Posted by Rifan Syambodo
Categories:
VIVAnews - Pemerintah AS menyesalkan ulah WikiLeaks yang terus menyebarkan informasi sensitif, yang diklaim sebagai bocoran memo diplomatik dari Washington. Laman dikelola Julian Assange itu dianggap sama saja memberi informasi kepada jaringan teroris al-Qaidah, saat memaparkan daftar sejumlah lokasi sumber daya dan infrastruktur yang strategis bagi AS di mancanengara.
Demikian kata jurubicara Departemen Luar Negeri (Deplu) AS, PJ Crowley, Senin 6 Desember 2010 waktu setempat. Dia mempersoalkan pemuatan suatu informasi, yang diklaim WikiLeaks sebagai memo dari Deplu kepada sejumlah Kedubes AS di mancanegara. "Melepas informasi demikian sama saja memberikan daftar sasaran kepada kelompok-kelompok seperti al-Qaidah," kata Crowley seperti dikutip kantor berita Associated Press.
Jurubicara Departemen Pertahanan (Pentagon), Kolonel David Lapan, menyebut pengungkapkan informasi itu bersifat merusak dan sama saja memberi informasi berharga ke pihak musuh.
Bernomor referensi STATE 015113, memo diplomatik itu menginstruksikan kedutaan-kedutaan besar AS di mancanegara untuk memberi perkembangan terbaru atas daftar infrastruktur yang dianggap vital bagi kesehatan publik, keberlangsungan ekonomi dan keamanan AS. Sejumlah lokasi pertambangan, pabrik, dan jalur kabel bawah laut di berbagai negara masuk dalam daftar.
Menurut memo itu, tambang dan pabrik timah di Selat Malaka, Indonesia, termasuk dalam ratusan aset yang berkatagori "infrastruktur penting dan sumber daya kunci" bagi AS. Daftar itu dimuat dalam "Critical Foreign Dependencies Initiative 2008," yang bertujuan untuk mendata sejumlah aset vital di luar negeri untuk melindungi kepentingan AS dari berbagai ancaman, baik terorisme maupun bencana alam.
Bersama Indonesia dan negara-negara lain, sejumlah wilayah di Selandia Baru turut menjadi kepentingan AS. Wilayah yang dimaksud adalah jalur kabel bawah laut di Takapuna dan Whenuapai.
• VIVAnews
Demikian kata jurubicara Departemen Luar Negeri (Deplu) AS, PJ Crowley, Senin 6 Desember 2010 waktu setempat. Dia mempersoalkan pemuatan suatu informasi, yang diklaim WikiLeaks sebagai memo dari Deplu kepada sejumlah Kedubes AS di mancanegara. "Melepas informasi demikian sama saja memberikan daftar sasaran kepada kelompok-kelompok seperti al-Qaidah," kata Crowley seperti dikutip kantor berita Associated Press.
Jurubicara Departemen Pertahanan (Pentagon), Kolonel David Lapan, menyebut pengungkapkan informasi itu bersifat merusak dan sama saja memberi informasi berharga ke pihak musuh.
Bernomor referensi STATE 015113, memo diplomatik itu menginstruksikan kedutaan-kedutaan besar AS di mancanegara untuk memberi perkembangan terbaru atas daftar infrastruktur yang dianggap vital bagi kesehatan publik, keberlangsungan ekonomi dan keamanan AS. Sejumlah lokasi pertambangan, pabrik, dan jalur kabel bawah laut di berbagai negara masuk dalam daftar.
Menurut memo itu, tambang dan pabrik timah di Selat Malaka, Indonesia, termasuk dalam ratusan aset yang berkatagori "infrastruktur penting dan sumber daya kunci" bagi AS. Daftar itu dimuat dalam "Critical Foreign Dependencies Initiative 2008," yang bertujuan untuk mendata sejumlah aset vital di luar negeri untuk melindungi kepentingan AS dari berbagai ancaman, baik terorisme maupun bencana alam.
Bersama Indonesia dan negara-negara lain, sejumlah wilayah di Selandia Baru turut menjadi kepentingan AS. Wilayah yang dimaksud adalah jalur kabel bawah laut di Takapuna dan Whenuapai.
• VIVAnews
Artikel Lainnya:
No Response to "AS: WikiLeaks Menguntungkan Bagi Al-Qaidah"
Posting Komentar