Kumpulan Artikel Perang

Pemimpin oposisi Libya mengatakan penguasa negara yang diperangi Muammar Gaddafi dan keluarganya bisa tinggal di Libya jika beberapa kondisi terpenuhi.

"Gaddafi bisa tinggal di Libya namun berdasarkan beberapa kondisi. Kami akan memutuskan di mana dia tinggal dan siapa yang mengawasinya. Kondisi yang sama akan berlaku untuk keluarganya," kata Mustafa Abdul Jalil dalam sebuah wawancara dengan The Wall Street Journal pada hari Minggu kemarin (24/7).

Kepala oposisi Libya itu mengatakan langkah pertama yang harus dilakukan Gaddafi adalah berhenti dari kekuasaannya.

Jalil, ketua Dewan Nasional Transisi (TNC) yang berbasis di Benghazi, sedang dalam kunjungan pertama ke kota pegunungan barat Zintan di mana kekuatan revolusioner telah mendirikan kantor pusat regional mereka.

Tawaran Jalil ini menyusul adanya usulan Prancis pada hari Rabu pekan lalu yang mengatakan Gaddafi bisa tinggal di Libya dengan ketentuan bahwa ia mau mengundurkan diri.

Pengumuman ini datang karena ada peningkatan upaya oleh kedua belah pihak Libya dan pihak luar untuk mengatasi krisis lima bulan di negara itu.

AS dan Italia juga telah mendesak Gaddafi untuk melepaskan kekuasaannya, tetapi menyerahkan hal itu semuanya diputuskan oleh rakyat Libya.

Namun, Jalil memperkirakan ada tiga cara untuk mengakhiri konflik Libya.

"Perang akan berakhir pada satu dari tiga cara yaitu Gaddafi akan menyerah, ia akan lari dari Libya, atau ia akan dibunuh atau ditangkap oleh salah satu pengawalnya atau oleh pasukan pemberontak."

Pemimpin oposisi tersebut menambahkan bahwa kekuatan-kekuatan revolusioner di pegunungan barat adalah basis terdekat dengan pusat pejuang Gaddafi di Tripoli tetapi pejuang akan terus melakukan serangan mereka di semua lini selama bulan suci Ramadan.

Sementara itu, Qatar telah mengirim pelatih militer ke pegunungan barat dan melengkapi sebuah pusat komando operasional dengan peralatan terbaru, Jalil mengumumkan.(fq/prtv)