Posted by Rifan Syambodo Categories: Label:
III. Bertempur dengan Langit, Menindas Kepercayaan, Menyangkal Kepercayaan Ortodoks dan Menolak Percaya Tuhan

Kehidupan yang terbatas bagaimana dapat mengenal ruang waktu yang tak terbatas?
Einstein pernah ditanya oleh anaknya, Edward: "Ayah, mengapa anda sangat ternama?" Einstein berkata: "Apakah kamu melihat seekor kumbang buta di atas bola kulit itu? Dia tidak merasa bahwa jalan yang ditempuh berliku, tetapi Einstein mengetahuinya". Kalimat ini artinya sangat mendalam, orang Tiongkok berkata: "Tidak mengenal wajah asli Gunung Lu, karena mereka berada di gunung itu." Jika ingin mengenal suatu sistem, maka harus diamati dari luar sistem itu. Namun menggunakan jiwa manusia yang terbatas ini untuk meneliti ruang waktu yang tidak terbatas, manusia tidak akan dapat mengetahui keseluruhannya, maka alam akan menjadi misteri manusia yang abadi.

Halangan yang tidak bisa dilewati oleh ilmu pengetahuan tentunya metafisika. Hal tersebut logis jika menjadi kategori "kepercayaan".

Keyakinan orang semacam ini, dalam pergerakan batinnya, penghayatan dan pemikirannya terhadap jiwa, ruang waktu dan alam semesta sama sekali bukan kategori pengaturan dari suatu partai politik. "Milik Tuhan kembali ke Tuhan, milik setan kembali ke setan." Namun PKC mengandalkan pengertiannya terhadap jiwa dan alam semesta yang minim dan menggelikan. Semua yang di luar teori, mereka anggap "takhayul". Mereka yang percaya akan Tuhan masih akan dicuci otaknya, diubah, dikritik, bahkan sampai pada pelenyapan jasmani.

Sesungguhnya, ilmuwan yang pandangannya terhadap alam semesta sangat terbuka dan luas, tidak akan menggunakan pengetahuan yang terbatas untuk menyangkal "hal yang belum diketahui" yang tak terbatas. Ilmuwan yang ternama, Newton, pada 1678 menerbitkan karya besarnya "Prinsip Matematika". Dalam buku itu Newton mengurai secara terperinci tentang prinsip mekanika, menjelaskan pasang dan surut, pergerakan planet, juga memperhitungkan pola pergerakan tata surya. Newton yang telah memperoleh keberhasilan dan kehormatan besar tentang bukunya, selalu menjelaskan bahwa semua hanya melukiskan semacam gejala saja, dia tidak akan berani berdiskusi tentang apa arti sebenarnya Yang Maha Kuasa menciptakan alam semesta ini. Sewaktu cetakan kedua "Prinsip Matematika" diterbitkan, dalam buku itu Newton pernah menuliskan sebait kata yang menyatakan keyakinannya: "Semua sistem besar yang sempurna dan indah ini termasuk matahari, planet dan komet, hanya tercipta dari tangan Tuhan Yang Maha Esa...sama seperti orang buta yang tidak akan pernah mengerti tentang warna, kita sama sekali tidak paham terhadap cara Tuhan memahami segala materi di dunia ini".

Kita tidak perlu memasalahkan apakah surga itu ada, atau apakah seorang kultivator bisa mencapai kondisi kembali ke jati diri, orang yang benar-benar percaya pada agama ortodoks percaya akan adanya hukum karma, prinsip hubungan antara sebab dan akibat. Yang jelas kita akan sepakat bahwa kepercayaan ortodoks bisa mempertahankan moral manusia pada standar tertentu. Dari Aristoteles hingga Einstein, mereka semua percaya bahwa ada suatu hukum universal dalam alam semesta ini. Manusia dengan tak mengenal lelah, melalui berbagai macam cara meneliti prinsip alam. Maka selain penelitian melalui ilmu pengetahuan, bukankah agama, kepercayaan dan kultivasi juga mungkin merupakan jalan dan cara lain untuk menemukan kebenaran?

Komunis Tiongkok menghancurkan kepercayaan lurus ortodoks manusia
Semua bangsa dalam sejarah dunia ini percaya akan adanya Tuhan, atau yang maha tinggi. Kepercayaan ini, dan juga kepercayaan akan hukum sebab dan akibat bahwa kebaikan akan dibalas dengan kebaikan, kejahatan akan dibalas dengan kejahatan membuat manusia bisa mengekang diri, dan dapat mempertahankan moral masyarakat pada standarnya. Dari dulu hingga sekarang, baik aliran ortodoks di Barat maupun aliran Konfusius, Budha dan Tao di Timur, semua mengajarkan kepada manusia bahwa kebahagiaan yang sejati adalah datang dari kepercayaan pada dewa, hormat pada langit, baik pada sesama, menghargai berkah yang diterima dan tahu membalas budi.

Pemikiran dasar paham komunis adalah atheisme, mempropagandakan tidak adanya dewa, Budha, dan Tao, tidak ada kehidupan sebelumnya dan kehidupan mendatang, tidak ada karma. Karena itu, negara-negara komunis memberi semangat pada rakyat jelata dan para gelandangan proletar untuk tidak percaya pada dewa, tidak perlu membayar karma, tidak perlu patuh pada hukum, sebaliknya harus memberontak untuk menjadi keluarga kaya dengan jalan kekerasan dan tipu muslihat.

Jaman dulu di Tiongkok, walaupun para kaisar menganggap diri mereka tinggi, namun masih menyebut diri mereka sebagai anak-anak surga. Di bawah kuasa dan kendali "takdir dari surga" sering kali kaisar mengeluarkan maklumat menyalahkan diri sendiri, mohon pengampunan padaNya. Komunis menetapkan diri mewakili "takdir dari surga", dengan apa yang disebut tiada hukum, tiada Tuhan, sama sekali tanpa batasan, akibatnya tercipta dunia neraka di mana-mana.

Marx, bapak komunisme, beranggapan bahwa agama ibarat candu yang melumpuhkan semangat rakyat. Dia takut jika semua orang percaya akan dewa dan Tuhannya, maka tidak akan menerima paham komunisnya. Bab pertama dari buku Dialektika Alam yang ditulis oleh Engels berisi kritikan terhadap hal-hal mistik.

Engels pernah berkata: "Segala hal yang ada pada abad pertengahan dan sebelumnya, harus dibuktikan alasan-alasan keberadaannya di depan meja pengadilan rasional manusia". Dengan ucapannya ini, dia telah menempatkan dirinya dan Marx sebagai hakim di belakang meja pengadilan. Bakunin, seorang anarkis yang juga adalah teman Marx, telah menggambarkan Marx sebagai, "Dia bagai Tuhan bagi orang-orang. Dia tidak bisa menerima orang lain sebagai Tuhan kecuali dirinya. Dia menghendaki orang lain memujanya bagai dewa, menjadikannya idola untuk disembah sujud, jika tidak, akan dihukum atau dianiaya".

Bagi orang-orang komunis yang berniat jahat, kepercayaan tradisional ortodoks dianggap merupakan rintangan alam.
Penganiayaan Partai Komunis China terhadap agama boleh dikatakan sudah pada taraf kegila-gilaan. Pada saat Revolusi Kebudayaan, banyak kuil yang dihancurkan, para biksu digiring ke jalan. Di Tibet, 90 persen kuil mengalami kerusakan, dan hingga saat ini masih ada ribuan anggota Nasrani dipenjarakan. Ignatius Kardinal Kung Pin Mei, seorang pastor Katolik di Shanghai dipenjarakan selama 30 tahun oleh PKC, tahun 1980-an baru bisa pergi ke Amerika. Menjelang meninggal dunia di usia 90 tahun lebih, dia membuat surat wasiat yang berbunyi: "Tunggu sampai komunis sudah tidak berkuasa di Tiongkok, pindahkan kuburan saya kembali ke Shanghai". Seseorang karena kepercayaannya, telah mendapatkan perlakuan kejam dari kekuatan jahat. Seorang diri secara rahasia dipenjarakan selama 30 tahun lebih; PKC telah berkali-kali memaksanya, asalkan mau menyetujui "tiga komitmen patriot" dari PKC, dia akan dilepas. Beberapa tahun belakangan ini, PKC juga melakukan penindasan terhadap para kultivator Falun Gong yang percaya akan "Sejati, Baik, Sabar", hal ini merupakan kelanjutan PKC untuk "memerangi langit".

Partai Komunis yang atheis bermaksud memimpin dan mengekang kepercayaan manusia kepada Tuhan. "Bertempur dengan langit, asyiknya tak terhingga"; sungguh sangat menggelikan, sifat keangkuhan yang tidak dapat dilukiskan.

Kata Penutup

Realisasi paham komunis telah mengalami kegagalan total di seluruh dunia. Pemimpin dari negara besar komunis yang terakhir di dunia, yaitu Jiang Zemin, di bulan Maret 2003 pernah berkata kepada wartawan Washington Post: "Ketika muda saya percaya bahwa komunisme akan segera tiba, tetapi sekarang saya tidak lagi mengira demikian." Sampai saat ini yang benar-benar percaya akan paham komunis sudah sangat sedikit.

Kegagalan gerakan komunisme sudahlah pasti, karena melanggar hukum alam, berlawanan dengan jalan Tuhan. Sebersit kekuatan yang melawan alam, maka sudah pasti mendapat hukuman dari Yang Maha Kuasa.

Partai Komunis China meskipun berkali-kali berganti rupa, berkali-kali dapat melewati masa krisis, tetapi dunia melihat jelas akan akhir kesudahannya. Selembar demi selembar PKC menanggalkan mantelnya yang indah, hingga tampaklah jelas wujud keiblisannya, kekejamannya. Tidak punya malu dan melawan alam. Sampai hari ini masih mengekang pikiran orang, dan membunuh etika moral manusia. Komunis masih merupakan bencana yang amat besar bagi peradaban manusia, moral, perdamaian dan kemajuan.

Alam semesta yang luas ini membawa kehendak langit yang tak dapat dilawan, boleh dikatakan sebagai tekad dewa, atau sebagai hukum alam, juga boleh dikatakan sebagai kekuatan alam. Bila manusia menaruh hormat pada kehendak alam, patuh pada alam, mengindahkan alam semesta, memperhatikan dan mengasihi semua kehidupan, barulah mempunyai kemungkinan untuk memiliki masa depan.

Sumber: http://erabaru.net/
Share to Lintas BeritaShare to infoGueKaskus

No Response to "Komunis Merupakan Kekuatan yang Menentang Alam (End)"

Posting Komentar

  • RSS
  • Facebook
  • Twitter
  • Promote Your Blog

Recent Posts

Recent Comments