Posted by Rifan Syambodo
Categories:
Label:
Fakta Perang
Theseus mendapat giliran pertama yang akan menjadi santapan Minotauros di Labyrinth, tetapi Ariadne, putri Minos jatuh cinta kepadanya. Ia memberikan pedang dan seikat tali untuk membantu Theseus keluar dari Labyrinth.
VI. Theseus dan Minotauros
Saat Theseus menyusuri lorong-lorong dalam Labyrinth yang makin pekat, tiba-tiba di depannya sudah berdiri sosok manusia berkepala banteng. Dialah Minotauros yang melenguh keras dengan bunyi mengerikan.
Dengan kalap, Minotauros menyerang Theseus bertubi-tubi menggunakan kedua tanduknya, tetapi Theseus cukup lincah berkelit menghindari serangan-serangan monster itu. Saat Minotauros hendak menarik nafas sejenak, Theseus tak melewatkan kesempatan begitu saja. Ia menggenggam kedua tanduk Minotauros, menekannya ke bawah dengan kekuatan luar biasa dan menghunjamkan pedangnya ke tubuh si monster. Minotauros terjerambab ke tanah dengan tubuh bersimbah darah, dan tak bergerak lagi.
Theseus menyeka keringat di dahinya dan setelah tahu monster itu benar-benar tak bernyawa, ia mencari jalan keluar dari Labyrinth dengan mengikuti arah gulungan tali yang telah ia urai sepanjang perjalanan.
Dengan cepat, Theseus menemukan pintu keluar Labyrinth dan disana telah menunggu Ariadne, putri Minos dengan wajah cemas. Tetapi begitu melihat Theseus berhasil keluar dengan selamat, Ariadne segera memeluk pemuda yang dicintainya itu dengan air mata bahagia.
Bersama dengan Ariadne, Theseus mencari teman-temannya yang lain yang disekap dan diawasi oleh beberapa orang penjaga. Ia bersiul tiga kali sebagai tanda waktunya untuk meloloskan diri dan pemuda-pemuda Athena itu mendobrak pintu penjara secara serempak. Para penjaga panik dan mereka tidak berdaya melawan enam pemuda Athena itu yang terbantu oleh dua pemuda berbadan besar yang sebelumnya didandani seperti wanita. Kemudian mereka berlarian menuju pantai dimana kapal yang membawa mereka ke Kreta berlabuh.
Sama sekali tidak tampak satupun prajurit Kreta di pantai tersebut, dan sebelum mereka berangkat dengan cerdik Theseus melubangi lambung kapal-kapal Kreta yang sedang tertambat di pantai itu sehingga tidak akan ada prajurit-prajurit Kreta yang bisa mengejar mereka. Dengan bersemangat, Thesus dan kawan-kawannya menaikkan layar hitam di kapal mereka dan berlayar kembali ke Athena.
Ketika Minos mengetahui apa yang terjadi, ia sangat murka dan mengamuk, tidak saja karena Theseus telah membunuh Minotauros dan karena putrinya sendiri ikut membantu meloloskan para tahanan, tetapi Theseus juga ikut membawa kabur putri kesayangannya itu! Raja Minos memerintahkan untuk melakukan pengejaran, tetapi semua kapal-kapalnya berlubang dan tidak dapat berlayar. Akhirnya, karena sadar bahwa ini adalah kehendak para dewa, Minos kembali ke istananya dengan menahan kecewa.
Sementara, kapal yang membawa Thesus dan dinahkodai oleh seorang pelaut dari kepulauan di dekat Athena itu berlayar dengan tenang ke utara hingga ke pulau Dia (Naxos). Mereka beristirahat dan bermalam di pulau itu. Menjelang fajar, Dionysos, dewa anggur, mendatangi Theseus dan menitahkan agar Theseus segera berangkat sebelum matahari terbit, kecuali Ariadne. Ia harus meninggalkan Ariadne sendirian di pulau itu.
“Ini adalah kehendak Zeus sendiri,” demikian kata Dionysos.
Theseus, Athena, Dionysos dan Ariadne
Tak berani menentang kehendak para dewa, Theseus dengan sedih membangunkan teman-temannya dan diam-diam berlayar tanpa sepengetahuan Ariadne yang masih tertidur pulas di pantai pulau itu. Saat Ariadne terbangun, ia tidak menjumpai seorangpun di pantai sepi itu dan kapal yang membawa mereka tidak ada di tempatnya semula. Ia segera menyadari Theseus telah membohonginya dan air matanya mengalir. Saat itulah tiba-tiba Dionysos muncul di hadapannya. “Ini bukanlah salah Theseus. Akulah yang memrintahkannya untuk pergi berlayar meninggalkanmu disini. Karena Zeus, raja para dewa dan manusia, memutuskan kau harus menjadi istriku.”
Dan, akhirnya Ariadne menjadi istri Dionysos, yang berambut emas. Sementara itu di Athena, Raja Aegeus tanpa henti memikirkan nasib putra kesayangannya, Theseus. Ia tidak bisa tidur dan memutuskan untuk menetap di Tanjung Sounion yang berhadapan langsung dengan laut. Setiap hari ia duduk di karang tinggi sambil mengamati cakrawala, berharap kapal yang membawa Theseus ke Kreta kembali dengan layar putih.
Hari demi hari Aegeus tua menanti Dan suatu hari ia melihat titik hitam kecil di cakrawala, yang tampaknya sebuah kapal dengan layar hitam. Ia tidak mempercayai penglihatannya, tetapi begitu titik hitam itu makin mendekat dan menunjukkan bentuk kapal yang dikenalnya dengan layar hitam, Aegeus menjadi hilang akal. Ia memandang kapal berlayar hitam itu untuk yang terakhir kalinya dengan mata nanar, hatinya hancur tak sanggup menahan derita lagi, ia melemparkan tubuhnya dari karang tinggi Sounion ke ombak berbuih di bawahnya.
Theseus yang terlalu gembira dengan keberhasilannya membunuh Minotauros, tampaknya melupakan pesan ayahandanya sebelum berangkat: “Kalau kau berhasil membunuh Minotauros, pasanglah layar putih ini di kapal yang akan membawamu pulang, sebagai pertanda kau selamat”.
Sejak saat itu laut dimana Aegeus terjun ke dalamnya diberi nama Laut Aegea untuk mengenang raja besar Athena itu.
Bersambung...
Sumber: http://achilles79.multiply.com/
Artikel Lainnya:
No Response to "Theseus: Biografi Raja dan Pahlawan Athena bagian 6"
Posting Komentar