Posted by Rifan Syambodo Categories: Label: ,
Operasi Pasukan Amerika Serikat dan sekutunya untuk menegakkan Resolusi Dewan Keamanan PBB di Libya berkembang seperti diperkirakan setelah diawali oleh pesawat-pesawat Prancis yang melancarkan tembakan pertama, kemudian disusul 112 rudal ditembakkan sejumlah kapal perang dan kapal selam milik Amerika Serikat dan Inggris. Tujuan awal adalah untuk melumpuhkan kemampuan dan menghancurkan sistim pertahanan terpadu Libya, yang sebagian besar berpusat di sekitar ibu Iota Tripoli dan Libya bagian barat.

Rudal jelajah ditembakkan dari kapal perang Amerika Serikat dan kapal selam di Laut Tengah. Kapal selam Inggris jenis Trafalgar juga terlibat. Demikian pula jet GR4 Tornado milik Angkatan Udara Inggris. Mereka terbang bolak-balik dari pangkalan mereka di Inggris untuk meluncurkan rudal Storm Shadow ke sasaran pertahanan udara Libia. Storm Shadow adalah rudal jangka panjang yang bisa diluncurkan jauh di luar jangkauan pertahanan udara lawan. Pesawat pembom Stealth milik Amerika Serikat juga digunakan untuk mengebom sekitar 40 bom di pangkalan udara Libya. Semua ini dimaksudkan untuk menegakkan zona larangan terbang.

Panglima Angkatan Bersenjata Amerika Serikat Laksamana Mike Mullen, sudah mengumumkan bahwa zona larangan terbang sudah dicapai meskipun mungkin masih ada hal yang perlu dilakukan. Pesawat Stealth Amerika juga digunakan untuk menjatuhkan 40 bom di pangkalan udara Libya. Tank dan artileri pasukan Libya tampaknya sekarang menjadi sasaran utama serangan koalisi setelah dilaporkan mereka melanggar resolusi PBB dengan melanjutkan serangan terutama di sekitar Kota Misrata.

Tampaknya pasukan Libya berniat untuk maju secepatnya ke kota-kota yang dikuasai para pemberontak sehingga mereka lebih sulit menjadi sasaran dari udara, karena tujuan utama koalisi adalah melindungi warga sipil. Tujuan Resolusi Dewan Keamanan PBB adalah jelas: gencatan senjata dan mengakhiri serangan pasukan pemerintah Libia terhadap warga sipil dan tempat-tempat pemukiman padat. Resolusi tidak menyerukan pergantian rezim meskipun "mengizinkan" operasi militer bagi perlindungan warga sipil.

Beberapa kalangan beranggapan bahwa pemimpin Libya Moamar Khadafi dan para jenderalnya mungkin bisa dipertimbangkan sebagai sasaran. Namun tidak semua sependapat. "Namun seberapa jauh koalisi bersedia bertindak? Mereka harus secara hati-hati merancang aturan perang namun masalah yang sebenarnya adalah politik dan bukan militer," kata wartawan BBC Jonathan Marcus. Salah satu kemungkinan hasilnya adalah kekalahan pasukan Gaddafi dan mereka menarik diri dari kota-kota yang dikuasai pemberontak sehingga terjadi kebuntuan.

Setelah serangan militer koalisi, Khadafi mungkin tidak lagi mampu melancarkan serangan. Namun pemberontak juga tidak punya kapasitas untuk menantang kekuasaan pemerintah di kawasan barat negara itu. Tetapi tni tampaknya bukan akhir yang diinginkan oleh Washington, London maupun Paris. Ketiga negara itu menghendaki Khadafi tergulingkan. "Warga Libia harus bisa menentukan nasibnya sendiri, " kata Presiden Prancis Nicolas Sarkozy. Jadi apa sebenarnya tujuan akhir gempuran militer Barat keLibya? Karena Resolusi PBB jelas tidak menyebutkan untuk menggulingkan Khadafi.(MIcom)

Sumber: http://konspirasi.com/
Share to Lintas BeritaShare to infoGueKaskus

No Response to "Apa Sebenarnya Tujuan Akhir Militer Barat Serang Libya?"

Posting Komentar

  • RSS
  • Facebook
  • Twitter
  • Promote Your Blog

Recent Posts

Recent Comments