Posted by Rifan Syambodo Categories: Label: ,
Upaya besar-besaran yang dilakukan pasukan AS dan NATO – termasuk melakukan serangan di jantung kekuasaan gerilyawan dan pembunuhan terhadap para pemimpinnya – ternyata tidak mampu menggoyahkan kekuatan Taliban di sepanjang tahun lalu, kata sejumlah pejabat militer dan diplomat. Seorang pejabat NATO pekan ini mengatakan bahwa berdasarkan perkiraan aliansi tersebut, jumlah anggota Taliban saat ini mencapai 25.000 orang, menegaskan angka yang sebelumnya disebutkan sejumlah pejabat diplomatik dan militer.


Jumlah tersebut sama dengan tahun lalu, sebelum kedatangan tambahan 40.000 orang prajurit AS dan sekutu, serta sebelum NATO melancarkan serangan di Provinsi Helmand serta di sekitar Kota Kandahar, selatan Afghanistan. Pasukan Bantuan Keamanan Internasional (ISAF) yang dipimpin AS menyimpan rapat-rapat data resmi mengenai kekuatan musuh sepanjang sembilan tahun pertempuran tersebut. Tapi, perkiraan nonmiliter AS mampu melacak pertumbuhan kekuatan Taliban, dari sekitar 500 pejuang bersenjata pada 1993 menjadi 25.000 orang pada awal 2010.

“Ini hanya perkiraan kasar karena mereka (gerilyawan) jelas tidak berdiri begitu saja dan bisa dihitung,” kata pejabat NATO yang merahasiakan namanya karena peraturan yang ada. Taliban dihadapkan dengan sekitar 140.000 prajurit ISAF yang dua pertiganya pasukan Amerika, dan lebih dari 200.000 orang personel pasukan keamanan pemerintah.

Hal ini memberikan keunggulan angka setidaknya duabelas berbanding satu, salah satu rasio tertinggi dalam perang gerilya. Saat Perang Vietnam tengah pada puncaknya, AS dan sekutunya memiliki keunggulan empat atau lima berbanding satu prajurit komunis lawan mereka. Presiden Barack Obama menggandakan jumlah pasukan AS sejak mulai menjabat dua tahun lalu dengan harapan hal itu dapat mengakibatkan Taliban kehilangan banyak anggota sebelum rencana penarikan pasukan AS dimulai awal tahun ini. Akibatnya, intensitas pertempuran meningkat pesat, jumlah korban militer ataupun sipil menembus rekor tertinggi.

Meski Taliban mampu memulihkan diri dari kekalahan di medan tempur, para komandan AS dan NATO kii menyatakan bahwa perkembangan Taliban di negara itu semakin nyata. Mereka mengatakan, ada ratusan anggota Taliban yang terbunuh dan yang lainnya dipaksa meninggalkan markas gerakan tersebut di provinsi-provinsi selatan dan timur Afghanistan.

Sementara itu, pelatihan pasukan keamanan pemerintah beranggotakan 300.000 orang kabarnya berjalan sesuai rencana yang ditetapkan dalam konferensi NATO bulan November lalu. Dalam konferensi itu, ditetapkan penyerahan secara bertahap kepada pasukan Afghanistan dan penarikan awal pasukan asing pada pertengahan tahun ini dan dirampungkan pada 2014 mendatang. “Saat kami melihat kembali pada 2010, kami melihat bahwa kami telah mencapai perkembangan yang diperjuangkan dengan sulit,” kata Sekretaris Jenderal NATO, Anders Fogh Rasmussen. “Strategi kami mantap dan kami telah menempatkan sumber daya yang diperlukan untuk mencapainya,” tambahnya.

Secara umum, para pakar militer setuju bahwa pasukan internasional telah meraih inisiatif dalam perang tersebut. “Tahun depan jelas akan lebih penting karena Taliban akan berusaha merebut kembali kawasan-kawasan yang lepas dari tangan mereka di Kandahar dan di Helmand, dan kami akan melihat apakah mereka bisa melakukannya,” katanya. “Kami juga akan melihat apakah kami mampu menciptakan institusi-intsitusi – pemerintahan, polisi, dan militer – di sana yang mampu menopang diri mereka sendiri.”

Tapi, sejumlah analis lain memperingatkan bahwa keunggulan itu dapat dibalikkan karena Taliban belum dikalahkan, hanya mundur karena dihadapkan pada kekuatan yang lebih besar. Dengan menerapkan strategi gerilya klasik, merekamenyebar ke kawasan-kawasan lain. Jovo Kapicic, purnawirawan jenderal asal Montenegro yang turut berperang dalam perang gerilya modern di Yugoslavia terjajah pada Perang Dunia II, mengatakan bahwa para gerilyawan tidak bermasalah menutup kekurangan jumlah meski banyak kehilangan.

“Gerilyawan yang mendapatkan dukungan masyarakat selalu bisa bangkit,” katanya. Taliban mendapatkan banyak dukungan dari masyarakat yang sudah muak dengan perang yang berlangsung selama sembilan tahun dan menentang kehadiran pasukan asing di negara mereka. “Banyak orang yang kini menganggap ISAF sebagai pasukan penjajah,” kata Anne Jones, seorang aktivis kemanusiaan dan pengarang yang menetap di Afghanistan. “(Mereka) kini bukan lagi bagian dari solusi, merekalah masalahnya.” 

Sumber: http://suaramedia.com/
Share to Lintas BeritaShare to infoGueKaskus

No Response to "Taliban Tak gentar Meski Pasukan Asing Bertambah"

Posting Komentar

  • RSS
  • Facebook
  • Twitter
  • Promote Your Blog

Recent Posts

Recent Comments