Posted by Rifan Syambodo Categories: Label: ,
Berapa Biaya Ekonomi Perang Libya

Tentara sekutu terus melancarkan serangan gencar ke wilayah Libya. Kini Italia pun ikut bersama Amerika Serikat, Perancis, dan Inggris untuk melakukan serangan udara yang tujuannya melumpuhkan kekuatan militer dari Presiden Moammar Gaddafi. Pihak sekutu sejauh ini mengklaim bahwa serangan dengan menggunakan peluru kendali Tomahawk berhasil mengenai target yang diinginkan. Namun Presiden Gaddafi menganggap serangan tentara sekutu tidak ubahnya seperti tindakan kelompok teroris karena meminta korban rakyat Libya yang tidak bersalah.

Kecaman terhadap langkah sepihak yang dilakukan tentara sekutu mulai bermunculan. Bahkan di Washington DC, warga Amerika turun ke jalan mengkritik aksi militer yang dinilai tidak perlu dan hanya mengobarkan perang yang tidak seharusnya terjadi. Liga Arab yang pertama kali mengusulkan diterapkannya zona larangan terbang (no fly zone) di Libya, meminta dilakukan pertemuan darurat. Liga Arab merasa kecolongan terhadap usulan yang disampaikan karena mereka bukan meminta dilakukan serangan militer terhadap Libya, tetapi larangan bagi Presiden Gaddafi untuk menggunakan pesawat tempur guna menghentikan aksi demonstrasi warga Libya di Benghazi.

Perang yang kini terjadi di wilayah Afrika Utara membuat kawasan yang semula damai menjadi bergolak. Mesir, Tunisia, Aljazair pasti sangat terganggu oleh perang yang terjadi di negara tetangganya. Bagaimana pun orang jadi ragu untuk bepergian ke wilayah dekat Libya sekarang ini. Namun sebenarnya seluruh dunia pantas khawatir dengan apa yang terjadi di Libya. Perang akan menimbulkan ketidakpastian dan karena ini terjadi di kawasan yang memasok sekitar 30 persen kebutuhan minyak dunia, bisa membuat pasokan minyak dunia menjadi tidak menentu.

Kita tidak tahu akan berapa lama tentara sekutu membombardir Libya. Tetapi semakin lama serangan dilakukan, semakin tinggi ketidakpastian yang bisa terjadi. Kita juga tidak tahu akan melebar sejauh mana apabila perang ini berlanjut. Gaddafi sendiri sudah menegaskan bahwa ia akan melakukan perang berlanjut. Ia menilai serangan yang dilakukan tentara sekutu sebagai sebuah serangan yang telanjang. Ia sudah mempersenjatai rakyatnya untuk mempertahankan tanah air sampai titik darah penghabisan. Kita kembali ingin menyampaikan serangan yang dilakukan tentara sekutu sebagai sebuah kesalahan besar. Apalagi serangan dilakukan dari jarak jauh dengan melepaskan rudal. Itu sungguh sebuah tindakan pengecut dan hanya akan melukai rakyat sipil yang tidak sepantasnya dilibatkan di dalam kepentingan politik.

Kita sungguh mengkhawatirkan apabila perang sampai berlarut dan melebar ke mana-mana. Apalagi jika negara-negara Arab seperti Arab Saudi dan Uni Emirat Arab ikut-ikut mendukung negara sekutu. Mereka akan menjadi sasaran pembalasan dari rakyat Libya yang marah. Oleh karena itu kita mendukung segera dilakukannya pertemuan darurat Liga Arab. Negara-negara Liga Arab harus berteriak paling kencang bagi dilakukan gencatan senjata dan menghindarkan terjadinya perang yang lebih besar. Mereka harus bisa menahan diri untuk tidak larut dalam perang ini. Bahkan seluruh dunia harus menekan Dewan Keamanan PBB untuk menghentikan serangan bersenjata yang dilakukan tentara sekutu. Apalagi terbukti bahwa serangan itu tidak hanya menghancurkan fasilitas militer, tetapi melukai warga sipil.

Kita harus menghentikan perang di Libya karena dampaknya bukan hanya buruk bagi warga Libya dan negara-negara di Timur Tengah, tetapi bagi masyarakat dunia. Kalau sampai pasokan minyak terganggu, maka harga minyak yang sudah terlalu mahal akan semakin melambung tinggi. Kita tidak bisa bayangkan bagaimana perekonomian dunia ketika harga minyak tidak terkontrol. Setelah harga pangan yang juga melonjak karena perubahan iklim global, maka bisa dipastikan angka kemiskinan dunia akan meningkat tajam.

Kemiskinan yang masif akan melahirkan kelompok-kelompok yang frustasi. Salah satu ekspresinya bisa tindakan nekat kepada negara-negara Barat yang dianggap sebagai biang penyebab kemiskinan. Aksi terorisme yang dengan susah payah kita redam akan kembali meruak dan salah-salah sasarannya adalah negara-negara Barat. Siklus kekerasan ini harus dihindari. Kita tidak boleh membiarkan keputusan dari Dewan Keamanan PBB justru menjadi pemicu rasa permusuhan dan curiga antara Timur dan Barat, antara Utara dan Selatan. Dunia membutuhkan ketenangan untuk bisa menghadapi tantangan hidup yang sudah berat untuk dipikul sekarang ini.

Perang Libya, harga Minyak Bisa US$140/Barel

Perang Libya dikhawatirkan dapat mempengaruhi harga minyak mentah dunia hingga mencapai level tertinggi, yaitu US$140 per barel seperti terjadi pada 2008. Pada Senin 21 Maret 2011, harga minyak melampaui US$103 per barel. Harga minyak melesat setelah pemimpin Libya Moammar Gaddafi bersumpah akan terjadi "perang panjang" saat sekutu melakukan serangan militer pada negara yang tergabung dalam OPEC tersebut. Koalisi Amerika Serikat, Perancis, Inggris, dan negara lainnya melakukan serangan dengan bom melalui tank dan serangan udara. 

Gaddafi mengatakan ia tidak akan mundur dan berjanji meneruskan serangan ke benteng timur Benghazi. Pertempuran yang terjadi selama satu bulan terakhir ini dikhawatirkan akan menghentikan produksi minyak mentah  sebesar 1,6 juta barel per hari. Para investor saat ini khawatir intervensi dari dunia internasional dapat memperluas konflik dan menghambat produksi minyak Libya dari perkiraan sebelumnya.

"Rezim di Tripoli tak menunjukkan tanda-tanda menyerah. Hilangnya minyak Libya secara berkepanjangan dapat mendorong harga sampai level tertinggi hingga di atas US$140 yang terjadi pada 2008," tulis laporan Capital Economics. Gaddafi juga memperingatkan barat tak akan mendapatkan minyak Libya, dan menyatakan pasukannya mampu mensabotase minyak mentah. "Respon bumi hangus dari Gaddafi dapat menyebabkan gangguan perjalanan kapal di Mediterania," kata konsultan The Schork Report .

Sore kemarin, harga minyak mentah untuk pengiriman April naik US$2,12 menjadi US$103,19 per barel di perdagangan New York Mercantile Exchange setelah sempat turun 35 sen pada Jumat lalu yang bercokol di US$101,7 per barel. Dengan meningkatnya pasar modal Senin lalu, seiring sikap optimistis Jepang memperbaiki kondisi radiasi yang terjadi di PLTN Fukushima, para analis menyatakan permintaan energi di negara ekonomi terbesar ketiga ini akan menurun dan bertahan pada batas di atas harga minyak.

"Bencana nuklir Jepang tampaknya akan memberikan dampak sangat lama, artinya pemulihan ekonomi Jepang mungkin akan lambat dan mengganggu," kata Edward Meir dari MF Global di New York. Ia menambahkan situasi ini akan terus menyeret harga energi di pasar dunia.

Perang Libya Picu Minyak Asia Naik di Atas  US$103


Harga minyak naik di atas $ 103 per barel di Asia Jumat (18/3) karena para pedagang khawatir otorisasi PBB terhadap serangan militer melawan pasukan yang setia kepada pemimpin Libya Moammar Gaddafi bisa memperpanjang konflik dan mengancam ekspor minyak. AP melaporkan harga minyak untuk pengiriman April naik $ 1,59 pada $ 103,01 per barel pada tengah hari waktu Singapura di perdagangan elektronik di New York Mercantile Exchange. Kontrak tersebut naik $ 3,44 untuk menetap di $ 101,42 pada hari Kamis. 

Di London, minyak mentah Brent naik $ 1,24 menjadi $ 116,14 per barel di bursa berjangka ICE. Dewan Keamanan PBB pada hari Kamis resmi menyatakan untuk melakukan semua langkah yang diperlukan guna menghentikan serangan pasukan Gaddafi terhadap para pemberontak. Minggu ini, pemerintah akan melakukan gencatan senjata untuk mengusir pemberontak kembali ke kubu mereka di timur Benghazi.

Pasukan pemerintah akan maju sejauh 80 mil (sekitar 130 km) dari kota/ Gaddafi mengatakan tidak akan berbelas kasihan atau mereka yang menolak untuk keluar dari kota. Pertempuran sengit di Libya telah merusak operasi minyak dan memotong 1,6 juta barel per hari produksi minyak mentah OPEC. "Intensitas pertempuran dan penargetan fasilitas minyak dan instalasi telah mengejutkan bagi banyak pengamat," kata Cameron Hanover dalam sebuah laporan. "Ini adalah keputusan PBB yang kemungkinan akan memperpanjang pertempuran untuk jangka waktu tertentu."

Minyak jatuh awal pekan ini di bawah $ 97 akibat gempa besar dan tsunami di Jepang pekan lalu yang mengkhawatirkan investor terhadap gangguan permintaan minyak mentah akibat negara ekonomi ketiga terbesar di dunia ini berjuang untuk pulih. Perhatian kemudian berbalik ke Libya dan kekerasan militer terhadap demonstran anti-pemerintah di Bahrain.

"Pasar minyak kebingungan terhadap ketidakpastian yang bergolak," kata Cameron Hanover. Pada perdagangan Nymex lainnya untuk kontrak April, minyak pemanas naik 1,8 sen ke $ 3,09 per galon dan bensin naik 2,5 sen menjadi $ 2,98 per galon. Gas alam turun 2,4 sen pada $ 4,13 per 1.000 kaki kubik.

Sumber:
http://www.metrotvnews.com/
http://dunia.vivanews.com/
http://ekonomi.inilah.com/
Share to Lintas BeritaShare to infoGueKaskus

No Response to "Perang di Libya dan Harga Minyak Dunia"

Posting Komentar

  • RSS
  • Facebook
  • Twitter
  • Promote Your Blog

Recent Posts

Recent Comments