Posted by Rifan Syambodo Categories: Label:
II. Perjalanan Theseus ke Athena

Theseus dibesarkan di Troizenos dengan bimbingan ibunya, Aithra. Sejak dari kecil, keberanian dan kekuatan putra Poseidon itu sudah melebihi anak-anak seusianya. Ayah Aithra, Pittheus juga mengajari Theseus kecil dengan kesusastraan, ilmu alam, seni dan latihan atletik sehingga Theseus tumbuh menjadi anak muda yang kuat dan cerdas.

Peta Yunani Selatan: Lokasi Troezen (Troizenos) dan Athena

Saat Theseus berumur enam belas tahun, Aithra membawanya ke sebuah batu besar, tempat dimana dulu Aegeus mengubur pedang dan sendalnya, yang harus Thesesus bawa ke Athena sebagai bukti ia adalah putra Aegeus. Theseus berhasil menggeser batu besar yang berat itu dengan mudah dan menemukan pedang dan sandal milik Aegeus. Aithra mengusap air matanya yang menetes, inilah saat dimana ia harus melepaskan putra satu-satunya itu.

Di zaman itu, jalan darat anatara Troizenos dan Athena sangat berbahaya karena dihuni banyak perampok yang tak segan-segan menghabisi siapapun yang melewati jalan itu. Pittheus menyarankan agar Theseus pergi ke Athena melalui laut tetapi ditolak oleh Theseus yang bersikeras lewat jalan darat. Setelah berpamitan dengan ibunya dan kakeknya, Theseus berangkat menuju Athena dengan berjalan kaki sambil membawa pedang Aegeus.

Saat Theseus akan memasuki kota Epidaurus, ia bertemu dengan bandit bernama Periphetes. Ia dijuluki Si Penggodam karena ia menggunakan sebuah gada besar yang terbuat dari perunggu untuk menghabisi setiap pejalan kaki yang melintasi tempat tersebut. Tetapi ketika Periphetes menyerang Theseus, pemuda itu menghindar dan dengan cepat merebut gada dari tangan bandit itu. Cukup sekali hantaman yang cukup keras dari Theseus dan Periphetes tergeletak tak bernyawa lagi.

Ketika Theseus sampai di Korinthos, ia melewati jalan melalui hutan pinus dan disana ia bertemu seorang bandit bernama Sinis yang dijuluki Penekuk Pinus. Siapapun yang lewat hutan itu akan ditangkap dan kedua tangan serta kakinya akan diikat ke dua pohon yang berbeda. Ia kemudian menekuk kedua pohon itu dengan kekuatan ototnya dan dengan cepat melepaskannya sehingga tubuh korbannya akan terlontar dan robek menjadi dua. Theseus yang mengetahui cara Sinis membunuh korban-korbannya merebut tali dari pinggang Sinis, memegangnya kuat-kuat sambil menekuk dua pohon dan mengikat tangan dan kaki bandit kejam itu. Dengan cepat, Theseus melepaskan kedua pohon itu bersamaan dan Sinis mati dengan cara yang sama seperti korban-korbannya.

Di sebuah desa bernama Kromium, Theseus mendapat laporan dari penduduk setempat bahwa seekor babi hutan luar telah menghancurkan ladang dan seluruh isinya. Babi hutan ini bukanlah babi hutan biasa, tetapi anak dari Typhon dan Ekhidna yang mengerikan. Thesus berhasil membunuh babi hutan itu dan seluruh penduduk desa berterimakasih kepadanya.

Theseus kembali melanjutkan perjalanan dan ia sampai di sebuah tempat yang disebut Jalur Berbahaya atau Tebing Skiron. Tempat ini di zaman itu sangat berbahaya karena hanya jalan setapak yang dipahat di tebing batu gunung dan dibawahnya jurang terjal yang langsung mengarah ke laut. Di tempat sempit itu berdiam Skiron, bandit yang memaksa siapapun yang lewat untuk duduk dan membasuh kaki bandit itu dengan punggung menghadap ke jurang. Setelah si korban membasuh kaki Skiron, maka penjahat kejam ini akan menendangnya jatuh ke laut dimana seekor kura-kura raksasa telah menunggu untuk menelan mangsanya. Theseus yang berpura-pura akan membasuh kaki Skiron, mencengkeram kaki bandit itu demikian kuat dan melemparkannya ke jurang. Kura-kura raksasa di bawah jurang telah menunggu dan menelan Skiron dengan lahap.

Sebelum memasuki kota Eleusis, Theseus berhadapan dengan pegulat tangguh bernama Kerkion yang tak terkalahkan. Begitu hebatnya Kerkion, sampai-sampai semua lawannya menemui ajal di tangannya. Tetapi kali ini lawannya adalah Theseus, putra Poseidon, yang begitu kuat dan berani. Ia melemparkan tubuh Kerkion ke udara dan membantingnya ke tanah hingga mati.

Setelah melewati Eleusis, Theseus mendaki gunung Aegaleo dan menuju Koridalos, tak jauh dari Athena. Di tempat ini Theseus bertemu bandit terakhir bernama Prokrustes yang memaksa setiap pejalan kaki untuk berbaring sebentar di dua ranjangnya, yang satu besar dan yang lainnya kecil. Untuk orang yang tubuhnya besar, Prokrustes akan membaringkannya di ranjang yang kecil, mengikat badannya dan akan memotong bagian tubuh si korban yang melebihi ranjangnya dengan gergaji. Bila yang datang orang yang bertubuh kecil, Prokrustes akan mengikatnya di ranjang yang besar dan menarik kaki-kaki si korban dengan seluruh tenaga sampai korbannya mati kesakitan. Theseus tidak membuang-buang waktu menghadapi bandit bertubuh tinggi besar ini, ia menaklukkannya, mengikatnya di ranjang yang kecil dan melakukan hal yang sama seperti Prokrustes menghabisi korban-korbannya.

Setelah tindakan Theseus itu, jalan darat antara Troizenos dan Athena bebas dari para perampok sehingga pejalan kaki yang melewati jalan itu tidak khawatir dan bisa bepergian dengan aman. Inilah salah satu jasa sang pahlawan Theseus. Tak lama Theseus berjalan, ia melihat Akropolis dengan kuil Athenanya yang rupawan berdiri dengan megah di puncaknya. Kota Athena sudah dekat dan Theseus mempercepat langkahnya.
Bersambung...

Sumber: http://achilles79.multiply.com/
Share to Lintas BeritaShare to infoGueKaskus

No Response to "Theseus: Biografi Raja dan Pahlawan Athena bagian 2"

Posting Komentar

  • RSS
  • Facebook
  • Twitter
  • Promote Your Blog

Recent Posts

Recent Comments