Posted by Rifan Syambodo
Categories:
Label:
Fakta Perang
,
Perang di Afrika
,
Perang di Asia
Bagaimana revolusi di Timur Tengah dan Afrika Utara telah membawa perubahan kekuasaan yang sangat dramatis. Kurang dari setahun yang lalu, keempat orang yang paling kuat di Afrika Utara dan Timur Tengah masih dalam gelak-tawa, dan bertemu dalam konferensi.
Hari ini, satu sudah mati, satu di pengasingan, satu menghadapi pengadilan, dan satunya menunggu. Sementara itu, hanya salah satu dari mereka tetap berkuasa. Tapi, tidak bakalan lama.
Presiden Tunisia Zine al-Abidine Ben Ali, Presiden Yaman Ali Abdullah Saleh, Presiden Libya Moammar Gadhafi, dan Presiden Mesir Hosni Mubarak, mereka begitu tersenyum di depan kamera, pada pertemuan puncak para pemimpin Afrika dan Arab yang diselenggarakan di kampung halaman Gadhafi itu, Sirte, Oktober lalu.
Setahun kemudian, berlangsung pemberontakan atau revolusi di dunia Arab, yang menyapu negara-negara mereka, dan para pemimpin yang pernah ditakuti, dan dibenci, serta tidak pernah tersentuh apapun telah disingkirkan.
Presiden Tunisia Zine al-Abidine Ben Ali adalah yang pertama dari kelompok empat pemimpim yang jatuh. Kerusuhan yang berkembang, berubah menjadi revolusi memicu jatuhnya pemimpin Arab itu dari negaranya pada bulan Desember tahun lalu. Ketika penjual buah Muhammad Al Bouazizi membakar dirinya, karena pemuda yang frustrasi itu menjadi pengangguran di negara Tunisia itu.
Kemudian Al Bouazizi meninggal, tetapi tindakannya memberikan inspirasi lairnya gerakan protes massa, dan ribuan rakyat turun ke jalan untuk menuntut perubahan politik. Gerakan rakyat yang terus membesar itu, membuat Presiden Zainal al Abidin melarikan diri ke Arab Saudi, dan berakhir kekuasaannya yang sudah berlangsung selama lebih tiga puluh tahun itu.
Dampak Revolusi Arab
Ben Ali, yang telah memerintah Tunisia sejak mengambil kekuasaan dalam kudeta pada tahun 1987, melarikan diri ke Arab Saudi, tiga minggu kemudian, pada tanggal 14 Januari. Dia diadili secara in absentia karena korupsi, dan dijatuhi hukuman 35 tahun penjara.
Kemudian, pemerintahan baru di Tunisia akan mengadakan pemilihan pada akhir pekan ini, dan merupakan pemilihan pertama pasca-revolusi. Di Tunisia kekuatan utama di negeri itu, Partai An-Nahdhah, yang dipimpin Prof. Rashid Gaunushi, yang pernah hidup di pengasingan di London.
Hosni Mubarak berikutnya kehilangan cengkeraman kekuasaannya, akibat pemberontakan rakyatnya, yang berlangsung di seluruh Mesir.Ratusan ribu Mesir mendirikan kemah-kemah sebagai bentuk protes di Tahrir Square, Kairo.
Ratusan orang tewas dan terluka, saat para demonstran menyerukan pengunduran dirin Mubarak - presiden Mesir yang berkuasa sejak 1981 - gerakan itu menuntut Mubarak mengundurkan diri dan meninggalkan negara itu. Gerakan protes itu bentrok dengan pasukan pro-pemerintah yang menimbulkan banyak korban.
Mubarak awalnya menolak menyerahkan kekuasaannya, tetapi Mubarak akhirnya mundur pada tanggal 11 Februari. Sekarang Mubarak sedang diadili karena korupsi dan membunuh lebih dari 800 demonstran.
Korban terbaru dari revolusi Arab, adalah Presiden Libya Kolonel Moammar Gadhafi, seorang diktator, yang berkuasa lebih empat puluh tahun, dan kekuasaannya berakhir dengan tragis, ketika Gaddafi tewas di kota kelahirannya, Sirte, Kamis, 20 Oktober, kemarin.
Kematian Gaddafi
Gadhafi telah mengungsi ke kampung halamannya, di Sirte, tak lama setelah pejuang oposisi mengambil alih ibukota Tripoli dua bulan lalu, dan berlangsung pertempuran selama berbulan-bulan untuk menguasai kota-kota di seluruh negeri. Lebih delapan bulan pertempuran berkecamuk, antara kekuatan oposisi melawan pasukan yang setia kepada Gaddafi.
Hanya satu dari empat pemimpin Arab yang masih bertahan, yaitu Presiden Yaman Ali Abdullah Saleh, di mana dia masih bertanggung jawab - atas kerusuhan di negaranya, di mana protes damai di Sanaa, Aden dan Taiz telah menemui perlawanan sengit dari unit tentara masih setia Saleh, akibatnya meninggalkan ratusan orang yang mati.
Saleh, yang telah berkuasa sejak 1978, selamat dari upaya pembunuhan pada bulan Juni lalu, ketika istana presiden dibom, menewaskan lima orang dan melukai Saleh dan beberapa menterinya.
Ali Abdullah Saleh menghabiskan beberapa bulan di Arab Saudi, guna mendapatkan perawatan medis, akibat luka bakar dan paru-parunya mengalami luka parah, dan sekarang kembali ke Sanaa, bulan lalu.
Abdullah Saleh telah berulang kali berjanji untuk mundur sebelum pemilu presiden berikutnya, tetapi kelompok oposisi di Yaman, mengatakan ia telah melanggar janji-janji berkali-kali seperti sebelumnya.
Namun, kematian Gadhafi, seperti kartu domino yang jatuh, dan meningkatkan harapan para aktivis gerakan oposisi bahwa mereka juga dapat menggulingkan penguasa lama mereka.
Berapa lama lagi, Ali Abdullah Saleh, Bashar al-Assad, Raja Arab Saudi Abdullah, dan Raja Jordania Abdullah, yang sekarang masih bercokol, dan memegang kekuasaannya?
Mungkin tidak lama lagi. Jika mereka tidak pergi, maka rakyatnya akan memaksa mereka pergi selama-lamanya. Wallahu'alam.
Sumber: http://www.eramuslim.com
Artikel Lainnya:
No Response to "Revolusi Menyapu Penguasa Arab dan Afrika"
Posting Komentar