Posted by Rifan Syambodo
Categories:
Label:
Fakta Perang
,
Perang di Indonesia
17
September

Pengadilan Den Haag menyatakan Belanda bertanggung jawab atas pembantaian di desa Rawagede, sekarang bernama Balongsari.
Hakim ketua D.A. Schreuder secara tegas menyebut tindakan Belanda sebagai ilegal (onrechtmatig). Keputusan ini memandang Belanda bersalah karena dianggap membunuh warga sendiri. Pengadilan mendasari putusannya atas pertimbangan bahwa hukum Belanda dianggap berlaku di Hindia Belanda sampai tahun 1949.
Hakim menolak pleidoi advokat negara Belanda, G.J.H. Houtzagers, yang menyebut kejahatan tersebut sudah kadaluwarsa. Hakim memakai asas lex spesialis. Artinya pengadilan...
Posted by Rifan Syambodo
Categories:
Label:
Fakta Perang
,
Perang di Indonesia
17
September

Baru 42 tahun umurnya, ketika ia meninggal, tapi dalam hidup yang relatif singkat itu dia mampu jadi tokoh kontroversial. Inilah Jan Pieterszoon Coen, pemimpin VOC yang hidup dari 1587 – 1629. Ia dijuluki Ijzeren Jan, Jan Besi, karena kebengisannya. Artikel ini disusun bersama Jean van de Kok.
Bahkan beberapa hari sebelum menghembuskan nafasnya yang terakhir, ia masih menyiksa anak asuhnya Sarah, yang ketahuan main serong dengan seorang pelaut. Sang pelaut dihukum mati.
J.P. Coen lahir di Hoorn, kota pelabuhan cantik di Belanda Utara, dijuluki kota VOC dan juga kota musium. Kota ini...
Posted by Rifan Syambodo
Categories:
Label:
Fakta Perang
,
Perang di Indonesia
17
September

Pendudukan Jepang di Hindia Belanda masih meninggalkan goresan luka bagi banyak warga Belanda yang dulu tinggal di sana. Sampai sekarang masih banyak yang mengalami trauma.
“Pertama memang para bekas tawanan Jepang ini menderita sekali. Baik fisik maupun psikis. Kedua orang Belanda belum siap untuk kalah, tentara Belanda kalah terhadap tentara Jepang. Orang yang kalah perang akan trauma,” kata Ibrahim Isa dari Kelompok Dialog Belanda-Indonesia-Jepang, perkumpulan orang-orang yang mengalami masa suram di Hindia Belanda karena penjajahan Jepang.
Dialog
Inisiatif dialog ini berawal dari...
Posted by Rifan Syambodo
Categories:
Label:
Fakta Perang
,
Perang di Indonesia
,
Perang Saudara
16
September

Menurut Rustam Kastor dalam bukunya, Konspirasi Politik RMS dan Kristen Menghancurkan Umat Islam di Ambon-Maluku (Wihdah Press: 2000 M), sejatinya sejarah konflik antara kaum salibis dengan umat Islam adalah sebuah sejarah perlawanan yang cukup panjang. Sejarah ini sudah berjalan ratusan tahun dengan melibatkan banyak energi dan pengkajian. Jauh sebelum Bangsa Eropa tiba di Maluku, para saudagar Nusantara telah berdagang penuh kedamaian dengan masyarakat atau kerajaan-kerajaan Islam di Maluku.
Jemaat Kristen Protestan Kota Ambon usai beribadah minggu di Gereja Protestan pada
tahun 1923....
Posted by Rifan Syambodo
Categories:
Label:
Fakta Perang
16
September

Sebuah temuan dari penelitian mengenai serial kartun SpongeBob membeberkan fakta yang mengejutkan. Menurut psikolog, menonton kartun yang berjalan cepat seperti SpongeBob SquarePants dapat merusak konsentrasi dan perilaku anak.
Hasil beberapa pengujian menunjukkan bahwa anak-anak usia empat tahun yang menonton beberapa menit acara televisi populer itu kurang mampu memecahkan masalah. Selain itu, dari penelitian itu juga ditemukan bahwa anak-anak yang menonton acara itu kurang bisa memfokuskan perhatian sesudahnya dibandingkan mereka yang melihat program yang kurang ingar-bingar atau hanya...
Posted by Rifan Syambodo
Categories:
Label:
Fakta Perang
,
Perang di Indonesia
,
Perang Saudara
16
September

Sejumlah pengamat intelijen di antaranya AC Manullang dengan tegas menyatakan sinyal elemen keterlibatan asing, khususnya Amerika, dalam konflik Ambon. Kepentingan Amerika menurut Manullang untuk memperlihatkan kepada dunia bahwa Indonesia memang sarang teroris. Karena serangan kelompok kristen akan dibalas oleh kelompok Islam. Dan saat itulah, kelompok Islam mendapatkan stigma teroris.
Sinyalemen ini memang cukup kuat. Terlebih momen meletusnya konflik yang bertepatan dengan kampanye anti teroris (atau Islam) Amerika pada 11 September. Tapi pertanyaannya, kenapa Ambon? Tidak Bali, Manado,...
Posted by Rifan Syambodo
Categories:
Label:
Fakta Perang
16
September

Jeffrey Goldberg menulis di Los Angeles Times, di mana sebagai seorang ahli membuat kritik terhadap reaksi serangan teroris yang berlebihan. Mengingat orang yang mati di tenggelamkan di bak mandi dengan yang mati akibat serangan teroris sama, ujarnya.
Memang serangan teroris memiliki efek mendalam pada masyarakat dan ekonomi. Kematian sepuluh orang dalam kecelakaan tidak akan menyebabkan orang takut meninggalkan rumah mereka. Tetapi bayangkan dampak dari kematian 10 orang dalam pemboman teroris pusat perbelanjaan atau bioskop? Dan bayangkan jika itu terjadi lebih dari sekali. Dampak ekonomi...
Posted by Rifan Syambodo
Categories:
Label:
Fakta Perang
16
September

Seorang psikolog terlihat resah. Ia diberitahu oleh seorang psikolog muslim yang juga rekannya yang baru saja berhasil menasehati orangtua seorang anak. Pasalnya mungkin tidak sepele, psikolog muslim itu menerima aduan “unik” dari orang tua yang memiliki anak berusia tiga tahun.
Rupanya anak ini memiliki kebiasaan tidak lazim. Ia sering terlihat tidak bisa tenang, mudah meledak dan, juga menyimpan kebiasaan aneh: kerap menggaruk-garuk (maaf) anusnya. Lalu sebagai seorang psikolog muslim, pada orangtua si anak, ia mengatakan bahwa tingkah laku anaknya normal. Dengan ilmum psikologinya, ia...
Posted by Rifan Syambodo
Categories:
Label:
Fakta Perang
16
September

Presiden Obama melakukan kunjungan di berbagai tempat pada hari Minggu, dan ia meminta kepada seluruh rakyat Amerika Serikat untuk mengingat peristiwa 11 September. "Jangan pernah lupa," (never forget) terhadap mereka yang menjadi korban peristiwa 11 September, yang namanya diabadikan di Ground Zero, pintanya.
"Jangan pernah melupakan mereka", tambah Obama. Peristiwa yang berlangsung pada 11 September, meledaknya Gedung WTC, yang terletak di Manhattan, New York, akan menjadi memori yang bersifat abadi. Bangsa Amerika akan terus diingatkan peristiwa yang maha dahsyat, dan menewaskan lebih...
Posted by Rifan Syambodo
Categories:
Label:
Fakta Perang
,
Perang di Asia
,
Perang Saudara
16
September

Arab Saudi—negara Arab terbesar kedua—dengan kekuatan ekonomi terkaya di bidang minyak, saat ini tengah gemetar. Rakyat Arab Saudi, yang merupakan negara terbesar di kawasan Timur Tengah, tertidur karena takut kepada Sadr. 26 juta warga orang di kerajaan itu, dari timur ke barat, dan dari selatan ke utara, telah bergetar sejak pemimpin gerakan Sadr di Irak, Moqtada al-Sadr, mengancam akan menyerbu dan membakar negara mereka. Kebencian buta dan chauvinistik telah mencapai puncaknya.
Moqtada Al-Sadr tengah menjadi komoditas Syiah Iran sekarang ini. Ketika revolusi Timur Tengah meletus, Bahrain...
Posted by Rifan Syambodo
Categories:
Label:
Fakta Perang
16
September

Ada sebuah kisah menarik ditulis oleh Hamid Fahmi Zarkasy pada jurnal Islamia INSISTS Volume III no. 5 tahun 2010 yang berjudul “Equality”. Nancy, sebut saja begitu, tiba-tiba minta cerai dari James, suaminya yang seorang professional. Padahal ia sudah 10 tahun menikah. Sebagai itu rumah tangga dengan 2 orang anak, Nancy begitu menikmati kehidupannya. Penghasilan suami, sekolah anak-anak, dan kehidupan rumah tangganya tergolong sejahtera.
Di kepalanya serasa ada yang terus membisikkan tulisan Peter Berger, "The family now appears as an age-old evil. Heterosexual is rape, motherhood is slavery,...
Posted by Rifan Syambodo
Categories:
Label:
Fakta Perang
,
Perang di Afrika
,
Perang di Asia
,
Perang di Eropa
16
September

Khalifah Ottoman terakhir, Sultan Hamid II, yang digulingkan oleh sekelompok perwira militer yang dipimpin seorang opsir bernama Kemal Attaturk, dan mengubah Turki menjadi negara Republik sekuler, tahun 1924.
Imperium Ottoman berkuasa selama lebih dari 7 abad. Dengan pengaruhnya yang luas sampai ke jantung Eropa, Balkan, Asia Tengah, dan Asia, serta Timur Tengah. Kemudian dijuluki "Sick man in the Europe".
Sesudah berkuasa di Turki, Kemal Attaturk mengubah negeri itu seluruhnya. Hukum Islam dihapus, Agama Islam direduksi sampai ke titik terendah, nilai-nilai Islam dilarang dalam kehidupan...