Kumpulan Artikel Perang

VIVAnews - Kuburan massal korban perang kembali ditemukan di Vietnam. Lahan ini berisi 30 jenazah tentara komunis Vietnam Utara, yang kemungkinan tewas sewaktu Agresi Tet pada tahun 1968. Serangan serempak atas basis-basis militer Vietnam Selatan dan AS itu merupakan titik balik Perang Vietnam.

Tulang belulang para korban kekejaman Khmer Merah di Kamboja (AP Photo/Heng Sinith)

Kuburan massal ini terletak di provinsi Quang Tri, Vietnam bagian tengah. Menurut komandan militer di Quang Tri, Tran Trong Trung, kuburan massal ini ditemukan secara tidak disengaja oleh seorang penduduk saat menggali tanah untuk menanam pohon karet.

Padahal, menurut Trung, militer Vietnam sebelumnya mencari lokasi kuburan tersebut selama tiga tahun namun tidak membuahkan hasil. Pencarian mereka didasarkan atas informasi yang diberikan oleh para veteran perang Vietnam dari Amerika yang mengatakan terdapat sekitar 158 tentara yang dikubur di tempat tersebut.

Saat ini penggalian tengah dilakukan untuk mencari lebih banyak lagi jenazah di lokasi tersebut. Tidak ada dari jenazah yang bisa dikenali, identifikasi hanya dilakukan berdasarkan apa yang mereka kenakan, seperti jam tangan, ikat pinggang, ataupun jas hujan.

Tentara-tentara tersebut adalah korban serangan pada Agresi Tet pada tanggal 30 Januari 1968-1969. Saat itu, pasukan Vietnam Utara dengan gerilyawan Vietkong menyerang markas militer Vietnam Selatan yang didukung oleh Amerika Serikat dan sekutunya.

Disebut agresi Tet karena serangan ini dimulai bertepatan dengan Tet Nguyen Dan (tahun baru Imlek). Provinsi Quang Tri adalah lini depan serangan tersebut.

Agresi Tet adalah titik balik dari Perang Vietnam. Penyerangan ini membuat pasukan Vietnam Utara dan Vietkong memperoleh kemenangan psikologis dan propaganda besar-besaran sehingga menyebabkan hilangnya dukungan rakyat AS terhadap Perang Vietnam dan akhirnya pasukan-pasukan AS pun ditarik mundur.

Perang Vietnam berakhir pada tahun 1975. Sekitar 58.000 warga Amerika dan tiga juta warga Vietnam terbunuh dalam peperangan ini. (Associated Press)

Sumber: http://www.vivanews.com/