Posted by Rifan Syambodo
Categories:
Label:
Fakta Perang
Temujin adalah seorang remaja dari bangsa Mongol yang memiliki visi mempersatukan suku-suku Mongol yang terpecah belah dan saling bertikai. Dengan berbagai kualitas dan kelebihannya, pemuda berusia 20 tahun itu akhirnya berhasil mencapai cita-citanya dan bertransformasi menjadi seorang panglima perang terhebat di dunia, Genghis Khan.
Dengan strategi perang yang cerdas, walaupun tidak dimungkiri "dibumbui" dengan kekejian, Genghis Khan melakukan penaklukan dan mendirikan kekaisaran darat dengan wilayah terluas di dunia pada awal abad ke-13. Dia hanya butuh waktu 20 tahun untuk menduduki dan menguasai wilayah yang setara dengan empat kali wilayah kekuasaan Alexander Agung dan dua kali daerah penaklukan Romawi.
Genghis Khan mampu melakukannya dengan berbagai kelebihan dan karakter kepemimpinan alami yang dimilikinya. Yang menurut John Man, penulis buku ini, tidak dipunyai oleh para pemimpin modern, baik di bidang bisnis maupun pemerintahan.Kelebihan itu adalah kemampuan Genghis Khan terus mengembangkan kualitasnya untuk mencapai level yang lebih tinggi. Berdasarkan Peter Principle, seseorang akan terusmendapat promosi jabatan hingga dia mencapai tahap ketika dia ndak dapat dipromosikan lagi.
Lain halnya dengan Genghis Khan, di setiap jenjang peningkatan "karier"-nya, dia selalu belajar hal-hal baru. Kualitas inilah yang dianggap oleh lohn Man masih relevan dengan kepemimpinan kontemporer yang dituangkannya lewat 21 pelajaran kepemimpinan dari sang penakluk paling gemilang dalam sejarah.Ada enam dasar kepemimpinan yang dimiliki oleh setiap pemimpin, tentunya ada di diri Genghis Khan. Pertama, visi yang jelas, kemudianmemilih orang yang tepat, lalu yang ketiga adalah mendelegasikan tugas kepada orang pilihan tadi, keempat adalah konsisten terhadap prinsip utama tetapi fleksibel pada hal-hal yang bukan prinsip utama, kelima adalah memberi penghargaan pada keberhasilan, namun, keenam, mengatasi kegagalan dengan cepat dan belajar dari kegagalan itu.
Ada kualitas kepemimpinan Genghis Khan yang ndak tercakup dalam enam prinsip dasar di atas, di antaranya adalah mau menerima kritik dan tidak menutupi kekurangannya. Penguasa yang lemah cenderung menutupi kekurangannya dengan mengklaim diri sebagai orang pandai.Namun pemimpin besar seperti Genghis Khan dapat mengakui kekurangannya dan tidak gengsi meminta bantuan kepada pihak lain untuk menutupi kekurangan itu. Genghis Khan dari bangsa pengembara buta huruf menggandeng orang bukan Mongol. Dia merekrut Tatar-Tonga dari bangsa Uighur yang sudah mengenal tulisan untuk menuliskan hukum dan mencatat sejarah kehidupan serta penaklukan yang dirangkum dalam Wie Secret History.
Genghis Khan juga tidak segan mengangkat rekan yang lebih pintar dan cerdas dibanding dirinya, contohnya Yelu Chucai dari bangsa Liao untuk mendampinginya. Tidak seperti pemimpin pemerintahan dan perusahaan saat ini yang menganggap orang terbaik dan berbakat bukan sebagai aset, tetapi lebih sebagai ancaman. Peresensi adlah Siti Khalifah K, Praktisi pendidikan dan penikmat buku.
Sumber: http://bataviase.co.id
Dengan strategi perang yang cerdas, walaupun tidak dimungkiri "dibumbui" dengan kekejian, Genghis Khan melakukan penaklukan dan mendirikan kekaisaran darat dengan wilayah terluas di dunia pada awal abad ke-13. Dia hanya butuh waktu 20 tahun untuk menduduki dan menguasai wilayah yang setara dengan empat kali wilayah kekuasaan Alexander Agung dan dua kali daerah penaklukan Romawi.
Genghis Khan mampu melakukannya dengan berbagai kelebihan dan karakter kepemimpinan alami yang dimilikinya. Yang menurut John Man, penulis buku ini, tidak dipunyai oleh para pemimpin modern, baik di bidang bisnis maupun pemerintahan.Kelebihan itu adalah kemampuan Genghis Khan terus mengembangkan kualitasnya untuk mencapai level yang lebih tinggi. Berdasarkan Peter Principle, seseorang akan terusmendapat promosi jabatan hingga dia mencapai tahap ketika dia ndak dapat dipromosikan lagi.
Lain halnya dengan Genghis Khan, di setiap jenjang peningkatan "karier"-nya, dia selalu belajar hal-hal baru. Kualitas inilah yang dianggap oleh lohn Man masih relevan dengan kepemimpinan kontemporer yang dituangkannya lewat 21 pelajaran kepemimpinan dari sang penakluk paling gemilang dalam sejarah.Ada enam dasar kepemimpinan yang dimiliki oleh setiap pemimpin, tentunya ada di diri Genghis Khan. Pertama, visi yang jelas, kemudianmemilih orang yang tepat, lalu yang ketiga adalah mendelegasikan tugas kepada orang pilihan tadi, keempat adalah konsisten terhadap prinsip utama tetapi fleksibel pada hal-hal yang bukan prinsip utama, kelima adalah memberi penghargaan pada keberhasilan, namun, keenam, mengatasi kegagalan dengan cepat dan belajar dari kegagalan itu.
Ada kualitas kepemimpinan Genghis Khan yang ndak tercakup dalam enam prinsip dasar di atas, di antaranya adalah mau menerima kritik dan tidak menutupi kekurangannya. Penguasa yang lemah cenderung menutupi kekurangannya dengan mengklaim diri sebagai orang pandai.Namun pemimpin besar seperti Genghis Khan dapat mengakui kekurangannya dan tidak gengsi meminta bantuan kepada pihak lain untuk menutupi kekurangan itu. Genghis Khan dari bangsa pengembara buta huruf menggandeng orang bukan Mongol. Dia merekrut Tatar-Tonga dari bangsa Uighur yang sudah mengenal tulisan untuk menuliskan hukum dan mencatat sejarah kehidupan serta penaklukan yang dirangkum dalam Wie Secret History.
Genghis Khan juga tidak segan mengangkat rekan yang lebih pintar dan cerdas dibanding dirinya, contohnya Yelu Chucai dari bangsa Liao untuk mendampinginya. Tidak seperti pemimpin pemerintahan dan perusahaan saat ini yang menganggap orang terbaik dan berbakat bukan sebagai aset, tetapi lebih sebagai ancaman. Peresensi adlah Siti Khalifah K, Praktisi pendidikan dan penikmat buku.
Sumber: http://bataviase.co.id
Artikel Lainnya:
No Response to "Belajar Memimpin Ala Genghis Khan"
Posting Komentar