Posted by Rifan Syambodo
Categories:
Label:
Fakta Perang
,
Perang di Afrika
Penghancuran terhadap Libya telah berlangsung. Penyerangan frontal ini menggunakan kekuatan militer yang dahsyat, hampir sebanding dengan perang Irak. (Arbuthnot, 2011).
Berdalih menggunakan instrumen kemanusiaan, perdamaian dan demokratisasi, seolah-olah dijadikan alasan pembenaran bagi AS-NATO untuk melakukan tindakan represif yang sangat dahsyat, terhadap satu negara bermesin perang tua bernama Libya. (http://tv.globalresearch.ca)
Perang di Libya menghasilkan satu babak baru perang regional di wilayah Timur Tengah selain peta perang sebelumnya di Asia Tengah, Palestina, Afganistan dan Irak. Dan semua babak peperangan tersebut semuanya dipandegani oleh US-NATO.
Ada beberapa indikasi bahwa Pemboman terhadap Libya sejak beberapa tahun yang lalu memang telah ditargetkan oleh Pentagon sebagaimana hasil wawancara mantan komandan NATO Jenderal Wesley Clark. “Operation Odyssey Dawn ” diakui sebagai “intervensi militer Barat terbesar di dunia Arab sejak invasi ke Irak dalam 12 tahun terakhir.” (Taiwan News Online, 19 Maret 2011).
“Operation Odyssey Dawn “ sesungguhnya merupakan bagian dari pertempuran untuk minyak dimana Libya adalah pen-suplai sekitar 3,5% dari cadangan minyak dunia, lebih dari dua kali kebutuhan suplai minyak Amerika Serikat. “Odyssey Operasi Fajar” adalah bagian dari agenda militer yang lebih luas di Timur Tengah dan Asia Tengah skenario dasarnya adalah mendapatkan kontrol kepemilikan enam puluh persen cadangan minyak dan gas alam dunia.
Suatu Skenario Pemberontakan Yang Tidak masuk Akal
Pemberontakan bersenjata di Libya Timur secara langsung didukung oleh kekuatan asing. Apabila anda mencermati lebih jauh, pasukan pemberontak di Benghazi selalu menggunakan bendera merah, hitam dan hijau dengan bulan sabit dan bintang.
Dari beberapa referensi yang ada, bendera ini sebenarnya bendera monarki Raja Idris, yang menyimbolkan kekuasaan kekuasaan kolonial. Secara logika sungguh kurang diterima oleh akal apabila pejuang demokrasi mensematkan bendera kolonial didada dan benaknya.(allvoices.com).
Perencanaan pemberontakan itu juga direncanakan dan dikoordinasikan dengan sangat rapi dan berhati-hati yang sangat dicurigai sebagai bentuk operasi rahasia agen-agen asing. Agen rahasia AS, dan pasukan khusus Inggris dilaporkan telah “membantu oposisi secara diam-diam” sejak awal.
Sumber:
Arbuthnot , F.,” Libya, Hypocrisy and Betrayal by the United Nations: Death and Destruction. US-NATO’s New War in North Africa”, Global Research, March 18, 2011
Artikel Lainnya:
No Response to "Penghancuran Libya Sudah Lama di Skenariokan oleh Pentagon"
Posting Komentar