Posted by Rifan Syambodo
Categories:
Label:
Perang di Eropa
Pertempuran Berlin adalah salah satu pertempuran terakhir dari Teater Eropa Perang Dunia II. Angkatan darat Soviet yang besar di bawah pimpinan Georgy Zhukov dan Ivan Konev menyerang Berlin dari timur. Pertempuran ini berlangsung dari akhir April 1945 sampai awal Mei. Sebelum pertempuran berakhir, Adolf Hitler telah bunuh diri, dan Jerman menyerah setelah lima hari pertempuran berakhir.
Pada permulaan tahun 1945, Front Timur semakin stabil semenjak Agustus 1944 setelah peluncuran Operasi Bagration. Jerman telah kehilangan Budapest dan beberapa negara seperti Hungaria, lalu Rumania dan Bulgaria dipaksa untuk menyerah dan mengumumkan perang terhadap Jerman, serta akses ke Polandia telah terbuka bagi Tentara Merah.
Komandan Soviet, setelah aksi mereka selama Pemberontakan Warsawa, merebut Warsawa pada Januari 1945. Selama tiga hari, di garis depan yang lebar menggunakan empat Front, Tentara Merah mulai menyerang menyeberangi Sungai Narew dari Warsawa. Setelah empat hari Tentara Merah membagi-bagi pasukannya dan mulai bergerak tiga puluh sampai empat puluh kilometer per hari, mengambil negara-negara Baltik, Danzig, Prussia Timur, Poznan, dan menggambar garis 60 km timur dari Berlin sepanjang sungai Oder.
Satu serangan balasan oleh Grup Tentara Vistula yang baru dibentuk di bawah komando Reichsführer-SS Heinrich Himmler, gagal pada 24 Februari 1945, dan Uni Soviet terus bergerak maju ke Pomerania dan membersihkan sisi kanan sungai Oder. Di sebelah selatan, tiga kali usaha Jerman menggagalkan pengepungan kota Budapest telah gagal dan Budapest akhirnya jatuh pada tanggal 13 Februari 1945 ke tangan Soviet. Lalu Jerman kembali melakukan serangan balasan. Hitler memaksakan suatu tugas yang tidak mungkin untuk menduduki kembali sungai Danube. Pada tanggal 16 Maret serangan itu gagal dan Tentara Merah kembali melakukan penyerangan di hari yang sama. Pada 30 Maret mereka memasuki Austria dan menduduki Wina pada 13 April 1945.
Saat itu hanya kurang dari seperdua belas bahan bakar yang tersedia dari jumlah dibutuhkan Wehrmacht. Produksi pesawat tempur dan tank menurun tajam dan kualitasnya hanya tinggal separuhnya dibandingkan dengan tahun 1944.
Sangat jelas bahwa kekalahan Jerman akan terjadi dalam beberapa minggu, tetapi pertempuran semakin bergejolak. Nasionalisme, persyaratan menyerah tanpa syarat yang tidak diterima pihak Sekutu, dan usaha mengulur waktu agar pengungsi bisa diselamatkan ke daerah barat sebelum datangnya Tentara Merah membuat pasukan Jerman bertempur hingga akhir. Hitler sendiri bersikeras untuk bertahan di dalam kota.
Pihak Sekutu di Blok Barat sebenarnya berniat menurunkan pasukan penerjun payung untuk mengambil alih Berlin, tetapi kemudian membatalkannya. Eisenhower melihat bahwa tidak ada gunanya mengorbankan pasukan untuk menyerang kota yang sudah pasti akan diambil alih pihak Soviet. Selain itu, perintah ini tidak masuk akal jika mempertimbangkan jumlah pasukan yang tersisa dan cadangan makanan yang tersedia untuk mendukung keberadaan pasukan di dalam kota.
Penyerangan Jerman Timur
Serangan pihak Soviet ke daerah yang kemudian dikenal dengan nama Jerman Timur (DDR, Deutsche Demokratische Republik) memiliki dua tujuan. Karena kecurigaan Stalin terhadap tujuan Sekutu Barat untuk mengambil alih wilayah yang belum diinjak tentara Soviet, maka serangan ini terus maju ke depan dan berusaha secepatnya menyerang ke arah barat agar bisa menghentikan gerak Sekutu Barat untuk bergerak ke timur. Keduanya memiliki pikiran hampir serupa karena penguasaan atas wilayah tersebut tidak bisa dilakukan secepatnya kecuali jika Berlin telah diambil alih oleh salah satu blok. Pertimbangan lain adalah Berlin sendiri memiliki banyak aset strategis, contohnya Hitler sendiri dan program pengembangan bom atom Jerman.
Pada 9 April 1945, Königsberg di Prussia Selatan akhirnya jatuh ke tangan Tentara Merah. Hal ini membebaskan gerak pasukan Marsekal Konstantin Rokossovsky (2nd Belorussian Front, Front Kedua Belarusia atau 2BF) dari barat ke timur lembah sungai Oder . Selama dua minggu pertama bulan April, Soviet berhasil melakukan gerak penempatan kembali front mereka. Marsekal Georgy Zhukov berkonsentrasi di 1st Belorussian Front (Front Pertama Belarusia atau 1BF) yang ditugaskan di sepanjang sungai Oder dari Frankfurt di daerah selatan hingga ke wilayah Baltik, sampai wilayah di front Seelow Heights. Front 2BF bergerak menuju posisi yang telah dikuasai 1BF di bagian utara Seelow Heights. Saat penempatan ulang ini, beberapa kantong kosong terjadi, menyebabkan Pasukan Jerman Ke-II, yang telah terkepung di Danzig, berhasil keluar dan menyeberangi sungai Oder.
Di selatan Marsekal Ivan Konev membawa Front Pertama Ukrainia (1UF) keluar dari bagian luar Silesia ke arah barat laut menuju sungai Neisse.
Ketiga front Soviet ini berjumlah 2,5 juta orang (termasuk 78,556 prajurit dari Pasukan Polandia Pertama), 6.250 tank, 7.500 pesawat, 41.600 meriam artileri dan mortir, 3.255 truk bermuatan peluncur roket Katyusha (disebut juga dengan nama Orgen Stalin), dan 95.383 motor tempur, kebanyakan buatan Amerika Serikat.
Jenderal Gotthard Heinrici menggantikan Himmler sebagai komandan grup Vistula pada 20 Maret. Dia adalah salah satu ahli strategi bertahan di pasukan Jerman dan memulai rencana pertahanan. Dia (dengan tepat sekali) berpendapat bahwa serangan utama Soviet pasti akan terjadi melalui sungai Oder dan di sepanjang utara hingga barat autobahn. Dia memutuskan untuk tidak mempertahankan lembah di sekitar Sungai Oder dengan lebih dari sekedar pertahanan kamuflase. Sebaliknya ia memerintahkan insinyur untuk membentengi Seelow Heights yang memberikan akses pengawasan Sungai Oder di bagian mana autobahn akan melewatinya. Ia mulai mengurangi kekuatan di garis lain untuk berkonsentrasi di Seelow Heights.
Pasukan Jerman kemudian merekayasa rencana membanjiri wilayah Oder, yang telah basah di musim semi menjadi rawa dengan melepaskan air dari bendungan utama. Di belakangnya mereka membangun tiga lingkaran pertahanan yang menjangkau daerah lembah dari daerah luar Berlin. Garis ini diperkuat dengan parit anti-tank, penempatan senjata anti-tank, dan jaringan besar pagar dan bungker.
Pertempuran Oder-Noisse
Dini hari tanggal 16 April 1945, serangan ke Berlin dibuka oleh bombardiran hebat dari 16.000 artileri dan roket Katyusha oleh Soviet sepanjang hari. Tidak lama kemudian sebelum fajar, Front 1BF menyerang dengan menyeberangi Sungai Oder. Front 1UF menyerang melalui Neisse juga sebelum fajar. Front 1BF memiliki kekuatan lebih besar, tetapi memiliki penugasan lebih sulit dan harus menghadapi kekuatan terbesar Jerman.
Wajah kota Berlin setelah pertempuran berakhir. |
Serangan awal Front 1BF menjadi bencana. Heinrici mengantisipasi serangan ini dan menarik pasukan bertahannya dari pagar garis pertahanan pertama tepat sebelum Soviet menghujani mereka dengan artileri. Sinar pencari dari 143 lampu yang sebenarnya dimaksudkan untuk membutakan pasukan bertahan tertahan oleh kabut pagi dan malah memperlihatkan siluet pasukan Soviet. Lumpur rawa yang terjadi terbukti menjadi tempat persembunyian efektif dan serangan balik Jerman membuat korban di pihak Soviet menjadi bertambah banyak.
Frustrasi oleh perkembangan yang lebih lambat dari keinginan Stalin, Zhukov meenurunkan pasukan cadangan, yang sebelumnya dimaksudkan untuk mendukung gerak merangsek maju. Pada sore harinya, pasukan berhasil mendesak sejauh enam kilometer di beberapa area, tetapi garis pertahanan Jerman tetap tidak tersentuh. Di selatan, Zhukov dengan Front 1UF terpaksa melaporkan bahwa Pertempuran Seelow Heights tidak berjalan sesuai rencana. Stalin, untuk menyemangati Zhukov, mengatakan padanya bahwa ia akan memberikan izin kepada Konev untuk menggerakkan pasukan tank menuju Berlin dari arah selatan.
Pada hari kedua, jumlah anggota Front 1BF dikurangi untuk menambah dukungan bagi pasukan yang terlibat pertempuran langsung. Taktik Soviet untuk menggunakan serangan masif terbukti memberi kerugian yang sangat banyak daripada yang diperhitungkan.
Pada awal malam tanggal 17 April 1945 front Jerman di belakang Zhukov masih tersisa, tetapi hampir hancur. Di selatan, Pusat Grup Pasukan yang dikomandani Jenderal Ferdinand Schorner tidak bisa bertahan dengan bantuan persembunyian. Bagian flank Pasukan Panser Jerman Ke-IV di utara terdesak secara jumlah oleh serangan Front 1UF. Ia memutuskan untuk tetap menyimpan cadangan dua divisi panser daripada menggunakannya untuk mendukung Pasukan Panser Ke-IV. Di sinilah titik balik pertempuran terjadi, di mana saat malam, posisi Grup Vistula dan sektor selatan Pusat Grup Pasukan menjadi terpisah. Kecuali mereka bisa mengusahakan bergabung dengan Pasukan Panser Jerman Ke-IV, mereka akan dihabisi. Sebagai efek keberhasilan serangan Konev atas pertahanan pasukan Schorner yang buruk, membuat pertahanan pasukan Heinrichi yang brilian menjadi sia-sia.
Pada 18 April, kedua Front Soviet berhasil membuat perkembangan berarti, tetapi kerugian yang dialami Soviet terlalu besar dari yang seharusnya. Menjelang malam, Front 1BF berhasil mendesak ke garis pertahanan terakhir Jerman dan Front 1UF yang berhasil menguasai Forst bersiap untuk perang terbuka.
Pada 19 April Front 1BF berhasil merusakkan garis akhir pertahanan Seelow Heights dan tinggal sedikit pasukan Jerman yang menghalangi mereka dari Berlin. Sisa Pasukan Jerman Ke-IX yang mempertahankan area tersebut dan sisa Pasukan Panser Jerman Ke-IV berada dalam bahaya menghadapi penghancuran oleh Front 1UF.
Sumber: http://id.wikipedia.org/
Artikel Lainnya:
No Response to "Pertempuran Berlin"
Posting Komentar