Posted by Rifan Syambodo
Categories:
Label:
Fakta Perang
,
Perang di Asia
,
Perang di Eropa
Sebelumnya, saat Xerxes masih berada di Sardis, Sparta yang mendapat tanda bahaya rencana penyerangan Persia, membentuk Persekutuan militer kota-kota di Yunani. Persekutuan ini dibentuk musim gugur 481 SM dan diberi nama Liga Korinthia. Anggota Liga ini mendapatkan hak untuk meminta bantuan dan mengirim pasukan untuk mempertahankan diri dari serangan musuh. Selain itu hasil ramalan orakel di Delphi juga meramalkan kejadian buruk akan menimpa Athena dan Sparta sehingga wanita dan anak-anak harus segera diungsikan dari Athena.
Xerxes memasuki Eropa
Dari Hellespontus, pasukan Persia bergerak kearah barat di sepanjang pantai Thrakia, hingga mereka sampai di Doriskos. Di pantai Doriskos Xerxes mengumpulkan dan menghitung kembali jumlah pasukan. Menurut Herodotus jumlah pasukan Persia secara pastinya tidak diketahui, tapi diperkirakan jumlah keseluruhan prajurit darat 1.700.000 orang dan jumlah seluruh kapal perang dan kapal perbekalan mencapai 1207 buah. Pasukan darat dipimpin oleh enam jenderal penting Persia: Mardonius, Tritantaechmes, Smerdomenes, Maistes, Gergis dan Megabyzus. Sementara armada laut dipimpin oleh komandan Ariabignes, Prexaspes, Megabazus dan Achaemenes.
Kemudian Xerxes dan pasukan daratnya berjalan menuju Makedonia. Xerxes mengorbankan sembilan anak laki-laki dan sembilan anak perempuan di Ennea Hodoi sebelum menyeberangi sungai Strymon. Dan akhirnya seluruh pasukan tiba di Therma, bulan Juli 480 SM. Disini seluruh pasukan bisa beristirahat dan para pekerja Persia membuka jalan melalui hutan di Makedonia agar prajurit bisa melintas.
Sementara Xerxes mengirimkan utusan ke seluruh kota Yunani untuk meminta kota-kota itu menyerahkan diri dan memberikan ”tanah dan air” sebagai bukti mereka tunduk pada Kekaisaran Persia. Banyak kota Yuanni yang menyerah. Kecuali Athena dan Sparta, karena 11 tahun sebelumnya saat utusan dari Darius datang ke kedua kota tersebut, para utusan itu dilemparkan ke dalam jurang atau sumur dengan jawaban tegas: ”Gali sendiri tanah dan air yang kamu pinta!”
Pasukan Thessalia di Utara Yunani yang mendengar Xerxes telah menyeberangi Hellespontus dan telah hampir tiba di Thessalia meminta bantuan untuk menghadang pasukan Xerxes di perbatasan utara Yunani.
“Orang-orang Yunani, seharusnya jalan yang melintasi gunung Olympus dijaga oleh pasukan Yunani, selain Thessalia akan aman, seluruh kota Yunani lainnya juga akan selamat. Kami sudah cukup siap untuk ikut ambil bagian, tapi kami juga meminta bantuan pasukan yang tangguh. Karena kami seharusnya tidak ditinggalkan, sendirian tanpa perlindungan di garda depan seluruh Yunani, mati untuk melindungi kalian, sendirian tanpa bantuan. Apabila kami tidak mendapat bantuan, kami tidak dapat dipaksa untuk menahan musuh, karena kami tidak memiliki cukup pasukan. Kami tentu saja akan melakukan yang terbaik untuk keselamatan kami sendiri", demikian permohonan dari utusan Thessalia di depan Liga Korinthia.
Maka dikirimlah 10.000 Pasukan gabungan Yunani ke Thessalia lewat jalur laut. Pasukan Athena dipimpin oleh Themistokles, putra Neokles dan pasukan Sparta dipimpin oleh Euanetos, putra Karenos. Setelah berlabuh di Alus mereka menuju Tempe, lembah curam di antara Gunung Ossa dan Olympus yang merupakan jalur utama dari Makedonia di Utara menuju Athena dan kota-kota Yunani lainnya di Selatan. Disana mereka bergabung dengan pasukan berkuda Thesalia dan berkemah di Tempe selama beberapa hari.
Sampai suatu hari, utusan Alexander I dari Makedonia datang ke perkemahan dan menyarankan mereka untuk meninggalkan Tempe. Menurut utusan Makedonia itu, jika mereka tetap bertahan di Tempe, mereka akan dihabisi oleh musuh yang bisa menyerang mereka dari jalur lainnya.
Saran dari utusan itu dapat diterima dan masuk akal, sehingga pasukan Yunani mundur dan berlayar kembali ke Korinthos. Orang-orang Thessalia yang tanpa dukungan pasukan akhirnya berbalik mendukung Media, sekutu Persia dan mereka bersedia menyerahkan tanah dan air yang diminta Xerxes. Pasukan Xerxes pun sebenarnya tidak pernah melewati lembah Tempe karena mereka memutari Tempe menuju selat Sarantaporo.
Liga Korinthia akhirnya memutuskan untuk menghadang pasukan Persia di Thermopylae, karena selain lebih sempit dari jalur Tempe, tempatnya juga lebih dekat. Jalur ini adalah celah sempit, satu-satunya jalan dari Thessalia di utara menuju Athena, di sebelah Barat diapit perbukitan tinggi yang terjal yang tidak mungkin dapat didaki sementara di sebelah Timur tebing yang menjorok ke laut. Disebut Thermopylae karena di tempat ini terdapat mata air panas (thermoi) dan dahulu kala terdapat tembok berikut gerbang (pylai) yang dibangun oleh orang-orang Phokia untuk melindungi mereka dari serangan orang-orang Thessalia di utara.
Di saat bersamaan, Liga mengirim 147 kapal perang Athena dan 124 kapal perang dari kota-kota lainnya ke Artemisium. Artemisium adalah pantai di Pulau Euboea yang terletak di selat sempit Laut Thrakia yang lebar bagian tersempitnya hanya 15 meter dimana terdapat kuil Artemis. Di Artemisium, kapal-kapal Yunani akan berlabuh menanti kedatangan pasukan laut Persia. Kedua tempat ini juga saling berdekatan dan memudahkan kedua pasukan di Thermopylae dan Artemisium untuk saling berkomunikasi.
Dari orakel di Delphi, petunjuk dari para dewa telah muncul: berdoalah pada angin, karena angin akan memberi dukungan pada orang-orang Yunani. Dan kita lihat bagaimana bantuan angin membantu orang-orang Yunani dari serbuan orang-orang Persia.
Bencana di Artemisium
Pasukan Yunani di Artemisium telah mendapatkan sinyal bahwa pasukan Persia telah meninggalkan Therma. Saat 1207 kapal perang Persia berlayar di sepanjang pantai Thessalia, mereka membuang sauh di tempat yang bernama Tanjung Sepias yang sempit untuk menampung seluruh kapal Persia. Mereka terpaksa berlabuh dan melewatkan malam di lepas pantai.
Tetapi keesokan paginya, di pagi hari yang tenang, tiba-tiba badai dan angin ribut datang mengamuk dari arah timur. Kapal-kapal Persia porak –poranda dihantam badai, sebagian kandas ke pantai dan lainnya hancur remuk berkeping-keping di Tanjung Sepias. Sekurang-kurangya 400 kapal Persia hancur dan ribuan orang tewas dalam badai laut itu. Hanya 800 kapal tersisa yang berhasil mencapai Aphetae, di seberang Artemisium.
Badai berlangsung selama tiga hari dan baru di fajar hari keempat berhenti. Konon orang-orang Persia memberikan pengurbanan kepada Thetis dan per-peri laut Nereida untuk meredakan badai itu. Karena menurut orang-orang Ionia, disinilah tempat dimana Peleus melarikan Thetis dan seluruh wilayah ini dikeramatkan untuk para Nereida.
Setelah badai reda dan laut mengalir tenang, kapal-kapal Persia melanjutkan perjalanan dan mendarat di pantai Aphetae. Limabelas kapal yang berlayar paling belakang terlihat tanpa sengaja oleh pasukan Yunani di Artemisium. Komandan kelimabelas kapal ini adalah Sandoces, putra Thamasius, yang mengira kapal-kapal Yunani adalah armada Persia juga. Saat mereka menghampiri kapal-kapal Yunani itu, dengan mudah pasukan Yunani menenggelamkan mereka.
Sementara itu, Xerxes dengan pasukan daratnya berhasil melewati Thessalia dan Akhaea. Dan tiga hari lebih awal, Persia telah memasuki Malia yang berbatasan dengan Thermopylae.
Gambar 1: Pasukan berkuda Persia menurut ilustrasi seorang artis
Gambar 2: Danau Tempe dengan latar belakang perbukitan
Gambar 3: Posisi Thermopylae dan Artemisium
Gambar diambil dari http://www.livius.orgArtikel Lainnya:
No Response to "Catatan Perang Yunani-Persia 2500 Tahun Yang Lalu Bagian V"
Posting Komentar