Posted by Rifan Syambodo Categories: Label:

Perdana Menteri Mesir Essam Sharaf mengatakan perjanjian perdamaian negara dengan Israel 1978, yang menormalkan hubungan dengan Tel Aviv, tidak kebal terhadap perubahan.

"Perjanjian Camp David bukan hal yang sakral dan selalu terbuka untuk didiskusikan kembali, jika hal tersebut menguntungkan daerah dan kita bisa membuat perubahan jika diperlukan," katanya dikutip oleh AFP mengatakan pada hari Kamis kemarin (15/9).

Pada bulan Februari, sebuah revolusi rakyat berhasil menggulingkan rezim diktator Hosni Mubarak di Mesir, yang tegas memihak kepada Tel Aviv selama 30 tahun pemerintahannya.

Sejak itu, negara ini telah mengalami beberapa kali aksi protes anti-Israel.

Sejumlah partai politik Mesir juga menyerukan perubahan pada perjanjian damai dengan Israel. Mesir sendiri adalah negara Arab pertama yang menandatangani perjanjian damai dengan Israel pada tahun 1978, meskipun sebelumnya Tel Aviv melakukan perang melawan negara-negara Arab, yang diikuti oleh pendudukan di hamparan luas dari wilayah Arab.

Hubungan bilateral memanas di bulan Agustus, ketika militer Israel membunuh enam penjaga perbatasan Mesir di dekat perbatasan negara itu dengan Jalur Gaza.

Terbunuhnya penjaga perbatasan itu diikuti dengan demonstrasi anti-Israel di depan kedutaan Israel di ibukota, Kairo.

Kerumunan demonstran yang marah telah menurunkan bendera Israel dari gedung kedutaan dan menuntut penghentian hubungan antara kedua belah pihak.

Duta besar Israel untuk Mesir, Yitzhak Levanon, melarikan diri ke Israel menyusul aksiprotes terakhir, dan menolak untuk kembali dengan alasan bahwa ibukota Mesir sudah tidak aman bagi Israel.(fq/prtv)

Sumber: http://www.eramuslim.com
Share to Lintas BeritaShare to infoGueKaskus

No Response to "PM Mesir: Perjanjian Damai Dengan Israel Tidak Sakral dan Dapat Diubah"

Posting Komentar

  • RSS
  • Facebook
  • Twitter
  • Promote Your Blog

Recent Posts

Recent Comments