Posted by Rifan Syambodo
Categories:
Label:
Fakta Perang
VIVAnews - Perdana Menteri Turki, Recep Tayyip Erdogan, mengancam akan menggugat Amerika Serikat (AS) secara hukum terkait komentar seorang diplomat senior AS atas dirinya. Komentar mantan Duta Besar (Dubes) AS untuk Turki itu tertulis dalam suatu memo rahasia, yang bocor ke laman WikiLeaks.
PM Turki, Recep Tayyip Erdogan (kiri), dan Presiden
Israel, Shimon Peres
(AP photo/Keystone/Alessandro Della Bella)
Erdogan mempersoalkan komentar dari Dubes Eric Edelman pada 2004 bahwa kepala pemerintahan Turki itu menyembunyikan kekayaannya melalui rekening suatu bank di Swiss. Maka, dalam suatu pertemuan di Ibukota Ankara, Rabu 1 Desember 2010, Erdogan ingin agar pemerintah AS bertindak atas para diplomat yang "memfitnah" dia.
"Amerika Serikat harus menuntut penjelasan dari diplomat-diplomatnya, karena tidak dibenarkan bagi diplomat untuk menuduh suatu negara dengan fitnahan," kata Erdogan seperti dikutip laman stasiun televisi CNN.
"Ini adalah masalah Amerika Serikat, bukan kita. Mereka yang memfitnah kita bakal habis akibat klaim-klaim itu," lanjut Erdogan dengan raut muka marah, seperti yang juga dituturkan media-media Turki.
Baik pemerintah AS maupun Edelman belum segera memberi tanggapan saat dihubungi CNN.
Dalam suatu memo diplomatik tertanggal 12 Desember 2004, saat masih menjadi Dubes untuk Turki, Edelman menulis suatu memo mengenai Erdogan. Saat itu, Erdogan baru menjadi Perdana Menteri Turki dan mengundang kegelisahan diantara negara-negara Barat karena sikapnya yang "cenderung Islami."
Dalam laporan ke Washington, Edelman mengatakan bahwa Erdogan dipandang sebagi pemimpin yang haus kekuasaan, bersikap otoriter, dan tidak percaya dengan pihak lain. Edelman juga mengritik para penasihat Erdogan.
"Dia seenaknya melontarkan prasangka-prasangka pro-Sunni dan dengan reaksi yang emosional sehingga menghambat perkembangan kebijakan-kebijakan domestik atau luar negeri yang masuk akal dan praktis," tulis memo itu, yang dibocorkan WikiLeaks.
Edelman lalu menyinggung sejumlah rekening bank yang dicurigai. "Kami dengar dari dua kontak bahwa Erdogan memiliki delapan rekening bank di Swiss. Penjelasan dia bahwa kekayaan yang dia dapat berasal dari hadiah pernikahan dari para tamu kepada putranya dan bahwa seorang pengusaha Turki menanggung biaya pendidikan bagi seluruh keempat anaknya di AS benar-benar payah," tulis memo itu.
Erdogan bersumpah segera mundur bila terbukti dia punya rekening bank di Swiss. "Saya tidak punya uang sepeserpun di bank Swiss. Maka, kepada pemimpin oposisi dan pihak-pihak lain, saya ingin katakan bila hal itu terbukti maka saya tidak akan bertahan di posisi [PM] ini dan juga tidak lagi sebagai anggota parlemen," kata Erdogan.
• VIVAnews
PM Turki, Recep Tayyip Erdogan (kiri), dan Presiden
Israel, Shimon Peres
(AP photo/Keystone/Alessandro Della Bella)
Erdogan mempersoalkan komentar dari Dubes Eric Edelman pada 2004 bahwa kepala pemerintahan Turki itu menyembunyikan kekayaannya melalui rekening suatu bank di Swiss. Maka, dalam suatu pertemuan di Ibukota Ankara, Rabu 1 Desember 2010, Erdogan ingin agar pemerintah AS bertindak atas para diplomat yang "memfitnah" dia.
"Amerika Serikat harus menuntut penjelasan dari diplomat-diplomatnya, karena tidak dibenarkan bagi diplomat untuk menuduh suatu negara dengan fitnahan," kata Erdogan seperti dikutip laman stasiun televisi CNN.
"Ini adalah masalah Amerika Serikat, bukan kita. Mereka yang memfitnah kita bakal habis akibat klaim-klaim itu," lanjut Erdogan dengan raut muka marah, seperti yang juga dituturkan media-media Turki.
Baik pemerintah AS maupun Edelman belum segera memberi tanggapan saat dihubungi CNN.
Dalam suatu memo diplomatik tertanggal 12 Desember 2004, saat masih menjadi Dubes untuk Turki, Edelman menulis suatu memo mengenai Erdogan. Saat itu, Erdogan baru menjadi Perdana Menteri Turki dan mengundang kegelisahan diantara negara-negara Barat karena sikapnya yang "cenderung Islami."
Dalam laporan ke Washington, Edelman mengatakan bahwa Erdogan dipandang sebagi pemimpin yang haus kekuasaan, bersikap otoriter, dan tidak percaya dengan pihak lain. Edelman juga mengritik para penasihat Erdogan.
"Dia seenaknya melontarkan prasangka-prasangka pro-Sunni dan dengan reaksi yang emosional sehingga menghambat perkembangan kebijakan-kebijakan domestik atau luar negeri yang masuk akal dan praktis," tulis memo itu, yang dibocorkan WikiLeaks.
Edelman lalu menyinggung sejumlah rekening bank yang dicurigai. "Kami dengar dari dua kontak bahwa Erdogan memiliki delapan rekening bank di Swiss. Penjelasan dia bahwa kekayaan yang dia dapat berasal dari hadiah pernikahan dari para tamu kepada putranya dan bahwa seorang pengusaha Turki menanggung biaya pendidikan bagi seluruh keempat anaknya di AS benar-benar payah," tulis memo itu.
Erdogan bersumpah segera mundur bila terbukti dia punya rekening bank di Swiss. "Saya tidak punya uang sepeserpun di bank Swiss. Maka, kepada pemimpin oposisi dan pihak-pihak lain, saya ingin katakan bila hal itu terbukti maka saya tidak akan bertahan di posisi [PM] ini dan juga tidak lagi sebagai anggota parlemen," kata Erdogan.
• VIVAnews
Artikel Lainnya:
No Response to "Gara-Gara WiliLeaks, PM Turki Ancam AS"
Posting Komentar