Posted by Rifan Syambodo
Categories:
Label:
Fakta Perang
,
Perang di Afrika
,
Perang di Asia
,
Perang di Eropa
Strateginya di sini tidak terbatas dan terbuka bagi pemegang kebijakan untuk memilih adegan dan situasi yang tidak dapat diterjemahkan kecuali bahwa kita menang di sana dengan tayangan yang paling bisa memberikan kesan bagi yang menyaksikannya yang kemudian memberikan kesan umum tentang peristiwa yang terjadi. Saya sebutkan di sini dua kondisi dari perang di Afghanistan dan Irak, ketika Kabul jatuh dan pasukan AS mendarat di Pangkalan Udara Bagram, pertempuran masih menyala-nyala di wilayah lain, hanya saja Amerika sudah mulai bertingkah seakan-akan perang telah berakhir. Saya masih ingat siaran rekaman - CNN – tentang tentara AS
Di Kabul yang berbicara dengan pacarnya di Amerika yang tampak pada sebagian layar mengajaknya menikah dengannya di udara saat itu juga dengan gaya bahasa yang membekas diperasaan sebagaimana kebiasaan mereka. Padahal ini tidak lebih dari sebuah gerakan Hollywood dan perang psikologis bagi mereka yang mengerti, hanya saja bahwa adegan itu sangat membekas pada pikiran penonton daripada keterangan militer. Bahkan tidak hanya mempengaruhi penonton biasa, saya pada waktu itu berada diantara orang-orang yang ditempatkan di sekitar daerah pertempuran, saya merasa kecewa dan frustrasi oleh adegan tersebut karena adegan tersebut betul-betul mempengaruhi dan meyakinkan saya bahwa perang betul-betul sudah berakhir, tidak ada gunanya lagi apa yang kau lakukan!
Kondisi kedua adalah ekstensi dari strategi (shock dan kagum) dalam invasi Irak, yang dianggap sebagai strategi militer terbaik, yang didasarkan terutama atas dasar psikologis. Yang menjadi perhatian kita di sini adalah bahwa militer AS ketika menetralkan kota-kota Irak dalam usahanya menerobos ke jantung ibukota Baghdad tidak membuang waktu dalam pengepungan ibukota untuk menangkap Saddam Hussein, yang pada waktu itu fansnya sedang memberi salam di Adhamiya, atau melakukan penyisiran kota. Akan tetapi menuju langsung ke Lapangan Firdaus dengan beberapa kendaraan lapis baja untuk bergabung dengan beberapa prajurit bayaran berpakaian sipil dalam penggulingan patung Saddam dalam sebuah adegan yang bersemangat yang memperlihatkan kepada kita semua proyeksi psikologisnya. Meskipun banyak dari kamp-kamp militer tentara Irak masih ditempatkan barat dan utara dan timur Baghdad, akan tetapi adegan jatuhnya patung dan adegan tentara Amerika melepas helm militer dari kepala mereka dan duduk tenang dan nyaman di tengah kerumunan orang-orang yang bersuka ria di Lapangan Firdaus.
Adegan yang dipelajari secara teliti yang diproduksi dan ditayangkan dengan normal untuk disiarkan oleh saluran televisi satelit memberikan kesan kepada semua orang bahwa perang telah berakhir, telah mengakibatkan runtuhnya semangat juang dari sisa sisa tentara Irak dan Pengawal Republik. Adegan-adegan ini bukanlah hasil lukisan tangan militer tetapi hasil penelitian psikolog ahli di kalangan Bimbingan Moral tentara Amerika. Amerika benar-benar peduli terhadap aspek ini, kalau kita mencari dalam sejarah perang Amerika, kita akan menemukan semua hal tersebut! Karena mereka percaya bahwa Rambo tidak dapat menjadi Rambo dengan sendirinya! Harus ada direktur terampil dan fotografer profesional sampai Rambo mendapatkan simpati dan kekaguman serta dapat menyebarkan teror!
Biarkan saya kekanak-kanakan di sini dengan menyarankan beberapa model yang dapat diimplementasikan di masa depan untuk tujuan perang psikologis dan menunjukkan tanda-tanda kemenangan, saya yakin bahwa kembalinya Mujahidin ke wilayah - Tora Bora - yang terkenal yang akan terjadi dengan izin Allah. Tora Bora adalah benteng terakhir Afghanistan yang jatuh dalam pertempuran terberat dalam sejarah perang, media Amerika memiliki peran besar dalam membesar-besarkan daerah ini dalam aksi militer, maka semua adegan yang menggambarkan kendali Mujahidin atas Tora Bora, akan memberikan sinyal dan informasi psikologis dan judul yang jelas dan penuh tantangan. Inilah kami telah kembali!
Telah lewat dalam siroh Nabi saw bahwa Nabi SAW memberikan bendera kepada Usamah bin Zaid dan memerintahkan dia untuk berkuda menginjakkan kaki di tanah Balqa salah satu wilayah Romawi bukan untuk menaklukannya akan tetapi hanya untuk memberikan isyarat dan kesan yang Nabi saw berusaha dengan sungguh-sungguh untuk menanamkannya dalam moralitas musuh dari waktu ke waktu. Siapa saja yang memperhatikan siroh akan mendapati bahwa peperangan Nabi saw tidak pernah terlepas dari hal ini. Amerika sangat memperhatikan permasalahan tempat ini, dalam pertempuran Fallujah yang kedua, detasemen AS langsung menuju jembatan Fallujah dimana penduduk Fallujah menggantungkan bangkai salah satu orang Amerika di sana, mereka mengambil gambar bersama-sama yang berlatar belakang jembatan Fallujah agar semua orang tahu bahwa inilah kami telah kembali untuk membalas !
Adegan kedua akan membakar hati orang Amerika lebih daripada napalm dengan izin Allah. Jika Departemen As Sahab mengambil gambar khutbah massal yang terdapat di dalamnya Sheikh Osama bin Laden dan Dr Ayman al-Zawahiri dan Sheikh Sulaiman Abu Ghaith dalam waktu yang sama seperti yang dilakukan pada hari-hari pertama perang dalam suasana aman dan nyaman, tanpa ada editing tambahan kemudian dikirim melalui Al-Jazeera untuk mengumumkan bahwa dalam militer kita terdapat ratusan komentator dan analis, ahli peneliti dan penulis yang akan mengatakan bahwa perang telah berakhir di Afghanistan!
Sekarang saya tinggal mengatatkan bahwa 'ibroh adalah selalu pada akhir peristiwa, pihak yang akan memaksakan adegan akhir adalah pihak pemenang dalam perang ini. Penting disini untuk mengisyaratkan bahwa mungkin akan banyak yang menyelisihi pendapat saya ini karena berbagai alasan. Saya akan mengikuti pendapatnya jika teori menstabilkan situasi membawa kita kepada kebuntuan dan inersia dan kita tidak berhasil memecahkan teori tersebut. Saya katakan –dan taufik itu milik Allah- bahwa situasi terakhir ini- kebuntuan front (frontpontile) - tidak mengharuskan menunggu jatuhnya musuh dengan bebas, yang disangka oleh sebagian orang sehingga kita terlambat mendapatkan kemenangan karenanya, akan tetapi yang harus dilakukan adalah mencabut kemenangan dari mata musuh! Melalui aksi militer, walaupun itu menghabiskan biaya dua kali lipat.
Dari tahun-tahun yang lalu. Saya tidak bermaksud begitu brutal seperti yang dilakukan Iran dalam rencana gelombang manusia selama perang Iran-Irak, tetapi maksudnya adalah mobilisasi energi, kemampuan, dan sumber daya manusia dalam serangan besar-besaran sampai mati, seperti yang dilakukan Nabi SAW di Hudaybiyah ketika datang kepadanya berita tentang pembunuhan Osman, maka beliau berkeinginan untuk menyerang Mekah bersama siapapun yang bersama dengan beliau saat itu. Juga sebagaimana apa yang dikabarkan oleh Nabi saw dalam peperangan di Syam pada akhir zaman ketika semua kelompok yang berperang berjanji untuk tidak akan kembali kecuali setelah penaklukan!
Saat-saat penting ini bukan merupakan kerugian, bolehlah masing-masing berpendapat dan masing-masing berazam, yang penting adalah mengakhiri situasi untuk keuntungan anda sebagaimana Rusia dalam pertempuran terakhir Perang Dunia II, ketika 600 ribu tentara saat itu maju dalam usahanya mempertahankan Berlin! Karena jatuhnya Berlin merupakan kemenangan yang disepakati oleh Sekutu untuk mengakhiri perang berdarah yang tidak pernah terjadi sebelumnya dalam sejarah.
Ketika kita berbicara tentang pengumuman kemenangan atas Amerika, NATO dan pembebasan Afghanistan, kita berbicara tentang titik balik bersejarah dalam perjalanan konflik global yang akan mengubah Afghanistan menjadi pusat di mana bertolak darinya dari celah geografis, militer, ekonomi dan sumber daya manusia gerakan jihad menuju empat penjuru, ke timur menuju Pakistan dan India, ke utara menuju front Turkistan Timur, ke barat menuju Baluchistan Sunni, dan ke selatan menuju Laut Arab.
Yang akan berfungsi sebagai jembatan antara kita dan Yaman, Somalia. Ini tentu saja pada tingkat strategis umum, adapun efeknya secara langsung saya percaya bahwa kemenangan dan keberhasilan kita merubah Afganistan menjadi negara pusat yang kelompok-kelompok jihad terkait dengannya akan mengarah pada revitalisasi dari sisa front, baik di Kaukasus, Irak, Kashmir dan yang lainnya yang akan meningkatkan tekanan yang akan memainkan peranan penting dalam pembebasan puluhan ribu mujahidin yang tertawan saat ini di berbagai penjara di dunia. Dan juga peranannya dalam menampung mujahidin yang buron akibat adanya kesepakatan keamanan diantara beberapa negara untuk mengamankan kepentingan mereka,
Contoh terdekat dalam hal ini adalah apa yang terjadi pada revolusi Khomeini, para pelaku revolusi mengubah Iran menjadi negara pusat dimulai dari sana proyek Syiah global yang kita bisa melihat efek kekuatan dan pelaksanaannya hari ini. Bersamaan dengan berubahnya Iran menjadi pusat kekuatan mulailah tampak kekuatan Hizbullah di Libanon, begitu juga kekuatan Korps Badr dan Partai Dakwah mulai tumbuh dengan bantuan negara pusat (Iran) untuk mengembalikan kontrol Irak, demikian juga hal yang sama untuk Ismail Khan di Afghanistan dan Houthis di Yaman
Semua pihak ini mendapatkan kekuatan mereka dari Negara pusat. Dalam kesepakatan gencatan senjata untuk menghentikan konflik dengan tentara Irak – ketika orang-orang Iran unggul – Khomeini mensyaratkan untuk membolehkan tentara Iran melewati wilayah Irak untuk berpartisipasi dalam perang Libanon! Ini merupakan cerminan yang jelas tentang peran Negara pusat, yang dapat dimainkan di luar batas-batas geografis. Dan berbicara tentang peran masa depan Afghanistan adalah pembicaraan yang penuh duka yang tidak cukup diungkapkan dalam lembaran ini, apa yang telah disebutkan cukup untuk mewakili maksud. Wallohu a'lam, sholawat dan salam kepada Nabi kita Muhammad SAW dan semua keluarga dan sahabatnya.
Tamat
عبدالله بن Ù…Øمد
أول يوم من عام
1432جزيرة العرب
Abdullah bin Muhammad
Hari pertama 1432 HJazirah Arab
Sumber: Forum Jihad Syamikh
Terjemah: Forum Al Tawbah
Artikel Lainnya:
No Response to "Bagaiman Perang Akan Berakhir? (Tamat)"
Posting Komentar