Posted by Rifan Syambodo
Categories:
Label:
Perang di Afrika
Kendati hanya merupakan negara kecil di Afrika, nama Uganda sangat populer di dunia internasional. Tokoh yang mempulerkan Uganda hanya satu orang, Idi Amin. Uganda menjadi sangat terkenal ketika Jenderal Idi Amin Dada Oumee melancarkan kudeta terhadap presiden Milton Abote pada 1971. Yang membuat terkenal Uganda adalah sepak terjang Idi Amin saat memimpin negaranya dengan tangan besi, brutal dan selalu diwarnai banjir darah. Untuk menggambarkan Idi Amin yang kejam itu media massa bahkan sampai memberitakan jika pemimpin Uganda ini masih mempraktekkan tradisi makan daging manusia, kanibal.
Asal usul Idi Amin sendiri cukup unik dan kebrutalannya seolah terhapus oleh masa mudanya yang banyak meninggalkan kesan menyenangkan. Tapi sosok militer yang dikenal jenaka dan jago tinju itu dalam perjalanan hidupnya ternyata banyak menimbulkan petaka. Padahal semasa masih kecil dan remaja, Idi Amin lebih banyak diasuh oleh ibunya yang berasal dari suku pekerja keras. Awalnya Amin dan ibunya tinggal di kawasan penduduk yang kebanyakan berprofesi sebagai buruh di perkebunan gula. Pola hidup Idi Amin masih nomaden dan selalu berpindah dari kamp ke kamp.
Masa depan hidup Idi Amin mulai menunjukkan kejelasan ketika pada 1946, dirinya diterima sebagai tentara bagian dapur di King’s African Rifles (KAR). Resimen tentara Inggris seperti Gurkha yang waktu itu masih berkuasa di Afrika. Meskipun dalam kemampuan akademis prestasi Idi Amin sangat pas-pasan, di bidang olahraga, tentara tinggi besar dan periang ini ternyata menunjukkan keunggulan. Khususnya dalam olahraga yang kemudian membuatnya terkenal, tinju. Berkat prestasinya di bidang olahraga dan mampu melakukan pendekatan terhadap perwira Inggris, pada 1958, Amin sudah berpangkat sersan mayor dan menjabat komandan peleton. Selain itu, Amin juga selalu jadi jawara di tinju kelas berat Uganda dan makin populer.
Tahun 1961, Amin diberi pangkat Leman, pangkat yang hanya disandang oleh dua orang Uganda, mengingat perwira militer KAR masih didominasi tentara Inggris. Sebagai perwira militer yang disenangi orang Inggris, Amin juga dikenal sebagai seorang prajurit yang kejam. Salah satu bukti kekejamannya adalah ketika Amin mendapat tugas untuk membereskan suku pencuri ternak, Turkana, yang bersembunyi di negara tetangga Uganda, Kenya.
Pasukan Amin membantai sebuah desa yang ditinggali suku Turkana tanpa pandang bulu. Aksi pembantaian An sebenarnya diketahui militer Inggris dan sanksi keras pun akan dijatuhkan kepada Amin. Karena Uganda akan diberi kemerdekaan oleh Inggris hanya beberapa bulan lagi dan Perdana Menteri Uganda, Milton Abote, ternyata membela Amin, sanksi pun dibatalkan. Setelah Uganda merdeka pada 1963, Abote malah menaikkan pangkat Amin menjadi kolonel dan memberikan jabatan sebagai deputi komandan AD Berta AU Uganda.
Kolusi antara Abote dan Amin membuat keduanyaberoposisi dengan Raja Uganda, King Mutesa, sehingga situasi politik dan ekonomi Uganda mengalami goncangan. Apalagi Abote saat itu malah menaikkan pangkat Amin menjadi mayor jenderal dan menjabat komandan AU dan AD Uganda. Ketidakpuasan di kalangan militer pun merebak. Tabun 1969 sebuah upaya kudeta dan usaha pembunuhan Abote yang didalangi Brigjen Perino Okoya berhasil digagalkan. Tak lama kemudian Brigjen Perino dan istrinya ditembak coati oleh pembunuh gelap di rumahnya. Pembunuhan Brigjen Perino yang dalangnya masih simpang-siur itu ternyata membuat hubungan Abote dan Amin merenggang. Pasalnya, Abote mencurigai Amin berada dibalik pembunuhan dan kudeta Perino. Januari 1971 ketika Abote sedang menghadiri konferensi negara persemakmuran di Singapura, apa yang dikhawatirkannya terjadi. Tanga diduga Amin melancarkan kudeta. Abote memilih tak pulang ke ibukota Uganda, Kampala dan terbang menuju negara sahabatnya, Tanzania. Di negara sahabatnya itu, diam-diam Abote menyusun kekuatan. Begitu Amin berkuasa, Uganda segera dilanda banjir* darah.
Amin memerintahkan untuk membunuh semua perwira militer dan tentara yang masih mendukung Abote. Ribuan jiwa tentara melayang termasuk 32 perwira militer yang tewas saat ruang tahanannya diledakkan menggunakan dinamit. Amin juga mengusir semua orang Asia yang berwarga negara Inggris termasuk keturunannya yang lahir dan telah menjadi warga negara Uganda. Inggris, Australia, Selandia Baru dan negara-negara persemakmuran Inggris jumlahnya ribuan di Uganda jadi kalang kabut. Mereka segera berlomba mengungsikan warganya karena terancam pembantaian. Sebaliknya keputusan ngawur Idi Amin dan aksi pembantaiannya terhadap semua rivalnya menjadi berita yang sangat populer di seluruh dunia.
Akibat keputusan Amin itu, Uganda dalam waktu singkat menjadi negera terbelakang dan miskin. Pasalnya selama ini roda perekonomian Uganda dipegang para pendatang. Uganda bahkan dikenal sebagai negara hitam tanpa hukum dan kondisinya terns merosot.
Tahun 1979, pemerintahan Idi Amin akhirnya tumbang setelah dikudeta oleh tentara nasionalis Uganda yang didukung Tanzania. Amin melarikan diri ke Libya dan selanjutnya mendapatkan suakapolitik di Jedah, Arab Saudi. lull 2003, Idi Amin meninggal di Jedah. Rakyat Uganda menolak permintaan istri Amin yang menginginkan jasad suaminya dikubur di tanah kelahirannya.
Sumber: http://sejarahperang.wordpress.com/
KUDETA IDIAMIN- Mula-mula semasa masih di militer, Idi Amin merupakan pengawal setia Obote. Tapi begitu mendapat kesempatan, Amin lalu melancarkan kudeta berdarah yang memakan korban puluhan ribu nyawa. Kekuasaan otoriter Amin akhirnya tumbang dan ia memilih lari ke Arab Saudi
Asal usul Idi Amin sendiri cukup unik dan kebrutalannya seolah terhapus oleh masa mudanya yang banyak meninggalkan kesan menyenangkan. Tapi sosok militer yang dikenal jenaka dan jago tinju itu dalam perjalanan hidupnya ternyata banyak menimbulkan petaka. Padahal semasa masih kecil dan remaja, Idi Amin lebih banyak diasuh oleh ibunya yang berasal dari suku pekerja keras. Awalnya Amin dan ibunya tinggal di kawasan penduduk yang kebanyakan berprofesi sebagai buruh di perkebunan gula. Pola hidup Idi Amin masih nomaden dan selalu berpindah dari kamp ke kamp.
Presiden Obote
Masa depan hidup Idi Amin mulai menunjukkan kejelasan ketika pada 1946, dirinya diterima sebagai tentara bagian dapur di King’s African Rifles (KAR). Resimen tentara Inggris seperti Gurkha yang waktu itu masih berkuasa di Afrika. Meskipun dalam kemampuan akademis prestasi Idi Amin sangat pas-pasan, di bidang olahraga, tentara tinggi besar dan periang ini ternyata menunjukkan keunggulan. Khususnya dalam olahraga yang kemudian membuatnya terkenal, tinju. Berkat prestasinya di bidang olahraga dan mampu melakukan pendekatan terhadap perwira Inggris, pada 1958, Amin sudah berpangkat sersan mayor dan menjabat komandan peleton. Selain itu, Amin juga selalu jadi jawara di tinju kelas berat Uganda dan makin populer.
Tahun 1961, Amin diberi pangkat Leman, pangkat yang hanya disandang oleh dua orang Uganda, mengingat perwira militer KAR masih didominasi tentara Inggris. Sebagai perwira militer yang disenangi orang Inggris, Amin juga dikenal sebagai seorang prajurit yang kejam. Salah satu bukti kekejamannya adalah ketika Amin mendapat tugas untuk membereskan suku pencuri ternak, Turkana, yang bersembunyi di negara tetangga Uganda, Kenya.
Pasukan Amin membantai sebuah desa yang ditinggali suku Turkana tanpa pandang bulu. Aksi pembantaian An sebenarnya diketahui militer Inggris dan sanksi keras pun akan dijatuhkan kepada Amin. Karena Uganda akan diberi kemerdekaan oleh Inggris hanya beberapa bulan lagi dan Perdana Menteri Uganda, Milton Abote, ternyata membela Amin, sanksi pun dibatalkan. Setelah Uganda merdeka pada 1963, Abote malah menaikkan pangkat Amin menjadi kolonel dan memberikan jabatan sebagai deputi komandan AD Berta AU Uganda.
Kolusi antara Abote dan Amin membuat keduanyaberoposisi dengan Raja Uganda, King Mutesa, sehingga situasi politik dan ekonomi Uganda mengalami goncangan. Apalagi Abote saat itu malah menaikkan pangkat Amin menjadi mayor jenderal dan menjabat komandan AU dan AD Uganda. Ketidakpuasan di kalangan militer pun merebak. Tabun 1969 sebuah upaya kudeta dan usaha pembunuhan Abote yang didalangi Brigjen Perino Okoya berhasil digagalkan. Tak lama kemudian Brigjen Perino dan istrinya ditembak coati oleh pembunuh gelap di rumahnya. Pembunuhan Brigjen Perino yang dalangnya masih simpang-siur itu ternyata membuat hubungan Abote dan Amin merenggang. Pasalnya, Abote mencurigai Amin berada dibalik pembunuhan dan kudeta Perino. Januari 1971 ketika Abote sedang menghadiri konferensi negara persemakmuran di Singapura, apa yang dikhawatirkannya terjadi. Tanga diduga Amin melancarkan kudeta. Abote memilih tak pulang ke ibukota Uganda, Kampala dan terbang menuju negara sahabatnya, Tanzania. Di negara sahabatnya itu, diam-diam Abote menyusun kekuatan. Begitu Amin berkuasa, Uganda segera dilanda banjir* darah.
Amin memerintahkan untuk membunuh semua perwira militer dan tentara yang masih mendukung Abote. Ribuan jiwa tentara melayang termasuk 32 perwira militer yang tewas saat ruang tahanannya diledakkan menggunakan dinamit. Amin juga mengusir semua orang Asia yang berwarga negara Inggris termasuk keturunannya yang lahir dan telah menjadi warga negara Uganda. Inggris, Australia, Selandia Baru dan negara-negara persemakmuran Inggris jumlahnya ribuan di Uganda jadi kalang kabut. Mereka segera berlomba mengungsikan warganya karena terancam pembantaian. Sebaliknya keputusan ngawur Idi Amin dan aksi pembantaiannya terhadap semua rivalnya menjadi berita yang sangat populer di seluruh dunia.
Akibat keputusan Amin itu, Uganda dalam waktu singkat menjadi negera terbelakang dan miskin. Pasalnya selama ini roda perekonomian Uganda dipegang para pendatang. Uganda bahkan dikenal sebagai negara hitam tanpa hukum dan kondisinya terns merosot.
Kisah kepemimpinan Obote dan Amin yang mewarnai Uganda malah diterbitkan dalam sebuah buku Recollections of Uganda under Milton Abote and ldi Amin, sehingga pembaca bisa mendalami karakter dua pemimpin yang semula akrab tapi kemudian saling bermusuhan itu
Tahun 1979, pemerintahan Idi Amin akhirnya tumbang setelah dikudeta oleh tentara nasionalis Uganda yang didukung Tanzania. Amin melarikan diri ke Libya dan selanjutnya mendapatkan suakapolitik di Jedah, Arab Saudi. lull 2003, Idi Amin meninggal di Jedah. Rakyat Uganda menolak permintaan istri Amin yang menginginkan jasad suaminya dikubur di tanah kelahirannya.
Sumber: http://sejarahperang.wordpress.com/
Artikel Lainnya:
No Response to "Kudeta Idi Amin di Uganda"
Posting Komentar