Posted by Rifan Syambodo
Categories:
Label:
Fakta Perang
,
Perang di Asia
Kementerian Pertahanan Inggris dituding telah sengaja "berjudi dengan darah dan nyawa prajurit" karena telah memangkas jumlah uang yang dikeluarkan untuk mengembangkan sistem pemantauan yang mampu mendeteksi bom pinggir jalan di Afghanistan.
Pemangkasan tersebut merupakan bagian dari pengurangan jumlah anggaran untuk bidang penelitian di Kementerian Pertahanan Inggris.
Tahun depan, anggaran Kementerian Pertahanan yang dialokasikan untuk pengembangan senjata dan teknologi baru secara efektif akan dipangkas hingga seperempatnya. Hal tersebut membuat banyak proyek yang telah direncanakan sebelumnya harus menghadapi bayang-bayang pembatalan.
Kementerian Pertahanan awalnya telah mengalokasikan £544 juta dalam anggaran inovasi dan teknologi tahun 2010/2011. Dengan adanya pemangkasan, maka dana penelitian "hanya" akan tersisa £439 juta.
Kementerian Pertahanan baru-baru ini mengeluarkan pengakuan bahwa salah satu diantara sekian pos anggaran yang mengalami pemangkasan adalah pengerjaan sistem "C4ISTAR".
C4ISTAR merupakan singkatan dari Command, Control, Communications, Computers – Interlligence, Surveillance and Reconnaissance (Komando, Kontrol, Komunikasi, Komputer – Intelijen, Pengawasan, dan Mata-Mata). C4ISTAR merupakan serangkaian pesawat-pesawat berpilot dan tanpa awak yang dipergunakan untuk mengumpulkan data berupa foto dan mendengarkan pembicaraan pasukan musuh, informasi tersebut kemudian dikirimkan kembali kepada para komandan lapangan.
ISTAR dapat dipergunakan untuk menangkal ledakan bahan peledak yang telah dikembangkan (IED). Jenis bom tersebut telah "memangsa" puluhan orang personel militer Inggris dan melukai ratusan orang lainnya. Ada sejumlah perkiraan yang menyebutkan bahwa 80 persen korban jiwa yang jatuh di kubu pasukan Inggris bersumber dari ledakan IED.
Para komandan mempergunakan sistem ISTAR seperti pesawat tanpa awak untuk memonitor para perakit bom Taliban yang menanam bahan peledak, serta untuk mendengarkan pembicaraan para gerilyawan mengenai lokasi-lokasi penanaman bahan peledak.
Para pemimpin militer dan politisi oposisi telah mengatakan bahwa kemampuan ISTAR amat penting untuk melindungi para personel lapangan Inggris di medan tempur Afghanistan.
Sebelum mengundurkan diri dari jabatannya sebagai pucuk pimpinan militer pada musim panas lalu, Sir Richard Dannatt telah meminta para menteri kabinet Inggris untuk meningkatkan sumber daya ISTAR yang tersedia di Afghanistan, untuk mencegah lebih banyak kematian pasukan Inggris akibat ledakan bom pinggir jalan.
Sebagian besar rincian proyek pertahanan tersebut ditutup rapat, namun Kementerian Pertahanan Inggris juga membenarkan bahwa sistem pertahanan peluru kendali yang baru juga tengah dibidik untuk menjadi target pemotongan anggaran.
Pengerjaan pengembangan kendaraan dan persenjataan konvensional juga akan menjadi sasaran pemangkasan.
Mengenai hal tersebut, Kementerian Pertahanan Inggris berkata, "Lingkup program-program penelitian di masa mendatang yang mengalami pemotongan anggaran adalah bidang Maritim, Darat, Udara, persenjataan, C4ISTAR, dan sistem pertahanan peluru kendali balisitk. Pemotongan tersebut sejalan dengan rencana sebelumnya, sebagai konsekuensi pengurangan pengeluaran dalam bidang penelitian."
Kementerian Pertahanan menambahkan bahwa pihaknya tidak memiliki rencana untuk membatalkan kontrak yang sudah ada dalam bidang penelitian.
Ben Wallace, anggota parlemen dari Partai Tory sekaligus merupakan mantan perwira militer yang pertama kali mengungkapkan mengenai pemotongan anggaran penelitian tersebut, mengatan bahwa kegagalan dalam mengembangkan sistem ISTAR yang baru adalah hal yang tidak bertanggungjawab.
Dia mengatakan: "Pemotongan itu akan memberikan peluang bagi Taliban untuk mengatasi kesenjangan kekuatan dan juga teknik yang kita pergunakan. Kita baru akan mampu memastikan keamanan pasukan jika mengucurkan dana yang dialokasikan untuk pengembangan.
"Merampok masa depan guna membiayai kegiatan masa kini adalah hal yang salah. Hal itu sama saja dengan berjudi dan mempertaruhkan darah dan nyawa prajurit kita sendiri," katanya.
Para pemimpin industri pertahanan memperingatkan bahwa dampak pemangkasan anggaran pertahanan akan amat terasa di garis depan pertempuran.
Ian Golden, ketua badan perdagangan dalam bidang keamanan, pertahanan dan ruang angkasa, mengatakan bahwa pemangkasan biaya penelitian militer akan menimbulkan akibat negatif, baik dalam operasi militer maupun upaya pemulihan resesi jangka pendek.
Dia menambahkan: "Jumlah dana yang dikeluarkan untuk melakukan penelitian dan perkembangan adalah sebuah faktor penting dalam kualitas dan kecakapan perlengkapan pertahanan di medan tempur."
Komite Pertahanan parlemen Inggris tengah memeriksa kembali kontribusi yang diberikan sistem ISTAR terhadap misi Inggris di Aghanistan.
Bukti-bukti yang dikirimkan dalam penyelidikan tersebut menunjukkan bahwa memang ada kekurangan signifikan dalam jumlah personel terlatih yang diperlukan untuk mengoperasikan sistem ISTAR di Afghanistan. (dn/tg)
Sumber: http://suaramedia.com
Artikel Lainnya:
No Response to "Menteri Pertahanan Inggris Berjudi Dengan Nyawa Tentaranya"
Posting Komentar