Posted by Rifan Syambodo
Categories:
Label:
Fakta Perang
Meskipun China telah banyak menambah anggaran belanja militer, kebijakan satu anak di China tampaknya akan membawa dampak pada kualitas tentara muda yang dihasilkan. Tentara muda dianggap oleh atasan mereka menjadi semakin ‘banci’ dan tidak tanggap. Dimanja orang tua yang disebabkan kebijakan oleh 'satu anak' tampaknya menjadi faktor yang serius.
Tentara muda China menjalani sesi pelatihan di Hami, China barat laut wilayah Xinjiang pada 12 Januari 2011. (STR / Getty Images) |
The Study Times baru-baru ini menerbitkan sebuah artikel yang menyatakan bahwa anak laki-laki dari generasi tahun 80-an dan 90-an cenderung menjadi ‘banci’ dan kurang jantan.
Artikel ini menggarisbawahi kenyataan bahwa banyak angkatan militer China yang terdiri dari anak-anak dari keluarga 'satu anak' yang lahir setelah tahun 1980 dan 1990. China tidak berjuang dalam perang selama 31 tahun. Meskipun perdamaian sangat berharga bagi pembangunan suatu bangsa, pakar militer takut bisa mengikis kekuatan tempur militer.
Artikel tersebut juga menyangkal teori bahwa perang modern tidak memerlukan kekuatan fisik yang besar. Pasukan Amerika di Perang Irak sebagai contoh, ia menyatakan bahwa tentara AS harus berjalan ratusan kilometer sambil membawa peralatan seberat puluhan kilogram dan tinggal di tenda dalam suhu ekstrim.
Beijing Business Today melaporkan bahwa generasi pasca 80-an adalah manja dan telah dimanjakan sejak kecil, karena itu sangat egosentris. Beberapa mahasiswa bahkan berhenti kuliah untuk menghindari kelas pelatihan militer.
Seorang inspektur dari sebuah perguruan tinggi di Beijing menggambarkan bahwa generasi muda menjadi semakin lemah.
"Mereka mengeluh tentang sakit punggung ketika berdiri, dan sakit kaki ketika sedang berjalan, mereka menjadi pusing berada di terik matahari dan tenggorokan mereka terbakar hanya karena meneriakkan slogan-slogan."
Menurut laporan, setengah bulan dalam tahun ajaran sekolah, 28 mahasiswa ingin putus kuliah, walaupun telah membayar uang kuliah; delapan dari siswa memberikan alasan mereka sebagai "tidak dapat menyesuaikan diri dengan kehidupan sekolah."
Artikel ini menggarisbawahi kenyataan bahwa banyak angkatan militer China yang terdiri dari anak-anak dari keluarga 'satu anak' yang lahir setelah tahun 1980 dan 1990. China tidak berjuang dalam perang selama 31 tahun. Meskipun perdamaian sangat berharga bagi pembangunan suatu bangsa, pakar militer takut bisa mengikis kekuatan tempur militer.
Artikel tersebut juga menyangkal teori bahwa perang modern tidak memerlukan kekuatan fisik yang besar. Pasukan Amerika di Perang Irak sebagai contoh, ia menyatakan bahwa tentara AS harus berjalan ratusan kilometer sambil membawa peralatan seberat puluhan kilogram dan tinggal di tenda dalam suhu ekstrim.
Beijing Business Today melaporkan bahwa generasi pasca 80-an adalah manja dan telah dimanjakan sejak kecil, karena itu sangat egosentris. Beberapa mahasiswa bahkan berhenti kuliah untuk menghindari kelas pelatihan militer.
Seorang inspektur dari sebuah perguruan tinggi di Beijing menggambarkan bahwa generasi muda menjadi semakin lemah.
"Mereka mengeluh tentang sakit punggung ketika berdiri, dan sakit kaki ketika sedang berjalan, mereka menjadi pusing berada di terik matahari dan tenggorokan mereka terbakar hanya karena meneriakkan slogan-slogan."
Menurut laporan, setengah bulan dalam tahun ajaran sekolah, 28 mahasiswa ingin putus kuliah, walaupun telah membayar uang kuliah; delapan dari siswa memberikan alasan mereka sebagai "tidak dapat menyesuaikan diri dengan kehidupan sekolah."
Prajurit baru dari generasi 90-an cemas tentang kehidupan militer yang di nyatakan dalam banyak situs web China. Pada Tiexue.net, situs terbesar militer China, seorang tentara yang mengaku dilahirkan pada tahun 1991 dan tinggi 185 cm (6.1 kaki) mengatakan bahwa orang tuanya tidak pernah membiarkan dia bermain diluar ruangan, karena takut dia belajar kebiasaan buruk. Meskipun visinya bagus namun stamina fisiknya sangat lemah: Ia akan pingsan jika lari jarak jauh atau olahraga berat. Hasil uji kesehatannya menunjukkan bahwa ia menderita gula darah rendah karena kurangnya berolahraga.
Harian PLA (Angkatan Bersenjata China) sebelumnya melaporkan bahwa program pelatihan militer rezim yang begitu ketat telah diubah, karena kurangnya kekuatan dan daya tahan generasi sekarang. (EpochTimes/man)
Sumber: http://erabaru.net/
Artikel Lainnya:
1 Response to Tentara Muda China Semakin Banci
kebijakan satu anak memang membuat anak anak di china menjadi kaya mendadak (satu keluarga muda bisa mendapat warisan 2 rumah!), namun juga berdampat pada cara merawat anak, orang tua sangat protektif, jangan sampai anak satu satunya celaka atau meninggal, karena jika meninggal akan membuat hari tua mereka sengsara (tidak ada yang merawat), untuk militer saya rasa masih bisa di dapat dari keluarga yang dapat toleransi 2 anak (suku minoritas/ anak pertama perempuan/atau bayar denda), mengingat penduduknya 1.3 milyar tidak sulit mencari tentara, sebaliknya nasib taiwan jauh lebih parah, jumlah pendaftar dibawah kuota tentara yang dibutuhkan alias minus !
Posting Komentar