidikan tanpa kemakmuran sudah tidak efektif lagi; para pemimpin yang tidak memiliki keperdulian terhadap masyarakatnya namun membunuh yang tidak bersalah akan dipandang rendah oleh masyarakat Tiongkok.

Dalam sejarah 5000 tahun di Tiongkok, telah banyak muncul pemimpin yang baik, seperti Kaisar Yao dan Kaisar Shun pada jaman kuno, Kaisar Wen dan Kaisar Wu dari dinasti Zhou, Kaisar Wen dan Kaisar Jing dari dinasti Han, Kaisar Tang Taizong pada masa dinasti Tang, dan Kaisar Kangxi dan Kaisar Qianlong dari dinasti Qing. Kemakmuran yang dirasakan pada masa dinasti-dinasti tersebut merupakan hasil dari pemerintahan yang berprinsip pada maha Tao, mengikuti ajarannya, dan berjuang demi perdamaian dan keharmonisan. Karakteristik dari pemimpin jenis ini adalah memakai orang-orang yang bajik dan mampu memimpin rakyatnya, terbuka terhadap pendapat yang berbeda, menegakkan keadilan dan perdamaian, dan memberikan masyarakat apa yang memang haknya. Dengan cara ini, penduduk akan mematuhi hukum, mempertahankan suatu tradisi yang layak, hidup bahagia dan bekerja dengan efisien.

Mengamati peristiwa dunia, kita seringkali bertanya siapa yang berperan dominan dalam menentukan apakah suatu negara akan makmur atau hancur, bahkan walau kita mengetahui bahwa jatuh bangunnya suatu bangsa mempunyai alasannya sendiri. Ketika PKC tidak lagi berkuasa, kita dapat memperkirakan bahwa perdamaian dan keharmonisan akan kembali ke Tiongkok. Masyarakat akan kembali menjadi baik, jujur, rendah hati dan toleran, dan negara akan kembali memperdulikan kebutuhan-kebutuhan masyarakat, dan seluruhnya akan hidup makmur.
End

Sumber: http://erabaru.net/
Share to Lintas BeritaShare to infoGueKaskus

1 Response to Membahas Kekuasaan Tirani Partai Komunis China (End)

21 November 2018 pukul 00.07

Anda Hobi Bermain BOLA? Atau Suka Judi Bola?
Tentukan Pilihan Anda sekarang juga bersama kami di BOLAVITA
Khusus Anda Pecinta Taruhan BOLA dapatkan BONUS CASHBACK SEBESAR 10%

Ayo Daftarkan Diri Anda Bersama kami di BOLAVITA

Boss Juga Bisa Kirim Via :
Wechat : Bolavita
WA : +6281377055002
Line : cs_bolavita
BBM PIN : BOLAVITA ( Huruf Semua )

Terima kasih .. Salam bolavita

Posting Komentar

  • RSS
  • Facebook
  • Twitter
  • Promote Your Blog

Recent Posts

Recent Comments