Posted by Rifan Syambodo
Categories:
Label:
Fakta Perang
,
Perang di Eropa
Antigone adalah putri Oidipus dan Iokaste. Dia menemani ayahnya dalam pengasingan hingga ayahnya meninggal di Kolonos. Ketika mengetahui bahwa kedua saudaranya telah meninggal, Antigone dan Ismene sangat berduka. Setelah perang, Kreon menjadi raja Thebes. Dia memberi pemakaman yang layak untuk Eteokles namun dia menyatakan bahwa Polineikes dan para pejuang Argos tidak boleh dimakamkan dengan layak karena mereka telah lancang menyerang Thebes. Kreon ingin mayat mereka dimakan oleh anjing dan burung hering.
Jenazah Polineieks dan Eteokles dibawa seusai Pertempuran Thebes.
Antigone meminta pada Kreon, yang merupakan pamannya, supaya mayat Polineikes boleh dimakamkan. Namun Kreon, yang kehilangan putra keduanya dalam perang, tetap keras kepala dan menolak permintaan Antigone. Bahkan Kreon mengancam hukuman mati pada orang yang berani memakamkan Polineikes atau para pemimpin Argos.
Meskipun diancam hukuman mati, Antigone tetap nekat untuk memakamkan saudaranya. Secara diam-diam Antigone mendatangi mayat Polineikes dan menguburkannya, sementara Ismene tidak ikut membantu karena terlalu takut. Dalam usahanya, Antigone dipergoki oleh anak buah Kreon dan kemudian dibawa ke hadapan Kreon. Sebagai hukumannya, Kreon memrintahkan bahwa Antogone harus dikubur hidup-hidup.
Putra ketiga Kreon, Haimon, ternyata mencintai Antigone. Haimon mendatangi kuburan Antigone dan bunuh diri di sana. Euridike, istri Kreon, mendengar kabar kematian putranya dan merasa sangat berduka. Euridike mengutuk suaminya sebelum akhirnya bunuh diri juga.
Adrastos, satu-satunya pemimpin Argos yang selamat, mencari pertolongan ke kota Athena. Di sana dia memohon pada Theseus, raja Athena, untuk membantu mengambil kembali jenazah para pemimpin Argos yang tertinggal di Thebes. Theseus setuju.
Pada awalnya, kota Athena meminta pada Thebes untuk mengembalikan jenazah-jenazah itu secara sukarela, namun Thebes tidak mau. Akibatnya Theseus memimpin pasukan Athena menyerang Thebes. Theseus tidak menjajah Thebes atau memperbudak penduduknya. Tujuan satu-satunya hanyalah mengambil jenazah para pemimpin Argos.
Adrastos kembali ke Argos dengan membawa jenazah rekan-rekannya. Pada upacara pemakaman, ketika jenzah para pemimpin Argos mulai dibakar, Evadne (istri Kapaneus) ikut melemparkan dirinya ke tumupukan kayu yang sedang terbakar.
Sumber: http://id.wikibooks.org/
Artikel Lainnya:
No Response to "Perang Argos-Thebes: Tragedi Pasca Perang"
Posting Komentar