Posted by Rifan Syambodo
Categories:
Label:
Perang di Asia
,
Perang Saudara
Ketika berumur 17 tahun, Sun Jian bersama ayahnya melihat bajak laut yang sedang membagi hasil rampasan mereka di pinggiran sungai Qintang.
"Kita dapat menangkap mereka!" katanya pada ayahnya.
Lalu dia menggenggam pedangnya, dia berlari menuju arah bajak laut itu dan berteriak seolah-olah dia sedang memanggil pasukannya untuk mengepung. Ini membuat para bajak laut itu percaya bahwa mereka sedang diserang, dan mereka melarikan diri, meninggalkan rampasan mereka. Sun Jian berhasil membunuh salah satu bajak laut itu. Peristiwa tersebut membuat Sun Jian menjadi terkenal dan mendapatkan jabatan di pemerintahan daerah.
Lalu dengan kerjasama dengan pihak pemerintah, Sun Jian membangun tentara berkekuatan 1000 orang dan membantu meredakan pemberontakan Xu Chang yang menyebut dirinya Kaisar Matahari dan memiliki 10.000 pasukan. Anak pemberontak, Xu Hao juga ikut terbunuh. Untuk hal ini Sun Jian diangkat menjadi kepala pengadilan Yandu kemudian Xu Yi dan terakhir adalah Xia Pi oleh penguasa daerah Zang Min.
Ketika pemberontakan jubah kuning terjadi, Sun Jian mengumpulkan anak muda di desanya untuk membentuk tentara, akhirnya terbentuk pasukan berjumlah 1500 orang dan ikut menumpas pemberontakan.
Zhu Jun menerima Sun Jian dengan senang hati dan memerintahkannya untuk menyerang dari selatan, sedangkan utara dan barat akan diserang secara bergantian oleh Liu Bei dan Zhu Jun. Sedangkan gerbang timur akan dibiarkan terbuka agar pemberontak dapat lari dari sana. Sun Jian adalah yang pertama yang dapat menaiki tembok kota. Dia membunuh 20 orang pemberontak lebih sendirian. Sun Jian berhasil turun dari tembok, mengambil tombak dan memukul jatuh Zhao Hong dari kudanya. Kemudian Sun Jian menaiki kuda Zhao Hong dan menyabetkan pedangnya sehingga menyebabkan banyak tentara pemberontak tewas.
Pasukan pemberontak berlari ke arah utara dan bertemu dengan pasukan Liu Bei, mereka tidak melawan dan terpencar-pencar menyelamatkan diri. Tapi Liu Bei mengeluarkan anak panahnya dan memanah pimpinan pemberontah Sun Zhong yang langsung jatuh ke tanah. Pasukan Utama Zhu Jun akhirnya tiba dan setelah pembantaian besar-besaran, pasukan pemberontak menyerah. Setelah itu kedamaian tercipta di sepuluh wilayah di daerah Nanyang.
Zhu Jun kembali ke ibukota Luo Yang dan diangkat menjadi Jendral Pasukan Kuda Terbang dan menerima jabatan sebagai gubernur Henan. Dia tidak melupakan jasa orang - orang yang membantunya. Dia melaporkan jasa Liu Bei dan Sun Jian.
Sun Jian yang memiliki pengaruh dan koneksi yang dapat mendukung dia diangkat menjadi komandan pasukan kerajaan di Chang Sa. Tetapi Liu bei walaupun telah dipromosikan oleh Zhu Jun dalam suratnya kepada kerajaan tetap harus menunggu kenaikan jabatannya. Liu Bei dan kedua saudaranya sedih menerima kenyataan ini.
Suatu hari ketika sedang berjalan sendirian di ibu kota, Liu Bei bertemu seorang pejabat istana Zhang Jun yang kepadanya dia menceritakan keluh kesahnya. Zhang Jun sangat terkejut akan hal ini dan dia akhirnya menceritakan pada kaisar mengenai hal ini.
Katanya, "Pemberontakan Jubah Kuning terjadi karena para kasim telah menjual jabatan dan memperdagangkan posisi. Pekerjaan di istana hanya untuk teman - temannya, hukuman hanya untuk musuh-musuhnya. Ini menyebabkan pemberontakan. Oleh sebab itu maka baiklah untuk memenggal ke-10 kasim utama dan mempertontonkan kepala mereka dan memberitahukan kepada rakyat apa yang telah dilakukan mereka. Kemudian berikanlah balasan kepada mereka yang berhak dan dengan itu maka seluruh negara akan berada dalam keadaan aman."
Tetapi para kasim langsung menyanggah hal ini dan berkata bahwa Zhang Jun menghina kaisar. Kaisar memerintahkan Zhang Jun untuk meninggalkan ruangan.
Walaupun begitu para kasim itu berpikir, "Pasti ada seseorang yang terlupakan jasanya walaupun telah berhasil mengalahkan pemberontak yang menyatakan kekesalannya."
Lalu mereka menghimpun daftar orang - orang yang tidak penting yang menunggu penugasan dan salah satu dari daftar itu adalah Liu Bei. Liu Bei akhirnya ditempatkan sebagai Kepala Wilayah desa An Xi, yang langsung diterima oleh Liu Bei dan akhirnya Liu Bei membubarkan pasukannya dan mengirimnya pulang. Dia hanya mempertahankan dua lusin orang saja sebagai tentaranya.
Ketiga bersaudara itu akhirnya sampai di An Xi dan secepatnya mereka membereskan administrasi di daerah itu dan memerintah dengan bijaksana sehingga tidak pernah ada kejahatan selama berbulan-bulan di daerah itu. Ketiga saudara itu hidup dalam harmoni, makan dalam satu meja dan tidur dalam satu ranjang yang sama. Tetapi ketika Liu Bei berada di depan publik, Guan Yu dan Zhang Fei akan selalu berdiri sebagai penjaganya walaupun untuk seharian.
Empat bulan setelah kedatangan mereka, datanglah titah kaisar untuk mengurangi jumlah orang militer yang mengisi pos sipil. Liu Bei mulai takut bahwa dia akan terkena pengurangan itu. Kerajaan mengirimkan inspektur pemeriksa bernama Du Biao. Liu langsung menyambutnya dengan hormat tetapi Du Biao mengacuhkannya. Melihat hal ini GuanYu dan Zhang Fei sangat marah.
Ketika Inspektur itu tiba di penginapan, dia duduk di kursi dan tidak mempersilahkan Liu Bei duduk. Setelah cukup lama baru dia berkata kepada Liu Bei.
"Dari manakah kau berasal ?"
Liu Bei menjawab, "Aku adalah keturunan dari Pangeran Sheng dari Zhongshang. Sejak pertama kali aku melawan pemberontak di Zhou telah 30 pertempuran kujalani, aku mendapatkan banyak kemenangan dan hadiahku adalah jabatan ini."
"Kamu berbohong mengenai asalmu dan pernyataanmu mengenai jasamu adalah bohong!" hardik si inspektur.
"Sekarang kerajaan memerintahkan untuk melakukan pengurangan pejabat dari strata yang rendah dan pejabat yang korup."
Liu Bei terdiam dan akhirnya memohon diri. Dalam perjalan pulangnya Liu Bei meminta nasihat dari para pembantunya.
"Tindakan seperti ini hanya dapat berarti satu, yaitu dia meminta uang sogokan." kata mereka pada Liu Bei.
"Aku tidak pernah mengambil uang rakyat bahkan satu peser pun, dari mana aku memiliki uang untuk membayarnya ?"
Keesokan harinya Inspektur ini memanggil pejabat kecil di desa itu dan memaksa mereka untuk menulis pengakuan bahwa Liu Bei telah menekan rakyat. Liu Bei pada saat itu ingin menyangkal hal ini tetapi penjaga pintu menahan Liu Bei.
Ketika itu Zhang Fei sedang sedih dan sudah mabuk seharian. Dia menunggang kuda dan mengendarainya melewati penginapan inspektur tersebut. Ketika melewati pintunya, dia melihat kumpulan orang - orang tua sedang menangis sedih. Dia bertanya kepada orang-orang tersebut apa yang sedang terjadi.
Kata mereka, "Inspektur itu telah memaksa bawahan – bawahan Liu Bei untuk menulis pernyataan palsu, agar Liu Bei dapat dihukum. Kami datang kesini untuk memohon belas kasihan padanya tetapi tidak diijinkan masuk. Bahkan kami dipukuli oleh penjaga pintunya.”
Hal ini memprovokasi kemarahan Zhang Fei yang dalam keadaan mabuk berat itu. Zhang Fei sangat marah sehingga matanya melotot besar sekali. Dia langsung melabrak masuk ke dalam penginapan itu dan penjaga pintu yang ketakutan melihatnya langsung lari. Lalu dia masuk ke dalam pelataran taman penginapan itu dan di sana dia melihat Inspektur itu sedang duduk di atas kursi tinggi dan pejabat kecil daerah itu sedang diikat dan berlutut dibawahnya.
"Penindas rakyat, pencuri!" teriak Zhang Fei. "Tahukah kau siapa aku ?"
Tetapi sebelum Inspektur itu dapat menjawab, Zhang Fei telah menarik rambutnya dan menariknya ke depan. Zhang Fei mengambil ranting dari pohon willow dan memecut Inspektur itu dengan kerasnya.
Liu Bei saat itu sedang duduk termenung sedih, ketika dia mendengar ada suara ribut – ribut di depan pintu. Dia berkata ada masalah apa.
Mereka memberitahu padanya, "Jendral Zhang Fei mengikat seseorang dan memukulinya!"
Dengan secepatnya Liu Bei bergegas keluar dan Liu Bei melihat siapakah korban Zhang Fei ini. Liu Bei lalu bertanya pada Zhang Fei mengapa memukulnya.
Bersambung...
Sumber:
Kisah-Kisah Kebijaksanaan China Klasik - Refleksi Bagi Para Pemimpin by Michael C. Tang
http://forum.detik.com/showthread.php?t=23593
Artikel Lainnya:
No Response to "Romance of Three Kingdoms: Zhang Fei Memukul Petugas Kerajaan; He Jin Menyusun Rencana untuk Menyingkirkan 10 Kasim Istana (6)"
Posting Komentar