Posted by Rifan Syambodo
Categories:
Label:
Fakta Perang
,
Perang di Afrika
Menambang Coltan (pcworld)
Laporan itu mengungkap, besarnya kebutuhan bahan tambang komponen PlayStation 2 bernama coltan, pernah menyebabkan terjadinya perang brutal di negara Republik Demokratik Kongo. Tak hanya untuk PlayStation, coltan ini juga dipakai dalam beragam perangkat, termasuk ponsel dan komputer.
'Playstation War', demikianlah julukan perang itu. Penambangan coltan senilai jutaan dollar diambil alih secara paksa dari Kongo selama perang berdarah di tahun 1998-2003 itu, oleh militer Rwanda yang didukung pemerintahnya. Bahkan aksi ini juga disinyalir didukung oleh perusahaan asing yang ingin mengeruk untung.
Memang, kebutuhan akan coltan relatif tinggi. Militer Rwanda lalu mempekerjakan banyak orang untuk menambang coltan, sebagian dari mereka mati saat bekerja karena tak mendapat fasilitas yang layak.
"Anak-anak di Kongo bekerja sampai mati di penambangan agar anak Eropa dan Amerika Serikat bisa bermain game dengan nyaman di ruang tamu mereka," demikian dikatakan mantan anggota parlemen Inggris, Oona King mengenai fenomena ini.
Pihak Sony sendiri mengklaim bahwa mereka tidak lagi menggunakan bahan coltan dari Kongo. Mereka mendapatkannya dari tempat lain dan menyatakan material yang mereka pakai berasal dari sumber yang legal.
Kongo - Konflik dan perang di Afrika seakan tak pernah berhenti. Berbagai macam penyebabnya, bahkan konsol game Sony Playstation 2 pun dianggap sebagai salah satu pemicu perang di sana.
Menambang Coltan (pcworld)
Setidaknya, itulah laporan para aktivis kemanusiaan bernama Toward Freedom yang dilansir PCWorld dan dikutip detikINET.
Laporan itu mengungkap, besarnya kebutuhan bahan tambang komponen PlayStation 2 bernama coltan, pernah menyebabkan terjadinya perang brutal di negara Republik Demokratik Kongo. Tak hanya untuk PlayStation, coltan ini juga dipakai dalam beragam perangkat, termasuk ponsel dan komputer.
'Playstation War', demikianlah julukan perang itu. Penambangan coltan senilai jutaan dollar diambil alih secara paksa dari Kongo selama perang berdarah di tahun 1998-2003 itu, oleh militer Rwanda yang didukung pemerintahnya. Bahkan aksi ini juga disinyalir didukung oleh perusahaan asing yang ingin mengeruk untung.
Memang, kebutuhan akan coltan relatif tinggi. Militer Rwanda lalu mempekerjakan banyak orang untuk menambang coltan, sebagian dari mereka mati saat bekerja karena tak mendapat fasilitas yang layak.
"Anak-anak di Kongo bekerja sampai mati di penambangan agar anak Eropa dan Amerika Serikat bisa bermain game dengan nyaman di ruang tamu mereka," demikian dikatakan mantan anggota parlemen Inggris, Oona King mengenai fenomena ini.
Pihak Sony sendiri mengklaim bahwa mereka tidak lagi menggunakan bahan coltan dari Kongo. Mereka mendapatkannya dari tempat lain dan menyatakan material yang mereka pakai berasal dari sumber yang legal.
Sumber: http://www.detikinet.com/
Artikel Lainnya:
No Response to "PlayStation Picu Perang di Afrika?"
Posting Komentar